Perhatikan hal-hal berikut ini sebelum memberikan pertolongan pertama pada luka tubuh bagian luar, ya.
Kejadian darurat adalah hal yang tak pernah diharapkan. Salah satu kejadian darurat adalah luka pada tubuh akibat berbenturan dengan benda, baik itu benda keras ataupun benda tumpul.
Luka tidak melulu disebabkan kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kerja. Banyak hal yang bisa menyebabkan luka, misalnya main bola tanpa sepatu atau terkena benda tajam ketika mencari rumput alias ngarit. Saya bahkan pernah bertemu dengan orang yang kakinya terluka gara-gara tak sengaja menginjak tusukan sosis bakar yang dibuang sembarangan.
Beberapa luka mungkin bisa dibersihkan sekenanya atau ditetes Betadine, namun bagaimana jika kamu menemui korban dengan luka yang cukup lebar dengan perdarahan yang tak kunjung berhenti padahal tidak ada tenaga kesehatan di tempat kejadian? Berikut beberapa hal yang perlu kamu perhatikan ketika hendak memberikan pertolongan pertama pada luka bagian luar tubuh seseorang. Kalau lukanya di hati, itu sudah beda urusan, ygy.
Pertama, boleh panik tapi usahakan untuk tetap tenang. Rasa panik bisa muncul begitu saja dalam keadaan darurat, apalagi panik adalah respons alami tubuh yang muncul tanpa direncanakan. Namun, bukan berarti kepanikan tidak bisa dikendalikan.
Jika kamu telanjur panik dan nge-blank ketika melihat darah keluar dari tubuh korban, kamu punya tanggung jawab untuk mencari orang yang tidak takut dengan darah untuk memberikan pertolongan pertama pada luka korban. Sooner is better.
Jangan lupa, saat kejadian harus ada saksi yang benar-benar melihatmu ketika hendak menolong korban. Jangan sampai niatmu menolong malah dituduh mencelakai korban.
Kedua, pastikan 3A sebelum melakukan pertolongan pertama pada korban yang terluka. 3A adalah akronim dari aman diri, aman korban, dan aman lingkungan. Jangan sampai kamu melakukan pertolongan ketika korban tergeletak di tengah jalan saat jalanan sedang ramai. Pastikan jalan harus terkondisikan terlebih dulu.
Ketiga, ketika panik sudah bisa kamu kendalikan, lihatlah luka korban. Perhatikan sedalam dan selebar apa luka yang dialami korban. Apakah ada kotoran yang menyertainya atau tidak. Selanjutnya, bersihkan luka dengan air mengalir. Sebaiknya gunakan air mineral kemasan yang jelas kebersihannya. Pembasuhan ini berguna untuk membersihkan kotoran yang menempel pada kulit yang terluka. Jika ada larutan infus NaCl, kamu bisa menggunakannya.
Setelah dibersihkan, tetesi luka dengan Betadine. Jika tidak ada Betadine, minta tolonglah kepada orang sekitar, siapa tahu ada yang membawa perlengkapan P3K. Jika memang tidak ada sama sekali, ya sudah, air bersih untuk membasuh luka sementara pun sudah cukup.
Keempat, tekan luka dengan kasa. Kalau tidak ada kasa, gunakan mitela, tapi kalau tidak ada mitela gunakanlah kain yang bersih untuk menekan luka. Tekan luka kurang lebih sekitar 15 detik. Jika perdarahan berhenti, tetesi luka dengan Betadine.
Kelima, jika perdarahan masih terjadi, tutuplah luka dengan kasa atau kain yang bersih. Lakukan balutan secara memutar dan ikat dengan kuat guna mengurangi potensi perdarahan. Ingat, jangan pernah menggunakan kapas untuk menutup luka karena kapas akan menempel pada luka ketika balutan dibuka. Hal ini justru mempersulit pembersihan luka nantinya.
Kain yang bisa digunakan untuk membalut luka adalah slayer, setangan leher pramuka, atau kain jilbab. Yang penting ketika perdarahan masih berlanjut, pembalutan pada luka harus dilakukan.
Jika ada plester dan kasa, gunakan kedua benda tersebut untuk menutup luka. Namun jika tidak tersedia, gunakan alat seadanya yang bisa menutup luka.
Keenam, jika korban sudah tertolong dan dalam kondisi sadar, tanyakan padanya apakah dia ingin dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Jika korban menolak lalu dia berjalan meninggalkanmu dengan ucapan terima kasih, itu artinya tugasmu menolong sesama manusia sudah lunas.
Namun jika korban memerlukan penanganan serius, misalnya korban tidak sadar atau dicurigai ada patah tulang, lebih baik hubungi PSC 119 yang merupakan layanan kegawatdaruratan pre-rumah sakit atau hubungi ambulans desa guna mengantarkan korban menuju fasilitas kesehatan terdekat. Boleh menggunakan motor untuk mengantarkan korban ke fasilitas kesehatan, asalkan hal tersebut tidak meningkatkan risiko keparahan.
Ingat, memindahkan korban yang tidak sadar setelah korban mengalami benturan adalah hal yang berisiko jika hal tersebut dilakukan oleh orang awam. Makanya diperlukan tenaga medis atau masyarakat yang sudah mendapatkan pelatihan terkait dengan P3K.
Tak ada luka yang tidak menyakitkan. Orang yang terluka adalah orang yang membutuhkan pertolongan. Semakin cepat pertolongan yang diberikan, maka semakin cepat pula korban terbebas dari siksaan sakit yang dideritanya.
Penulis: Dhimas Raditya Lustiono
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Pertolongan Pertama Pada Sakit Gigi yang Dapat Kamu Coba di Rumah.