Suzuki Carry 1000 milik keluarga kami dulu kerap dipandang sebelah mata lantaran dianggap tak bertenaga.
Saya dan bapak terkadang menyempatkan untuk sekadar ngobrol bersama di malam hari. Banyak hal yang biasanya kami obrolkan. Salah satunya adalah pengalaman bapak saat masih muda dan perjuangannya untuk bisa membeli sebuah mobil. Kadang, di sela-sela obrolan kami juga membandingkan antara satu merek mobil dengan mobil lainnya. Semua kami bahas, mulai dari suspensi mobil, bahan bakar, hingga perkara ban.
Terhitung sejak awal menikah hingga sekarang, bapak sudah ganti mobil sebanyak dua kali. Mobil pertamanya adalah Suzuki Carry 1000. Sedangkan mobil kedua adalah Suzuki Futura yang pernah saya ceritakan di sini. Kali ini, saya akan membahas mobil pertama bapak yang memiliki jasa besar dalam hidup saya. Mobil itu adalah Suzuki Carry 1000 keluaran tahun 1985 yang kerap dipandang sebelah mata lantaran dianggap tak bertenaga.
Alasan memilih Suzuki Carry 1000
Berdasarkan penuturan bapak saya, blio memutuskan untuk membeli mobil ini karena saya. Kok bisa anak kecil seperti saya menjadi alasan bapak untuk membeli mobil?
Jadi ceritanya begini. Dulu, bapak meminjam mobil Suzuki Carry 1000 dari kakak perempuannya alias bude saya. Saat mobil mau dikembalikan, saya yang masih kecil merengek dan menangis nggak memperbolehkan mobil itu dikembalikan. Selain itu, dulu keluarga kami tengah merintis usaha toko kelontong. Akhirnya setelah mempertimbangkan aspek ekonomi dan manfaat, bapak memutuskan untuk membeli mobil keluaran tahun 1985 tersebut.
Saking luasnya bisa buat menaruh barang kulakan
Meskipun sudah berumur, salah satu faktor yang membuat bapak akhirnya membeli Suzuki Carry 1000 adalah kapasitas mobil ini. Mobil ini mampu menampung sekitar 7 orang dewasa. Dua orang di kursi depan, dua orang di kursi tengah, dan tiga orang di kursi belakang. Kursi tengah memang hanya mampu menampung dua orang lantaran di sebelah pintu tengah ada space kosong yang memudahkan penumpang masuk ke kursi belakang.
Orang tua saya yang memulai usaha toko kelontong memanfaatkan mobil tersebut untuk berbelanja ke daerah Purbalingga kota setiap seminggu sekali. Lantaran barang dagangan yang cukup banyak, sebelum berangkat biasanya bapak melepas jok tengah dan jok belakang. Hal ini dilakukan bapak agar barang dagangan bisa masuk semua ke dalam mobil. Fyi, model jok mobil ini nggak bisa dilipat, makanya tiap mau belanja harus dibongkar dulu.
Baca halaman selanjutnya
Siapa bilang Suzuki Carry 1000 nggak bertenaga?