Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Evolusi Nama Orang Jawa: Mulai dari Paijo hingga Vairus Abdul Covid

Annisa Herawati oleh Annisa Herawati
22 April 2021
A A
Evolusi Nama Orang Jawa_ Mulai dari Paijo hingga Vairus Abdul Covid terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Zaman berkembang dengan cepat dan memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, termasuk manusia-manusia di Tanah Jawa. Salah satu hal yang menarik sebagai dampak dari perubahan zaman, yaitu turut berubahnya tren pemberian nama orang Jawa. Sulit sekali menemukan nama Paijo dan Joko pada generasi yang lahir tahun 1990-an dan 2000-an. Justru saat ini terjadi fenomena pemberian nama-nama unik dan njelimet di kalangan orang Jawa, contohnya Queenzha, Syalshabyila, dan yang terbaru muncul nama Vairus Abdul Covid.

Seratus tahun yang lalu, nama orang Jawa cenderung singkat dan njawani sekali, misalnya Tukijan, Tukiran, dan Tuminah. Perubahan pola pemberian nama mulai berubah sekitar tahun 70-an. Askuri dan Joel Corneal Kuipers (2018) dalam penelitiannya menyebutkan perubahan pola ini disebabkan karena orang Jawa semakin melek dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tak terlepas dari peran Orde Baru yang mengadakan program wajib belajar 9 tahun. Kebijakan Orde Baru yang mewajibkan setiap WNI memeluk satu agama turut berpengaruh terhadap perubahan pemberian nama pada orang Jawa. Sehingga memunculkan budaya baru, yakni semakin maraknya pemberian nama Islam murni di kalangan orang tua Jawa.

Sebenarnya sebelum Orde Baru berkuasa, orang Jawa sudah mengenal nama-nama yang berbau Islami. Hanya saja pada masa lampau, nama dengan kesan Islam tulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan lidah Jawa. Misalnya, Abdul Hamid menjadi Dul Kamit, Ali menjadi Ngali, dan Shofiyah menjadi Supiah.

Selain semakin murninya pemberian nama yang memiliki unsur Islam, nama orang Jawa di masa sekarang semakin panjang. Jika nama orang Jawa era dulu cukup dengan satu suku kata, sekarang dua suku kata sudah dianggap ketinggalan zaman. Nama sekarang minimal terdiri dari tiga suku kata, bahkan ada pula yang sampai tujuh suku kata. Susunan nama-nama tersebut biasanya campuran dari nama Arab, Indonesia, Sansekerta, dan nama asing dari berbagai belahan dunia.

Saya punya pengalaman menemukan pola unik penulisan nama anak zaman sekarang ketika mendapat tugas penelitian di SD. Penulisan nama anak zaman sekarang cenderung unik dan menurut saya justru njlimeti. Misalnya, ada tiga anak yang bernama Alisa dalam satu kelas. Ternyata penulisan nama Alisa tadi bisa berbeda untuk setiap anak. Ada yang ditulis Alisha, Aleesha, dan Alysha. Fenomena ini ternyata tak hanya terjadi di SD tempat saya mengajar saat itu. Melainkan sudah menjadi suatu kelumrahan di era masyarakat Jawa saat ini.

Nama merupakan suatu yang sakral bagi masyarakat kita. Nama dianggap sebagai doa, sebuah harapan agar sang anak mendapat nasib baik, dan terhindar dari malapetaka. Nama dianggap sebuah prestigious bagi masyarakat kita yang cenderung konsumtif karena semakin mapannya perekonomian masyarakat. Dengan demikian, setiap orang berlomba-lomba memberikan nama yang unik yang tidak bisa disamai oleh orang lain sebagai sarana untuk mendapat sebuah pengakuan.

Disinyalir pemberian nama-nama unik akan berlangsung langgeng di kalangan masyarakat Jawa. Perubahan pemberian pola nama ini bukan berarti kultur asli orang Jawa menghilang. Justru fenomena baru ini menjadi bukti betapa abadinya kepribadian asli orang Jawa yang gemar memadukan suatu hal baru dengan kebudayaan mereka. Orang Jawa sejak dulu dikenal terbuka dengan suatu hal baru yang datang di lingkungan mereka. Perubahan pemberian pola nama menunjukkan betapa kreatifnya masyarakat kita. Karena bisa jadi hal ini hanya ditemukan di masyarakat kita dan tidak terjadi di belahan bumi lainnya.

BACA JUGA Mengabadikan Nama Pengarang Novel ‘Ketika Cinta Bertasbih’ Menjadi Nama Anak Pertama Saya yang Lahir di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal05 dan tulisan Annisa Herawati lainnya.

Baca Juga:

Akibat Menyandang Nama Aneh, Seumur Hidup Nama Saya Dikira Typo: Sekali Lagi, Saya Dinas, Bukan Dimas!

Serba Salah Orang Jawa yang Lahir dan Besar di Sumatra: Mengaku Jawa Ribet, Mengaku Sumatra Nggak Dipercaya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 April 2021 oleh

Tags: Budayamemberi nama anaknama anakorang jawa
Annisa Herawati

Annisa Herawati

Cah asli Blitar

ArtikelTerkait

Mempertanyakan Orang Jawa Tulen yang Masih Bingung dengan Istilah Bahasa Jawa “Selawe”, “Seket", dan “Sewidak” Mojok.co

Mempertanyakan Orang Jawa Tulen yang Masih Bingung dengan Istilah Bahasa Jawa “Selawe”, “Seket”, dan “Sewidak”

22 Mei 2024
media sosial nama akun pakai nama anak itu ngeselin posting foto anak di media sosial mojok.co

Akun Medsos Pribadi Diganti Pakai Nama dan Foto Anak Itu Buat Apa sih?

1 April 2020
chelsea islan

Meski Nama Mirip Perempuan, Saya Tetap Chelsea Tapi Bukan Chelsea Islan

7 Agustus 2019
Repotnya Orang yang Punya Nama Panjang dan Susah Dilafalkan terminal mojok.co

Repotnya Orang yang Punya Nama Lengkap Panjang dan Susah Dilafalkan

17 Februari 2021
Hargai Orang yang Belajar Bahasa Jawa, dong. Jangan Sedikit-sedikit Dibilang Nggak Pantas terminal mojok.co

Bingungnya Penutur Bahasa Jawa Memilih Panggilan

27 Desember 2020
belanda di maluku cinta dan benci mojok.co

Belanda di Maluku: Antara Cinta dan Benci

5 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.