Tahun lalu, kita diperkenalkan dengan tampilan uang rupiah baru yang dikeluarkan Bank Indonesia. Rupiah kertas Tahun Emisi (TE) 2022 yang dikeluarkan bertepatan dengan hari jadi Republik Indonesia yang ke-77, 17 Agustus 2022. Tampil dengan “wajah” dan ukuran kertas yang baru, tentu pecahan seribu hingga seratus ribu ini banyak diburu oleh masyarakat. Ya, namanya uang baru, siapa pun jelas langsung ingin memilikinya bukan.
Secara desain uang, saya pribadi mengatakan bahwa untuk TE 2022 ini merupakan yang paling cantik. Pun dengan ukuran, untuk saudara-saudara kita yang—maaf—buta, tentu perbedaan panjang kertas pada setiap pecahan akan sangat membantu agar tidak keliru. Terakhir adalah keamanannya, dilengkapi dengan benang pengaman microlenses yang diklaim sulit untuk dipalsukan. Ya, sepakat atau tidak, peredaran uang palsu di sekitar kita masih banyak dan tak jarang kita temukan pada rupiah edisi sebelum-sebelumnya.
Di balik keistimewaan yang diberikan uang rupiah TE terbaru ini, tentu ada beberapa kekurangan yang mungkin minor tapi sangat fatal efeknya jika terjadi di lapangan. Ya, saya sedang membicarakan warna yang mirip antara uang Rp2 ribu baru dan Rp50 ribu lama yang sering tertukar.
Daftar Isi
Kita terbiasa membedakan uang berdasarkan warna
Masyarakat Indonesia sepertinya sudah sangat terbiasa membedakan nominal uang berdasarkan warna. Meskipun setiap nominal rupiah memiliki gambar pahlawan yang berbeda-beda, yang tentu sangat membantu membedakan besaran mata uang, pada beberapa kesempatan—saat terburu-buru misalnya—kita masih sering melakukan kesalahan dalam menarik uang di dompet hanya karena color pallete yang mirip.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang-bincang dengan seorang driver ojek online yang sama-sama sedang mengantre untuk mengambil uang di mesin atm. Sambil menunggu antrean, saya dan blio melakukan perbincangan ringan terkait orderan. Hingga akhirnya, percakapan itu melebar ke masalah uang baru, driver ojek online tersebut bercerita bahwa dirinya baru saja melakukan kesalahan fatal saat ingin memberikan uang kembalian.
Alih-alih ingin memberikan kembalian Rp12 ribu, blio justru memberikan selembar Rp10 ribu dan Rp50 ribu kepada pelanggannya. Pahitnya, pelanggan tersebut juga tidak sadar bahwa yang ia terima bukanlah nominal yang seharusnya.
Hingga saya pun membaca sebuah kegaduhan di Twitter beberapa hari silam, ternyata banyak juga masyarakat yang kegocek perihal warna uang TE terbaru. Meskipun Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa pecahan Rp50 ribu lama berwarna biru, sedangkan pecahan Rp2 ribu baru condong ke abu-abu, tetap saja tak mengubah bahwa keduanya memiiki gradasi warna yang serupa.
Mimpi buruk penderita buta warna parsial
Terkait warna uang yang mirip-mirip tersebut, saya pun iseng bertanya kepada rekan saya yang memiliki kondisi buta warna parsial. Perihal salah mengambil nominal uang sudah menjadi permasalahannya sejak lama. Saat saya tanya alasan mengapa bisa sampai keliru, alasannya pun terbilang sama, yakni karena terburu-buru atau saat uang itu terlipat.
Hingga akhirnya, mulai beberapa tahun silam, dirinya sudah membiasakan diri untuk tidak melihat uang hanya dari warna. Melainkan lebih fokus untuk mengecek nominal sebelum memberikannya kepada orang lain.
Untuk lebih fokus ke angka, alih-alih warna, tentu ini menjadi sebuah pekerjaan rumah yang agaknya cukup besar bagi masyarakat. Alasannya jelas, karena sejak dulu kita terbiasa membedakan nominal uang berdasarkan warna. Dengan kata lain, ya nggak mau ribet aja.
Sulit memilih warna untuk Rp2 ribu
Kita tentu sudah mengetahui bahwa warna yang digunakan pada rupiah tentu berdasarkan spektrum warna pelangi, yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Dan di sinilah kebingungan memilih warna mulai terjadi.
Merah jelas dimiliki nominal terbesar, yakni Rp100 ribu. Sementara biru sudah dipunyai Rp50 ribu. Pun dengan hijau, yang jadi kepunyaan Rp20 ribu. Warna nila dan ungu yang mirip, sudah dipakai di nominal Rp10 ribu. Sisanya jingga dan kuning telah digunakan di pecahan Rp5 ribu dan Rp1.000. Hanya Rp2 ribu yang kesulitan mendapatkan warna, dan abu-abu, bagi saya sudah merupakan warna yang pas.
Tapi entah kenapa, untuk warna abu-abu di rupiah pecahan Rp2 ribu TE 2022 kok rasa-rasanya sedikit kebiru-kebiruan. Hal ini sangat kontras warnanya dengan warna abu-abu pada TE 2009, atau saat logonya Pangeran Antasari. Meskipun rupiah TE 2022 ini memiliki ukuran yang berbeda-beda, ya tetap saja, kesalahan tarik di dompet dan berujung penyesalan akan kerap terjadi.
Penulis: Devandra Abi Prasetyo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Uang Kertas Indonesia dengan Desain Terkeren.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.