Tetangga adalah perwakilan saudara kita saat sesuatu musibah menimpa sedangkan saudara kita berada di jarak yang cukup jauh. Namun, tetangga juga bisa menjadi suatu hal yang menjengkelkan saat sifat resek mereka mulai muncul. Mulai dari omongan-omongan yang menyinggung di balik pintu sampai ke perkataan sarkas yang dilontarkan secara terang-terangan. Jadi tetangga ada dua macam, yang siap sedia membantu saat kita susah dan yang hanya bisa iri dan dengki dengan apa yang kita punya.
Kita berhasil membeli sofa baru untuk ruang tamu tetangga resek langsung menyebarkan berita “Pasti hasil kredit bank mingguan”. Kita berhasil beli mobil mendadak dari cuan saham gorengan yang tiba-tiba meroket, bisa dipastikan tetangga resek akan bilang “pasti hasil ngepet”. Atau yang lebih miris lagi, rumah kita jelek, kendaraan juga sederhana, tapi berhasil menjadi sarjana juga akan dikomen “katanya lulusan S1, kok nggak ada hasilnya”. Serba salah memang kalau punya tetangga seperti ini.
Terkadang yang diimpikan orang kota untuk tinggal di desa karena suasana yang asri dan pemandangan alam menawan itu nggak sepenuhnya benar. Kalian tinggal di kota yang memang semrawut dan bising, tapi ketika pulang ke rumah kan nggak ada tetangga resek semacam itu, paling tetangganya pulang ke rumah juga akan langsung tidur karena capek seharian bekerja. Jadi setidaknya di rumah kalian bisa tenang dengan tetangga yang kebanyakan individualis, nggak suka ngurus kehidupan orang lain.
Coba jika pindah ke desa, kaya dikit aja kalian pasti dirasani, Yang miskin aja dirasani apalagi yang kaya. Entah orang-orang macam ini ada dari kapan dan dari mana. Tapi, jika kalian suka nonton serial Radha Krishna di ANTV, pasti kalian akan mengenal sosok bibi Jatila dan kedua anaknya. Nggak yakin sih kalian tau tentang serial ini, pasalnya jam tayangnya berbarengan dengan jam tayang sinetron Ikatan Cinta yang lagi hits dengan cerita tentang percintaan Mas Al dan Andin.
Sebenarnya, serial Radha Krishna juga menceritakan percintaan antara Krishna dan Radha, tapi karena mengandung sejarah dan juga cerita bijak, maka saya lebih suka nonton serial Radha Krishna. Krishna adalah jelmaan Dewa Wisnu sedangkan Radha adalah jelmaan Dewi Laksmi yang turun ke dunia untuk mengajarkan tentang cinta kepada manusia. Nah dalam serial ini ada sosok tetangga resek yang selalu san-rasan juga iri serta dengki terhadap Krishna dan Radha.
Apa pun yang Krishna dan Radha lakukan selalu saja dikomen. Meskipun semua orang di seluruh Mathura mencintai Krishna dan Radha setelah Krisna mengalahkan Raja Kamsa yang perkasa dan membebaskan rakyat Mathura dari raja kejam, Bibi Jatila dan kedua anaknya tetap saja membenci mereka. Memang jika sudah dasarnya tidak suka kepada seseorang, akan sulit sekali mengubah penilaiannya meskipun berbagai macam kebaikan sudah dilakukan. Bibi Jatila ini reseknya level Dewa. Saya sering geregetan lihat mimik mukanya.
Namun, dari Bibi Jatila inilah saya paham bahwa ternyata tetangga resek dan suka san-rasan sudah ada sejak zaman dewa dewi dulu. bahkan sekelas jelmaan Dewa Wisnu saja pernah dibuat kerepotan karena ulah tetangga yang suka usil macam bibi Jatila. Kedengkian memang sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa dulu. Bisa dilihat kan dari kelakuan Qabil yang membunuh Habil karena sifat iri dan dengki yang tak tertahan seperti yang tertera dalam QS Al-Maidah: 27-31.
Jadi tetangga resek nan menyebalkan macam Bibi Jatila dan beberapa tetangga di sekitar kita ini sudah ada sejak zaman Nabi Adam dulu. Dalam menghadapi tetangga macam itu yang terbaik adalah jangan dihiraukan, kalau dihiraukan justru akan membuat sakit hati sendiri. Kalau kata pepatah “anjing menggonggong, kafilah berlalu.” Kata orang Jember “settel kopok” alias pura-pura tuli aja kalau ada yang ngerasani.
Itu hanya cara mereka untuk denial bahwa mereka sebenarnya tidak mampu melakukan apa yang kita lakukan. Akar san-rasan sudah ada sejak zaman dahulu dan pasti sulit dihilangkan, yang bisa kita lakukan adalah berteman dengan orang-orang positif dan menjauhi orang toxic. Atau ternyata malah kita sendiri yang toxic?
BACA JUGA Nasib Punya Rumah Samping Tukang Kayu yang Berisik Nggak Karuan dan tulisan Sigit Candra Lesmana lainnya.