Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

8 Film Indonesia yang Overrated, Harusnya Nggak Perlu Dipuja Seheboh Itu

Muhammad Sabilurrosyad oleh Muhammad Sabilurrosyad
23 April 2022
A A
8 Film Indonesia yang Overrated, Harusnya Nggak Perlu Dipuja Seheboh Itu Terminal Mojok.co

8 Film Indonesia yang Overrated, Harusnya Nggak Perlu Dipuja Seheboh Itu (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Semenjak 2016, saya merasa perfilman Indonesia sedang berada di arah yang benar nan penuh gairah. Soalnya, saya merasa sejak saat itu, perfilman Indonesia tengah bergairah mencoba berbagai hal baru. Baik dari genre baru, gaya produksi baru, teknologi baru, talenta-talenta baru, dan tentunya munculnya antusiasme masyarakat terhadap film-film Indonesia di bioskop. Semenjak saat itu, jumlah penonton film Indonesia terus menciptakan rekor yang memunculkan berbagai film terlaris yang selalu diperbarui tiap tahunnya.

Sayangnya, dari semua film-film yang menghasilkan antusiasme penonton tersebut, tidak semua film berhasil sesuai dengan rasa kepuasan saya sebagai penonton. Herannya, film yang saya anggap tidak memuaskan justru berhasil meraup jumlah penonton yang besar dan pujian-pujian kritikus. Biasanya, untuk menjelaskan situasi ini, film-film tersebut seharusnya dilabeli sebagai film overrated.

Kata overrated merujuk pada maksud sebuah karya yang terlalu dilebih-lebihkan. Maksudnya, suatu karya tersebut mendapatkan apresiasi yang luar biasa (baik itu dalam bentuk jumlah penonton maupun pujian kritikus), padahal secara kualitas tidak selayak itu mendapatkan apresiasi tersebut.

Film overrated tidak berarti suatu film itu jelek. Film bagus juga bisa mendapat predikat overrated ketika dipuji berlebihan (atau laku berlebihan) melebihi kualitas yang sesungguhnya. Lantas, apa saja film Indonesia yang overrated? 

#1 Perempuan Tanah Jahanam

Poster Film Perempuan Tanah Jahanam (Shutterstock.com)

Saat film Perempuan Tanah Jahanam ini rilis, Joko Anwar sedang menjadi seorang sutradara yang begitu menarik untuk dibicarakan. Hal itu tidak lepas dari reputasi keberhasilannya menggarap berbagai film-film thriller. Hingga puncak gongnya, ketika ia berhasil menggarap film Pengabdi Setan yang populer dengan jutaan penontonnya.

Meski pada akhirnya tidak melampaui Pengabdi Setan dalam berbagai aspek, masih banyak penonton yang memuji film ini dengan argumen keberaniannya memperlihatkan adegan-adegan sadis. Belum lagi berbagai pujiannya terhadap adegan pembuka saat Tara Basro diteror di jalan tol. Adegannya memang bagus dan keren, sih.

Sayangnya, adegan pembuka yang memukau tersebut tidak berhasil mengecoh saya akan kekacauan babak ketiga dari film ini. Bagaimana berbagai misteri diungkap begitu saja dengan cara yang begitu malas membuat saya bertanya-tanya: kenapa film ini masih dianggap bagus? Memang bagus, tapi nggak sebagus itu, jauh dari kata sempurna. Apa karena banyak yang bias dengan nama Joko Anwar? Mentang-mentang filmographynya bagus?

#2 Gundala

Tidak cuma Perempuan Tanah Jahanam, film Joko Anwar lainnya yang berjudul Gundala pun memiliki kesan yang sama, overrated. Saya paham betapa banyak penonton Indonesia yang begitu berharap pada film ini. Banyak orang yang pengin banget kita punya film superhero sendiri dengan based karakter komik populer. Sayangnya, potensi bias soal nama Joko Anwar dan iming-iming genre superhero berkonsep semesta tidak membuat saya begitu saja mengabaikan banyak kekurangan film ini.

Baca Juga:

3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini

Film Jumbo Adalah Anomali, Akankah Jadi Tren Baru Dunia Perfilman Indonesia?

Poster Film Gundala (Shutterstock.com)

Mulai dari koreografi pertarungan yang kurang luwes, naskah dan penataan plot yang tidak kuat, hingga perkembangan karakter yang tidak rapi.

Memang, effort film ini patut diapresiasi dengan segala pembenaran “baru belajar” atau “masih awal-awal”. Sayangnya, apresiasi yang diterima terasa berlebihan tidak menyesuaikan kualitasnya, bahkan terasa dispesialkan jika dibandingkan film-film superhero yang sudah ada sebelumnya.

#3 Susi Susanti

Sebagai penonton badminton yang selalu mengikuti berita para atlet Indonesia di tiap turnamen, saya merasa kecewa dengan film biopik Susi Susanti, khususnya dalam aspek sport.

Memang, film ini menghadirkan artistik yang menyenangkan mata, serta isu kewarganegaraan yang menarik. Sayangnya, sebagai pengikut badminton, saya kecewa dengan detail informasi Susi Susanti. Yang paling mengganjal ada pada ketidak akuratan informasi seputar turnamen-turnamen yang diikuti Susi Susanti. 

Misalnya, Olimpiade Barcelona 1992 yang seharusnya menjadi gelaran perdana Badminton dipertandingkan di Olimpiade, justru sudah disebut duluan ketika Susi Susanti kecil. Saat kecil, ia sudah menjadikan “meraih medali olimpiade” sebagai cita-cita. Lha gimana jadi cita-cita dan motivasi, wong bentuk turnamennya saja belum ada.

Memang sulit berharap keakuratan dari film sport di Indonesia yang biasanya bersinggungan dengan kepentingan politik di dunia nyata. Sayangnya pada adegan ini, tampaknya motivasinya murni sebagai bumbu dramatisasi. Kesan sakral suatu turnamen pun jadi hilang. Tidak cuma itu, naskah film ini pun tidak solid-solid amat.

#4 Ali & Ratu-Ratu Queens 

Sebagai feel-good movies, film Indonesia ini memang berhasil menawarkan perasaan hangat, adegan-adegan heartwarming, serta daya tarik kemasan visual yang colorful di teman soundtrack-soundtrack ceria. Isunya pun terbilang unik dan menarik, menyoroti kehidupan orang Indonesia di Amerika sebagai kelas pekerja.

Sayangnya, secara pengemasan alur dan detail naskah, film ini termasuk biasa.

#5 Nussa

Dengan iming-iming film animasi terbaik Indonesia, Nussa mungkin bisa dianggap seperti itu ketika pesaingnya memang tidak memadai. Sayangnya, predikat terbaik itu belum bisa dianggap masterpiece.

Terlepas dari teknis visualnya yang sudah sangat memuaskan, Nussa masih memiliki masalah dalam hal pembuatan dialog-dialog yang lebih realistis. Film ini masih belum bisa lepas dari momok film animasi yang masih bermasalah pada bagian interaksi antar karakter yang terkesan kaku. Selain itu, secara cerita pun sebenarnya masih jauh dari kata solid.

#6 Wiro Sableng: 212 Warrior

Wiro Sableng (Shutterstock.com)

Agak mengherankan kenapa Wiro Sableng tidak pernah berpredikat sebagai film yang buruk. Masalahnya, Wiro Sableng memiliki banyak sekali kelemahan, mulai dari eksekusi laga yang buruk, jokes-jokes yang tidak didelivery dengan baik dan cenderung cringe, hingga cerita yang kacau.

#7 Dilan Trilogy

Dilan sebenarnya bukan film Indonesia yang jelek, tapi juga bukan film yang bagus. Sayangnya, untuk ukuran film dengan plot yang tipis, jumlah penonton yang didapatkannya bikin ngeselin. Jujur saja, saya adalah orang yang masih sulit menerima kalau apresiasi yang didapat Dilan secara jumlah penonton jauh lebih baik dari film-film macam AADC yang punya cerita lebih solid.

#8 Heart

Dulu, Heart rasanya jadi salah satu film yang begitu populer dibicarakan banyak orang. Tapi kok, saat saya menontonnya, film ini tidak bisa saya nikmati? Akting, dialog, naskah, dan cerita yang serba cringe nan dungu ini sulit untuk bisa saya nikmati. Kok, dulu bisa booming, ya? 

Satu-satunya aspek yang bisa dinikmati hanyalah soundtrack-soundtracknya. Selain itu? Ah, rasakan sensasi unik melihat salah satu artis drama terbaik Indonesia, Acha Septriasa, berakting dengan begitu jelek di film ini. Kapan lagi coba?

Penulis: Muhammad Sabilurrosyad
Editor: Audian Laili

BACA JUGA 4 Keanehan para Ulama di Film Horor Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 April 2022 oleh

Tags: DilanFilm Indonesiagundalaoverratedperempuan tanah jahanam
Muhammad Sabilurrosyad

Muhammad Sabilurrosyad

Tukang nonton.

ArtikelTerkait

5 Film Indonesia yang Tayang pada Februari 2022 terminal mojok.co

5 Film Indonesia yang Tayang pada Februari 2022

4 Februari 2022
Jagat Sinema Bumilangit satria dewa universe gundala mandala gatotkaca joko anwar hanung bramantyo superhero lokal mojok.co

Jagat Sinema Bumilangit vs Satria Dewa Universe. Superhero Local Pride Mana yang Lebih Keren?

25 Agustus 2020
Bumilangit

Mengenal Bumilangit, Film yang Disebut-sebut Sebagai Kembarannya Avengers

20 Agustus 2019
trailer gundala

Nonton Trailer Gundala? Ogah!

25 Juli 2019
Nonton Ulang Film Dilan 1990 Bikin Saya Sadar 3 Adegan Ini Sebaiknya Nggak Ditiru di Dunia Nyata

Nonton Ulang Film Dilan 1990 Bikin Saya Sadar 3 Adegan Ini Sebaiknya Nggak Ditiru di Dunia Nyata

6 Oktober 2023
Realitas Film Indonesia

Realitas Film Indonesia

2 Mei 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.