Ketika saya melihat akun Instagram dari Bupati Karawang, Ibu Cellica Nurrachadiana, ada salah satu postingan yang begitu menarik perhatian. Yaitu postingan mengenai finishing renovasi Alun-alun Karawang, yang letaknya persis di depan Masjid Agung Karawang. Dalam unggahan tersebut, beliau menuturkan bahwa Alun-alun Karawang akan rampung dan siap digunakan sebelum akhir tahun nanti.
Seperti yang kita tahu, alun-alun merupakan sebuah pusat kehidupan kota yang menjadi saksi sejarah dan perubahan. Renovasi tersebut mudah-mudahan mengembalikan masa jayanya ketika dulu. Meskipun secara selera pribadi saya kurang suka desainnya, tapi tetap kita perlu apresiasi. Dan saya harap, warga Karawang menjaga betul Alun-alun ini nantinya, sebab, tempat ini tak pernah biasa saja untuk Karawang.
Sebuah pusat kehidupan yang mati suri
Dulu Alun-alun Karawang memang begitu ramai pengunjung. Namun beberapa tahun ke belakang, tempat ini seperti mati suri. Entah apa yang terjadi, tapi memang seperti itulah dunia, ia terus berubah, dan mengubah yang sudah-sudah.
Tapi, dengan renovasi ini, saya pikir nantinya Alun-alun ini akan mulai hidup. Sentuhan segar macam taman yang lebih hijau dan desain yang lebih modern, saya pikir akan menghidupkan lagi yang kita kira sudah mati.
Melestarikan identitas sejarah
Alun-alun Karawang bukan hanya sekadar tempat berkumpul. Lebih dari itu Alun-alun merupakan bagian dari sejarah dan identitas kota. Hampir setiap kota “memulai hidupnya” dari alun-alun, dan Karawang tak terkecuali.
Nggak percaya? Lihat betapa vitalnya peran alun-alun di Jogja. Meski skalanya jelas berbeda, tapi esensinya masih sama.
Baca halaman selanjutnya: Bukan hanya sebidang tanah…