Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ende, Jejak-jejak Lahirnya Pancasila

Faiz Romzi Ahmad oleh Faiz Romzi Ahmad
2 Juni 2019
A A
ende

ende

Share on FacebookShare on Twitter
Tentang lahirnya Pancasila sebagai ideologi negara, di mana dan siapa pencetusnya memang sampai sekarang masih diperdebatkan. Tapi kita patut menaruh perhatian pada Bung Karno ikhwal perdebatan ini.

Hari ini kita semua, bangsa Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila. Tanggal 1 Juni adalah hari di mana Bung Karno mengemukakan pidatonya di khalayak umum yang disampaikan oleh Bung Karno dalam sidang BPUPK (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan) tepatnya pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep serta formula awal “Pancasila” untuk pertama kali dipublikasikan dalam format pidato oleh Bung Karno sebagai falsafah bangsa untuk menyambut negara Indonesia merdeka.

Berbicara Bung Karno dan Pancasila kita tidak bisa lepas dari Ende—sebuah daerah di Flores, Nusa Tenggara Timur. Ende menyimpan jejak-jejak perumusan dan perenungan Pancasila oleh Bung Karno dan menjadi rahim bagi lahirnya Pancasila.

Ende adalah tempat pembuangan Bung Karno setelah masa penjaranya di Sukamiskin. Ia menghabiskan waktu empat tahun selama pengasingan bersama istrinya terkasih—Inggit Garnasih—, ibu mertuanya, dan anak angkatnya—Ratna Djuami.

Sebelum ia diasingkan ke Ende, Soekarno adalah sosok pelajar muda yang aktif dalam mengamati dan giat dalam percaturan konstelasi politik nasional. Saat ia belajar di Surabaya, ia mukim di rumah HOS Tjokroaminoto, seorang pemikir dan politikus Islam terkenal pada masanya—pemimpin Sarekat Dagang Islam sebelum bertransformasi menjadi partai politik yaitu Sarekat Islam. HOS Tjokroaminoto memberi banyak pengaruh pandangan politik dan keagamaan Bung Karno saat itu.

Ketika melanjutkan studi ke Bandung, Bung Karno aktif menerbitkan surat kabar yang dicetak di Drukerij Economy. Kebetulan A. Hassan, tokoh ormas Islam Persis (Persatuan Islam) juga mencetak surat kabarnya di Drukerij Economy. Tentunya mereka sering bertemu di percetakan itu, dan A. Hassan turut memberikan pengaruh pandangan politik dan keagamaan Bung Karno.

Kedekatan antara Bung Karno dengan A. Hassan berlangsung lama—sampai pada masa Bung Karno dipenjara di Sukamiskin, A. Hassan adalah sosok yang paling sering menjenguk dan memberikan buku sebagai bahan bacaan untuk Bung Karno. Dan hubungan kedekatan ini yang Bung Karno sendiri menganggap A. Hassan sebagai gurunya berlangsung sampai pada masa pengasingannya ke Ende.

Kampung nelayan yang ditetapkan oleh pihak kolonial Belanda sebagai tempat pengasingan terbuka bagi Bung Karno ini dijalani dengan kegiatan berkebun dan bertani oleh beliau, pun tidak lupa membaca buku dan koran yang ia dapat disekitar tempat pengasingannya.

Bung Karno menekuni dan mendalami ajaran Islam disini, beberapa buku keislaman ia baca mulai dari fiqih, sejarah Islam sampai pemikiran dan gerakan politik para tokoh Islam.

Baca Juga:

Nagekeo, Surabaya Kedua di Pulau Flores

Surat Terbuka buat para Tukang Serobot Antrean: Kalian Nggak Punya Malu Atau Nggak Punya Otak, sih?

Di Ende ia berbalas surat dengan A. Hassan, kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 2 sampai 3 tahunan dari 1934 sampai 1936. Di dalam surat menyurat itu tertuang segala keresahan kejumudan umat Islam Indonesia, kritik atas kehidupan umat dalam berbagai segmen mencakup sosial, politik, pendidikan, kenegaraan, dan lain-lain. Surat-surat ini sangat penting dan memiliki nilai historis yang amat berarti.

Selain surat-menyurat dengan tokoh modernis Islam Bandung  A. Hassan, Bung Karno tidak pernah surut sifat cerdas berakalnya. Di beberapa kesempatan ia bersahabat dengan orang-orang lintas iman—untuk menggali dan mempertajam intelektualitas yang dimilikinya.

Semisal hasil dari persahabatannya lintas iman adalah dukungan dari para pastor kepada Bung Karno dalam memperjuangkan pengusiran imperialis Belanda dari tanah pertiwi dan ini menarik spirit Bung Karno agar bisa melakukannya. Juga beberapa interaksi dengan masyarakat lokal yang turut menambah wawasan Bung Karno.

Dari pergulatan pemikiran kebangsaan dan keagamaan Bung Karno adalah terbuahkan dengan formula ia terkait platform kolektif bangsa Indonesia.

Ende menyimpan jejak sejarah dan keberadaannya tidak bisa kita negasikan sebagai perenungan atas lahirnya Pancasila. Empat tahun di Ende adalah masa indah—momen kedekatan dengan keluarga yang sama-sama dalam pengasingan, mata air spiritualitas dan religiusitas, sekaligus rahim dan kontemplasi perumusan Pancasila.

Sebelum meninggalkan Ende, Bung Karno sempat menanam pohon Kokara—sejenis pohon yang berdaun lima. Lalu di kemudian hari, pohon itu ia beri nama “pohon Pancasila”. Konon Bung Karno merenungkan butir-butir mutiara kebangsaan yang menjadi pokok-pokok pikiran Pancasila di sini.

Ende telah menjadi bagian sentral dari histori dinamika perjalanan bangsa—ia adalah tempat kontemplasi Bung Karno dalam merumuskan Pancasila dan rahim atas lahirnya Pancasila yang sekarang kita peringati.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: EndeFloresPancasila
Faiz Romzi Ahmad

Faiz Romzi Ahmad

ArtikelTerkait

danau kelimutu

Danau Kelimutu di Ujung Rindu

13 Juli 2019
definisi pancasilais sejarah hari lahir pancasila 1 juni 1945 mojok.co

Pancasilais dan Tidak Pancasilais Itu Gimana Cara Ngukurnya sih?

11 September 2020
nasionalis

Haruskah Menjadi Nasionalis agar Humanis?

22 Agustus 2019
Sudah Betul Kalista Iskandar, Pancasila bukan untuk Dihafal, tapi untuk DiamalkanSudah Betul Kalista Iskandar, Pancasila bukan untuk Dihafal, tapi untuk Diamalkan

Sudah Betul Kalista Iskandar, Pancasila bukan untuk Dihafal, tapi untuk Diamalkan

10 Maret 2020
3 Hal yang Harus Dihindari Saat Berkunjung ke Flores

3 Hal yang Harus Dihindari Saat Berkunjung ke Flores

30 September 2023
orang flores

Rasanya Jadi Orang Flores di Jakarta

29 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.