6 Alasan Pindah ke Planet Mars Adalah Hal yang Tidak Mungkin

pindah ke planet Mars mojok

pindah ke planet Mars mojok

Belakangan ini banyak beredar wacana kemungkinan pindah ke planet Mars sebagai alternatif hunian jika Bumi sudah tak layak untuk ditinggali. Banyak astronom dari berbagai negara sudah melakukan eksplorasi di Mars terkait potensi untuk dihuni manusia. Sebagian berhasil, sebagian gagal.

Saat ini setidaknya ada puluhan misi dari Amerika, China, Uni Eropa, Arab, dan India yang masih aktif menggali informasi tentang situasi di Mars, baik itu yang mengorbit maupun yang mendarat di permukaan planet.

Saya pribadi berpendapat bahwa manusia tidak cocok pindah ke Planet Mars. Setidaknya pendapat saya ini didukung oleh beberapa alasan berikut.

Pertama, Mars tidak cocok untuk orang religius

Seperti yang diajarkan pada banyak agama, manusia memang diciptakan oleh Tuhan untuk tinggal di Bumi. Berbuat baik kepada sesama saja belum cukup, sebagai hamba kita juga perlu menyembah pada Sang Pencipta. Setiap agama pasti punya tempat yang disucikan dengan sejarah panjang di baliknya, yang diceritakan dalam kitab suci masing-masing.

Kalau dalam Islam, kita perlu sholat menghadap kiblat yang letaknya ada di Bumi. Lah, kalau jadi pindah ke planet Mars, sholatnya menghadap mana? Belum lagi kalau pergi haji, apa iya harus nyebrang planet dulu? Atau mungkin di sana dibuat kiblat baru lagi? Jika demikian, perlu ada nabi baru yang diutus, kitab suci baru, dan mungkin agama baru. Nah kan, ribet.

Kedua, gravitasi yang lebih rendah

Mars diketahui memiliki gaya gravitasi yang lebih rendah dari Bumi. Kalau di film John Carter (2012) yang bercerita tentang seorang manusia Bumi yang tiba-tiba berteleportasi ke Mars, ia mendadak jadi lebih kuat dan bisa melompat sangat tinggi. Tentu ini setelah adaptasi beberapa lama. Itu kalau di film John Carter, tapi kalau kenyataannya efek gravitasi yang rendah malah merugikan gimana?

Diketahui bahwa dampak dari perubahan gravitasi yang lebih rendah akan merubah keseimbangan tubuh. Gejala yang mungkin timbul adalah pusing, mual, kepekaan indra berkurang, serta perubahan fungsi organ. Tapi tenang, gravitasi yang lebih rendah tak selamanya merugikan kok, masih ingat pelajaran IPA di sekolah yang menyatakan gravitasi mempengaruhi berat meski tidak mempengaruhi massa sebuah benda?

Coba diingat-ingat lagi kalau lupa. Intinya, gravitasi yang lebih rendah bisa jadi sangat diinginkan oleh mereka yang mengeluhkan kelebihan berat badan. Dengan timbang badan di Mars, berat kalian akan lebih ringan, coba saja!

Ketiga, atmosfer yang lebih tipis

Lapisan atmosfer di Planet Mars jauh lebih tipis daripada Bumi. Seperti yang kita tahu, lapisan atmosfer berfungsi untuk melindungi sebuah planet dari radiasi matahari yang berlebihan, masuknya meteor ke permukaan planet, serta menyediakan oksigen bagi makhluk hidup di dalamnya.

Jika lapisan atmosfer yang dimiliki Mars lebih tipis, planet tersebut punya peluang lebih besar kejatuhan meteor dibanding Bumi. Lah, ngapain jauh-jauh ke Mars kalau di sana ujung-ujungnya kejatuhan meteor?

Belum lagi paparan radiasi matahari yang lebih banyak masuk, bisa mengakibatkan mutasi genetik. Iya kalau jadi makhluk mutan berkekuatan super seperti anggota X-Men sih enak, kalau mutasinya jadi kanker gimana, situ mau?

Lapisan atmosfer yang tipis juga memungkinkan tersedianya oksigen yang lebih kecil. Sampai saat ini sih belum terbukti ada manusia yang bisa bernafas bebas di Mars tanpa bantuan oksigen. Kalau ternyata manusia jadi pindah ke Mars, tapi seumur hidup harus pakai baju astronot kan mau ngapa-ngapain susah. Mending di bumi aja deh oksigen masih gratis. Paling mentok disuruh pakai baju hazmat, bukan baju astronot.

Keempat, dimensi waktu yang berbeda

Waktu sehari di Planet Mars tidak akan sama dengan sehari di Bumi. Tentu ini akan sangat membingungkan jika ada yang bertanya berapa usia Anda saat ini? Ini hari apa? Jam berapa sekarang? Dan pertanyaan lain seputar waktu. Tapi, kesulitan ini bisa diatasi dengan membuat sistem zona waktu baru dan kalender baru. Ribet lagi kan?

Kelima, ada banyak gunung api aktif seperti di Bumi

Mars juga dikenal memiliki banyak gunung berapi aktif yang bisa saja meletus kapan pun. Seperti di Bumi, kemungkinan di sana juga ada peristiwa bencana alam, seperti gunung meletus, badai, tanah longsor. Tapi ,yang jelas di sana nggak akan terjadi gempa Bumi, kan adanya gempa Mars. Di sana juga nggak akan terjadi banjir, sebab sampai saat ini belum ditemukan sumber air di permukaan. Enak toh bebas banjir, tapi nggak ada air juga sih, sama aja bohong!

Keenam, repot mengurusi dokumen kependudukan

Jika koloni manusia membentuk peradaban baru di Mars, perkiraan saya akan terjadi perebutan lahan dan kekuasaan. Di Bumi saja orang rebutan tanah, sengketa di mana-mana, apalagi di Mars yang tanahnya belum bersertifikat. Batas-batas antar wilayah, antar kota, atau antar negara masih tidak jelas. Ini berpotensi menimbulkan perang dan penjajahan bentuk baru. Seperti yang tertulis di sejarah peradaban manusia, perdamaian akan tercipta setelah melewati peperangan lebih dulu.

Kalau masih belum jelas pembagian wilayahnya, tentu akan sangat merepotkan bagi warga yang perlu dokumen kependudukan. Yang mau nikah misalnya, butuh KTP, surat keterangan dari RT-RW, kan susah mendapatkannya. Ya masa harus bolak balik ke Bumi buat ngurus dokumen kependudukan? Mending jomblo aja deh.

BACA JUGA Beberapa Alasan Kita Tidak Kunjung Bertemu dengan Alien Hingga Kini dan tulisan Abdulloh Suyuti lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version