Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Nggak Memberi Sontekan Itu Bukan Berarti Pelit, kalau Goblok Jangan Nyolot deh!

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
29 Januari 2021
A A
Nggak Memberi Sontekan Itu Bukan Berarti Pelit, kalau Goblok Jangan Nyolot deh!
Share on FacebookShare on Twitter

Kemarin tanpa sengaja saya melihat video di TikTok, di mana ada seorang cewek yang tengah menyindir teman sekolahnya dulu yang pelit memberi sontekan. Dalam video itu si cewek bertanya tentang kabar teman sekolahnya itu, apakah dengan kepelitannya itu mereka sudah menjadi menteri atau presiden?

Sebenarnya konten semacam ini sudah bertebaran di mana-mana. Konsepnya sih sama, pada menghujat orang-orang yang kikir memberikan jawaban ketika ulangan atau ujian. Saya kira orang-orang yang membuat video atau konten semacam ini adalah mereka yang memiliki kenangan buruk di masa sekolahnya ketika ujian. Sehingga setelah lulus dari sekolah, mereka masih menaruh dendam pada siswa pelit jawaban ini.

Gini ya, sebelum saya meneruskan tulisan ini. Ada baiknya orang itu paham tentang arti pelit dan jujur. Mereka juga sebaiknya mengerti perbedaan dari berbagi ilmu dan berbagi sontekan. Saya setuju sekali, kalau ada siswa yang cerdas atau pintar di kelas tapi enggan menjelaskan tiap kali ditanya tentang materi pelajaran itu memang menyebalkan sekali. Apalagi ngomongnya mereka juga belum mengerti, juga nggak bisa, atau juga belum belajar. Tapi, pas keluar nilai ujiannya, mereka dapat 100. Kalau mau menghujat manusia seperti itu, oke, saya juga mau ikutan lah.

Menyembunyikan ilmu itu juga dilarang dalam agama. Kalau kita memang pintar dalam hal itu, tidak ada salahnya menerangkan atau menjelaskannya pada teman yang belum mengerti. Tapi memberi sontekan itu sudah beda hal. Pernah ikut pelajaran PPKn saat di SD dulu kan ya? Di sana sudah dijelaskan dengan gamblang bahwa menyontek dan memberi sontekan itu merupakan perbuatan tercela atau tidak baik seorang siswa. Itu merupakan perilaku tidak jujur.

Cobalah hargai juga teman yang pintar itu. Mereka pintar itu juga nggak didapat secara instan. Mereka harus membaca buku ketika teman yang lain sibuk membaca status di media sosial. Mereka mengerjakan tugas dan belajar, ketika teman yang lain asyik bermain dan nongkrong. Mereka bangun tengah malam untuk mengulas pelajaran ketika teman yang lain enak terlelap tidur. Lah, pas ulangan kok dengan mudahnya mereka menodong jawaban. Mbok ya coba sebelum ngomong kayak gitu, bayangin aja dulu kalau ada di posisi mereka kira-kira mau nggak berbagi jawaban kayak gitu?

Misal ginilah, kita bekerja keras siang dan malam. Rela hidup sederhana dan tidak foya-foya agar hidup makmur. Lah, pas tabungan sudah banyak, lalu ada teman yang tiba-tiba menodong minta jatah uang biar dia ikutan kaya dan biasa foya-foya? Nggak perlu melihat dari sisi toleransi atau welas asih sih, cukup dilihat dari mata orang awam saja. Kira-kira bermoral nggak sih orang yang kayak gitu? Udah gitu kalau nggak dikasih lalu maki-maki bilang dia pelit nggak mau berbagi. Hmmm

Nggak perlu jelasin ke saya rasanya jadi orang oon yang nggak ngerti pelajaran. Saya sudah paripurna, dari SD itu bodohnya nggak ketulungan. Nggak bodoh sih sebenarnya, hanya saja saya itu malas belajar. Tapi, saya sadar diri kok, meski bodoh tapi saya pantang menyontek ke teman. Padahal depan dan belakang tempat duduk saya itu dua siswa pintar di kelas. Tapi, saya nggak pernah minta sontekan ke mereka. Toh, ini risiko karena saya malas belajar ini. Kalau dapat nilai jelek yah sudah konsekuensinya dong. Pernah waktu itu saya ranking 32 dari 36 siswa.

Setelah SMA, saya mulai tobat. Saya mulai rajin membaca dan belajar. Saya tiap hari bangun jam dua pagi untuk mengulas pelajaran, sehingga tiap di kelas saya dikoyak-koyak ngantuk. Di saat teman-teman seusia saya sibuk main, saya fokus belajar dan belajar. Alhasil, saya jadi ranking satu di kelas. Lalu seperti biasa, teman-teman saya juga sering mengata-ngatai saya pelit dan nggak peduli dengan teman yang bodoh. Kata mereka, “Pinter dipek dewe!”

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Jadi Affiliator TikTok Nyesek, Kelihatan Santai dan Cuan padahal Komisinya Gaib

Padahal saya sangat welcome sekali jika diajak diskusi masalah pelajaran. Kalau ada yang mau mengerjakan tugas atau minta diajarin, rumah saya selalu terbuka untuk teman-teman saya. Tapi ya itu, mereka pada nggak mau belajar tapi sekalinya bertanya langsung pas ulangan atau ujian. Kalau saya nggak mau ngasih jawaban dibilangnya pelit atau nggak setia kawan. Katanya orang kayak gitu kalau mati nanti bakalan dikubur sendiri. Wkwkwk.

Memangnya apa hubungannya orang jujur itu dengan menjadi menteri atau presiden sih? Setahu saya ya, karyawan atau pegawai yang jujur itu biasanya justru kalau memiliki jabatan yang tinggi bakalan melalui proses yang lama dan panjang banget. Soalnya mereka mengikuti prosedur yang ada, nggak mau instan alias nyogok gitu. Sering di perusahaan saya dulu, orang-orang jujur gitu malah terasingkan dan nggak naik-naik jabatannya, bahkan ada yang mengalami penurunan jabatan. Soalnya mereka nggak mau menghalalkan apa yang haram walau yang haram itu sudah seperti hal yang dihalalkan dalam lingkungan tersebut.

Kadang heran aja, orang yang berbuat jujur itu justru dianggap abnormal, tidak manusiawi, dan antisosial. Makanya kalau korupsi itu berkembang biak ya wajar saja, soalnya orang yang nggak korupsi itu bakalan dianggap sok suci dan tidak wajar.

Gara-gara hal ini banyak siswa pintar dan tidak memberi sontekan di sekolah yang dikucilkan oleh teman-temannya. Mereka disalahkan karena tidak mau membantu temannya. Tidak setia kawan gitulah. Padahal kalau ditelisik, orang yang menyalahkan temannya yang pintar karena pelit ngasih sontekan ini merupakan orang yang suka melemparkan kesalahannya pada orang lain. Mereka yang nggak belajar, tapi temannya yang disalahkan karena nilainya jelek.

Kalau di dunia nyata orang-orang semacam ini bakalan suka melemparkan kesalahan ke orang lain ketimbang introspeksi diri. Sudah salah malah nyalahin orang. Orang kayak gini mungkin kalau pinjam duit nggak dikasih, juga bakalan maki orang yang nggak ngasih dengan sebutan pelit deh kayaknya, tanpa pernah tahu gimana susahnya nyari duit dan tanpa peduli keperluan orang itu juga banyak. Orang jenis gini pasti bakalan dengan enteng bilang, “Sudah kebeli Tesla berapa unit orang yang pelit dipinjemin duit itu yah?”

BACA JUGA Kelakuan Norak Alumnus Sekolah Saat Datang ke Mantan Sekolahannya dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Januari 2021 oleh

Tags: pelitsontekantiktok
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Memilih Prabowo Subianto karena Gemoy Itu Sesat, Prestasinya Banyak, Masak Milih karena Tren TikTok doang

Memilih Prabowo Subianto karena Gemoy Itu Sesat, Prestasinya Banyak, Masak Milih karena Tren TikTok doang

5 November 2023
Nonton Film di TikTok, Pelarian Ketika Link Film Ilegal Dibasmi Mojok

Nonton Film di TikTok, Pelarian Ketika Link Film Ilegal Dibasmi

2 Januari 2024
10 Lagu TikTok Viral yang Sebenarnya Enak, tapi Mengganggu di Telinga Terminal Mojok

10 Lagu TikTok Viral yang Sebenarnya Enak, tapi Mengganggu di Telinga

26 Juni 2022
Strategi Dagang Ci Mehong, Penjual Tanah Kuburan yang Viral di TikTok

Strategi Dagang Ci Mehong, Penjual Tanah Kuburan yang Viral di TikTok

2 Juni 2023
Beli Skincare karena Racun TikTok Adalah Hal Bodoh terminal mojok.co

Beli Skincare karena Racun TikTok Adalah Hal Bodoh

7 Oktober 2021
Jadi Affiliator TikTok Nyesek, Kelihatan Santai dan Cuan padahal Komisinya Gaib

Jadi Affiliator TikTok Nyesek, Kelihatan Santai dan Cuan padahal Komisinya Gaib

21 Juni 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.