PMR atau Palang Merah Remaja adalah organisasi binaan dari PMI (Palang Merah Indonesia) yang bergerak di bidang kesehatan yang ada di sekolah baik SMP atau SMA atau sederajat. Biasanya, keberadaan PMR ini sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk membantu murid-murid yang sakit atau pingsan saat masih berada di sekolah. Markas untuk anak-anak PMR ini yaitu UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) meski terkadang sering dipakai untuk bermain-main atau ngadem oleh sebagian siswa.
Sebagai mantan anggota PMR saat SMA, tentunya cukup banyak suka dan duka yang saya alami. Sudah banyak korban sakit yang kami tangani di ruang UKS. Baik yang sakit sungguhan sampai sakit-sakitan alias sakit bohongan karena malas belajar. Kebanyakan mereka yang pura-pura sakit ini mempunyai waktu tertentu yaitu setiap hari Senin tiba. Saat upacara bendera pasti akan banyak korban berjatuhan karena tidak ingin lama-lama berada di lapangan apalagi jika cuacanya panas.
Di PMR, saya bertugas sebagai seksi P3K alias yang mengurusi bagian obat-obatan dan segala tetek bengeknya. Obat paracetamol bukanlah hal yang asing lagi bagi saya karena banyak siswa yang membutuhkan obat itu. Selain itu, obat sakit kepala menjadi obat favorit para siswa yang mengeluh pusing. Entah pusing karena tidak bisa menyerap materi pelajaran, pusing karena diputusin pacar, atau pusing-pusingan saja.
Di sekolah saya, peminat PMR kurang begitu banyak karena mungkin dianggap kurang menarik atau tidak prestisius. Padahal, menjadi anggota PMR itu banyak benefitnya dan tentunya banyak mengikuti perlombaan di luar sekolah. Selain itu, kita pun setidaknya bisa belajar untuk memahami obat-obatan medis, belajar pertolongan pertama, dan tentunya orang-orangnya asyik meskipun bisa dibilang lebih banyak siswinya daripada siswanya.
Ketika menjadi anggota PMR dulu, saya sangat hafal betul siapa saja siswa yang sering masuk ke ruang UKS. Ada yang memang benar-benar sakit, ada pula yang pura-pura sakit. Biasanya, doi di kelas termasuk siswa yang sulit diatur atau nakal. Selama menjadi anggota PMR, saya bisa bilang ada beberapa obat mujarab yang sering kami berikan pada siswa-siswa yang sakit atau pingsan saat upacara bendera atau di hari biasa.
#1 Teh atau air putih hangat
Menu favorit atau obat favorit dari para siswa langganan sakit adalah teh hangat atau air putih hangat. Minuman hangat tersebut fungsinya yaitu sebagai detoksifikasi racun dan agar tenggorokan para korban yang sakit menjadi lebih enakan. Air hangat juga berfungsi untuk melancarkan sirkulasi tubuh. Biasanya, air hangat ini diberikan pada siswa-siswa yang demam atau hanya kecapekan. Kebanyakan dari mereka saat diberikan air hangat pun biasanya tubuhnya sudah agak mendingan.
#2 Obat paracetamol
Obat kedua jika teh hangat tidak manjur, biasanya akan diberikan obat paracetamol. Apalagi jika kening korban dipegang terasa hangat atau panas, sudah dipastikan kalau doi demam. Sebelum minum obat tersebut tentunya anggota PMR akan memberikan makanan terlebih dahulu. Biasanya makanannya beli langsung di kantin sekolah. Biayanya dari uang kas atau biaya operasional UKS yang diberikan oleh sekolah. Bagi mereka yang benar-benar sakit biasanya akan sulit makan, terkadang dimuntahkan kembali. Pokoknya, jadi anggota PMR itu harus ekstra sabar.
#3 Obat sakit kepala
Obat ketiga yang sering diberikan untuk siswa-siswa yang ke ruang UKS adalah obat sakit kepala seperti aspirin atau ibuprofen. Sebenarnya, paracetamol juga bisa digunakan sebagai obat sakit kepala yang bernama acetaminophen. Obat-obat tersebut sudah di stok dalam kotak P3K. Setiap bulan biasanya saya selalu rutin belanja obat-obatan di apotek terdekat. Selain obat-obatan, saya pun membeli keperluan lainnya seperti perban, oksigen, plester, dan sebagainya.
#4 Tidur di UKS
Hal favorit lain yang sering dilakukan oleh siswa sakit adalah tidur di UKS. Kebanyakan dari mereka sebenarnya tidak sakit yang begitu parah, tapi hanya kecapekan. Biasanya diberi minum air putih pun cukup. Setelah itu mereka pun memilih tidur di kasur UKS yang empuk. Kadang saya dan kawan selalu mengusap dada melihat tingkah mereka.
#5 Pulang ke rumah
Obat terakhir yang sangat mujarab untuk para korban yang datang ke ruang UKS adalah pulang ke rumah masing-masing dengan dalih sudah tidak kuat berlama-lama di sekolah. Mereka ingin pulang saja karena sakitnya sudah tidak bisa ditolerir. Kasus seperti ini sering terjadi karena korban memang butuh perawatan yang lebih intensif. Ada pula sebenarnya yang tidak terlalu parah, tapi bisa pulang begitu saja asal meminta izin pada wali kelas bersangkutan.
Nah, kira-kira begitulah obat-obat mujarab dan favorit dari para siswa yang sakit di sekolah. Sebagai anggota PMR, kami harus sabar dalam berbagai situasi dan kondisi. Korban adalah prioritas utama kendati pun kami sedang tidak fit. Tidak heran kalau anak PMR itu adalah pacar idaman para siswa. Uhuk!
Sumber Gambar: Unsplash