8 Lagu Band Post Hardcore yang Pasti Ada di Playlist Ponsel Nokia Milikmu

jerinx musik hardcore rock post hardcore punk mojok

post hardcore punk mojok

Ponsel baru selalu memberimu rasa bahagia. Di tahun 2000-an, Nokia Xpress Music adalah gerbang masuk ke dunia penuh gaya. Nokia Xpress Music di tahun segitu dah mirip iPhone lah kalau di masa kini. Masa-masa hape belum lazim diisi kuota internet memang penuh kenangan dan kebiasaan unik.

Kalau masa kini orang ingin mendengarkan suatu lagu tinggal berselancar di Spotify, kalau jaman dulu berbeda. Kita harus bertukar lagu untuk bisa mendengarkan lagu lain. Orang yang sering update lagu terbaru adalah pusat perhatian. Orang ini biasanya tak henti-hentinya menghidupkan bluetooth agar lagu tetap terkirim tanpa hambatan. Pada masa ini, lagu-lagu Blink-182 dan My Chemical Romance begitu jamak ditemukan. Sampai suatu masa, si bandar ini membawa lagu yang aneh, penuh teriakan, namun begitu enak untuk didengarkan bersama.

Beriringan dengan kematian MTV Indonesia (pada jaman saya) dan muncunya MySpace sebagai wadah band-band menunjukan kebolehannya, muncul sebuah sub genre yang mencuri perhatian bocah-bocah SMP kala itu. Post hardcore adalah pengiring masa-masa muda dengan penuh kegilaan, kemarahan, dan terpenting mengenal apa itu patah hati.

Orang-orang menyebutnya dengan istilah emo. Nggak tahu aslinya post-hardcore apa bukan, pokoknya nyebutnya emo. Lirik puitis nan galau, dinyanyikan dengan teriakan vokalis, dandanan yang gelap, menjadi simbol anak-anak SMP pada masa itu. Dan beberapa lagu post hardcore di bawah ini, pasti ada dan selalu ada di daftar playlist ponsel Nokiamu yang tiap ada SMS masuk, warna merah kelap-kelip di sisi samping.

Alesana-Apology

Album mereka, “On Frail Wings of Vanity and Wax”, yang keluar pada tahun 2006 memang tak pernah mengecewakan. Daftar andalan seperti “Ambrosia”, “Congratulations, I Hate You”, dan puncaknya “Apology” adalah lagu andalan ketika diputuskan cintanya oleh kembang sekolah. Terlepas dari curhatan saya, scream Shawn Milke dan growl Dennis Lee mewakilkan segenap rasa sakit bocah-bocah SMP saat itu.

Killing Me Inside-The Tormented

Terlepas dari konflik internal antara dua kubu founder band ini, orientasi musik punggawa mereka saat ini, dan keraguan mengenai musikalitas mereka, Killing Me Inside formasi awal benar-benar menakutkan. Dan lagu “The Tormented” yang diisi oleh Sansan dan Onad sebagai lapisan, adalah versi terbaik dari lagu ini.

Saosin-You’re Not Alone

Lagu ini membawa Saosin menuju puncak kejayaan. Sangat cocok dengan kondisi anak SMP saat itu, di mana sedang bribik cewek yang sudah punya pacar dan si cewek itu malah disakiti sama pacarnya. Duh, dek. Dan lagu ini, pasti ada di playlist Nokia milikmu, hooh kan?

Asking Alexandria-A Prophecy

Saya dapat lagu ini dari “bandar” dan, walau pada saat itu nggak tahu artinya, lagu ini seakan mewakili rasa marah-marah yang entah pengin marah sama siapa. Lagu ini mewakili rasa ingin misuh yang pada saat itu kata-kata seperti jancuk, asu, dan bajingan begitu tabu. Melalui lagu ini lah semua sarat tersalurkan. Tapi, di album “Stand Up and Scream” ini memang solid sejak awal, mulai dari “Alerion” sampai “When Everyday’s the Weekend”.

Sleeping with Sirens-If I’m James Dean, You’re Audrey Hepburn

Banyak yang mengatakan SWS bukan siapa-siapa tanpa Kellin Quinn. Saya sepakat, namun meragukan jika Kellin melakukan debut solo akan sesukses seperti di SWS. Dan dalam lagu ini, layaknya sebuah penasbihan bahwa mangsa pasar mereka adalah anak muda tanggung yang baru meraba-raba apa itu cinta.

From First To Last-Emily

Kebanyakan teman saya merubah nama “Emily” menjadi nama bribikannya. Jadi, ketika sing along, bagian reff menjadi hancur seketika ketika nama gebetan mereka ucapkan. Nah, yang jadi masalah, ada tiga teman saya yang mengganti nama “Emily” dengan nama yang sama. Aku le ngrungokne dadi sepet.

A Skylit Drive–All It Takes for Your Dreams to Come True

Ketika kebanyakan vokalis menggunakan konsep rambut poni lempar dan hitam legam, berbeda dengan vokalis A Skylit Drive, Jagmin, pada waktu itu. Selain masalah rambutnya yang unik, lagu ini sangat catchy walau disisipi oleh scream Jordan Blake dan breakdown yang menyenangkan.

Range vokalnya ini orang tinggi banget sumpah. Coba kalian nyanyi lagu ini, bisa pusing kalau nggak pake falsetto.

La Dispute–New Storms For Older Lovers

Melebur bersama unsur-unsur hardcore, punk, dan melodi yang berat, menjadikan lagu ini untuk masuk daftar putar tiap hari. Dan entah mengapa, mendengarkan lagu ini, rasanya membuat diri saya dulu makin keren.

Pada jaman ini, sebenarnya banyak sekali lagu-lagu yang wajib masuk daftar playlist di ponsel Nokia. Katakanlah The Amity Affliction, I See Stars, A Day to Remember, Woe Is Me, A Static Lullaby, hingga Chiodos. Namun balik lagi, memasukan daftar bukan karena nama-nama di atas lebih bagus, tapi murni keterbatasan kinerja ponsel itu sendiri. Ya, bayangkan, 2 giga itu tidaklah banyak, kawan.

Kalau menurut kamu, lagu atau band post hardcore apa yang jadi andalan playlismu jaman-jaman ra enak? Silakan tulis di kolom komentar dan dengarkan kembali lagu tersebut.

BACA JUGA Menjadi Pemimpin Bedebah Ala Game Simulasi Pemerintahan Tropico 5 dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version