6 Warung Makan Sekitar UGM yang Underrated, Dijamin Enak dan Nggak Akan Bikin Menyesal!

Benarkah Mahasiswa UNY Adalah (Calon) Mahasiswa yang Terbuang dari UGM? Iya, tapi Nggak Juga Jogja kuliah di UGM warung makan sekitar UGM

Benarkah Mahasiswa UNY Adalah (Calon) Mahasiswa yang Terbuang dari UGM? Iya, tapi Nggak Juga (Shutterstock.com)

Cari warung makan sekitar UGM yang pasti enak? 6 warung makan ini underrated, tapi rasa makanannya jelas enak

Tidak sulit mencari makanan murah di sekitaran kampus. Banyak banget tempat makan yang menyediakan porsi kuli dengan harga miring. Tentunya agar sesuai dengan kemampuan finansial mahasiswa. Tapi buat nyari makanan yang rasanya benar-benar enak belum tentu semudah itu.

Pernah kuliah di UGM membuat saya sempat menjelajahi berbagai warung makan sekitar UGM. Dari petualangan itu, saya bisa memberikan beberapa rekomendasi tempat makan underrated di sekitar UGM. Maba wajib banget nyimak buat menambah referensi berburu makanan di tempat baru

Warung Biru Sendowo punya banyak variasi menu

Dinamakan Warung Biru karena bangunannya dicat biru. Lokasinya di area Sendowo. Perlu blusukan ke dalam gang demi mencapai warung makan yang satu ini. Sampai sekarang, saya nggak pernah hafal jalan ke sana tanpa dipandu teman atau dibantu Google Maps.

Tempat makan ini menawarkan vibes homey yang nyaman. Ada serambi yang luas dengan bebebarap bangku panjang. Sehingga cocok buat makan rame-rame. Halamannya juga luas, cukup buat menampung banyak motor. Pemiliknya punya banyak koleksi tanaman. Cukup menyenangkan buat cuci mata.

Walaupun lokasinya nylempit, Warung Biru menyediakan varian menu yang komplit. Mulai dari ramesan, sop, soto, nasi goreng, mi, capcay, tongseng, gado-gado, dll. Perlu banyak waktu buat mengeksplor semua menu makanan di sini. Soto jadi menu terlaris di sini. Mengingat harganya yang paling murah tapi mengenyangkan. Tapi saya merekomendasikan untuk mencoba capcay dan tongseng ayamnya.

Warung Chelsea Pogung yang lauk pauknya juara

Banyak pilihan warung makan prasmanan di seantero Pogung. Namun bagi saya tetap Warung Chelsea juaranya. Lokasinya memang cukup nyempil dan berukuran kecil. Namanya belum sebesar EMB atau RM Rata-Rata. Nggak mengherankan kalau banyak teman saya yang nggak familier dengan warung ini, terutama bagi penduduk luar Pogung.

Meskipun begitu, kelezatan masakan Warung Chelsea nggak perlu diragukan lagi. Banyak teman saya yang teracuni setelah mencoba sampel masakan Chelsea. Nggak jarang yang berakhir sebagai pelanggan setia.

Harga makanan di sini tergolong murah. Signature warung makan ini adalah aneka lauk bumbu merah. Tapi favorit saya adalah tempe goreng tepung, sate ayam, dan lumpianya. Tempenya paling cepat sold out. Satenya unik, berbumbu kuning tapi manis dan ada sensasi gurih dari ketumbarnya. Sedangkan lumpianya diisi dengan tumis wortel dan kentang yang diserut halus. Rasanya lain daripada yang lain. Ada rasa pedas, gurih, dan sedikit manis yang ngangenin di setiap gigitannya.

Sayangnya rotasi menu di Chelsea terkesan monoton. Tempatnya yang kecil membuat warung ini nggak cocok buat dine in, mending bungkus buat dimakan di rumah. Makanan di sini cepet banget sold out lo. Banyak yang membeli makanan Chelsea buat bekal sekalian berangkat ngampus. Kalian nggak akan nemu menu lengkap kalau datang di atas jam 9.

Warung Mbok Semi yang memanjakan lidah Jawa Timuran

Buat kalian yang merindukan cita rasa Jawa Timuran selagi di Jogja, bisa banget mampir ke Warung Mbok Semi. Lokasinya di barat MM UGM, nggak jauh dari Bakso Arema Sor Ringin yang terkenal itu. Warung Mbok Semi menjual soto, rawon, pecel, dan nasi rames.

Masakan warung ini menggunakan pakem Jawa Timur. Mengingat pemiliknya orang Blitar, asli Kademangan. Sotonya saja pakai keripik kentang. Pecelnya pakai timun, kemangi, terkadang ada kecipirnya. Sambal pecelnya memang agak encer ala Blitar. Rawonnya pakai tauge pendek khas rawon Jatim.

Meskipun rasa masakannya Jatim approved, namun tempat makan ini bukan termasuk top tier primadona mahasiswa. Soalnya porsi makanannya suprit, jadi terkesan mahal. Namun percayalah tempat ini sangat layak dicoba bagi kalian yang nggak mementingkan kuantitas.

Nasi goreng Pak Rojo, comfort food yang ramah di kantong

Warung makan sekitar UGM satu ini tak hanya terkenal di kalangan mahasiswa saja. Penduduk Pogung Kingdom pasti sudah nggak asing dengan warung Nasi Goreng Pak Rojo. Menu yang dijual bukan cuma nasi goreng. Ada pula mi, sambelan, dan gongso. Gongso jadi menu signature dari Warung Pak Rojo. Rasanya manis gurih, namun nggak sampai kelewat manis. Penampakannya memang nggak terlalu mirip dengan gongso dari Semarang. Gongso versi Pak Rojo ada campuran telur dan sayurannya. Jatuhnya lebih mirip tumisan di nasi gila.

Nasi gorengnya standart lah, saya cukup suka. Tapi nasinya nggak terlalu pera seperti nasi goreng pada umumnya. Mengingat nasi itu digunakan bersama untuk makan gongso dan sambelan. Harga makanan di sini sangat terjangkau. Pemiliknya ramah dan rapi. Bonusnya, tukang parkir di warung makan ini baik banget, nggak gabut. Selalu sigap menyiapkan motor pelanggan yang akan pulang.

Lands Chicken yang nggak kalah nikmat dari ayam merek terkenal

Mau makan ayam goreng murah tapi kantong cekak? Lands Chicken solusinya. Menurut saya, Lands adalah gerai ayam goreng pinggir jalan terenak yang pernah saya coba selama di Jogja. Bumbunya bisa meresap sampai ke dalam daging. Rasanya nyerempet sama McD walaupun nggak sama persis. Mereka juga menjual tahu krispi yang harganya lebih murah lagi daripada ayam.

Kalian juga wajib cobain versi gepreknya. Atau bungkus sambal bawangnya secara terpisah biar lebih tahan lama. Sambal bawang di sini juga enak banget, bikin boros nasi. Sayangnya Lands Chicken cepet banget habis. Jam 3 saja sering tutup. Kalau sedang ramai, antreannya suka nggak tertib. Saran saya jangan datang terlalu sore.

Pukis Mirota yang aromanya semerbak menggoda

Ini memang tidak bisa dibilang warung makan sih. Tapi, kok rasanya sayang banget nggak masukin stand kuliner satu ini. Pukis di pintu keluar Mirota (sekarang berganti nama jadi Manna Kampus) UGM jadi godaan tersendiri bagi pengunjung. Pasalnya aroma adonannya yang sedang dimasak sangat semerbak. Menggoda sejak dari parkiran motor. Membuat pengunjung yang lemah jiwa hematnya rela mengeluarkan beberapa rupiah lagi usai berbealanja.

Aroma pukis Mirota yang semerbak memang nggak mengkhianati. Rasa pukis di sini beneran enak. Manisnya pas dan punya banyak varian rasa. Saya paling suka rasa original dan pandan. Selain pukis, mereka juga menjual kue bikang yang nggak kalah nikmat. Keduanya lebih mantap dinikmati selagi hangat. Banyak yang bilang pukis Kota Baru rasanya lebih nikmat. Namun bagi saya, pukis Mirota sudah cukup memuaskan. Lagipula antreannya juga nggak lama, lebih praktis dan hemat waktu.

Itulah beberapa rekomendasi warung makan sekitar UGM yang underrated. Jangan lupa buat dicoba ya. Boleh juga kalau mau sharing rekomendasi makanan versi kamu.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Rekomendasi Lesehan Sedap di Sekitar UGM dan UNY

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version