5 Nama Jalan di Bandung yang Susah Diucapkan

5 Nama Jalan di Bandung yang Susah Diucapkan Terminal Mojok.co

5 Nama Jalan di Bandung yang Susah Diucapkan (Shutterstock.com)

Bahasa Sunda itu gampang-gampang susah. Selain punya banyak padanan kata, bahasa Sunda juga punya kombinasi huruf khas yang pelafalannya hanya bisa diucapkan dengan baik oleh orang Sunda asli. Salah satunya adalah kombinasi huruf “eu” yang sering dijumpai pada kosakata bahasa Sunda. Coba, kamu bisa mengucapkan “eu”? Tuh, kan. Kalau bukan orang Sunda asli, pasti bibir kamu sudah bergetar saking susahnya.

Sebetulnya nggak masalah sih, kalau kamu belibet mengucapkan kata yang ada unsur “eu”-nya itu. Tinggal pakai bahasa Indonesia saja, kan? Nah, masalahnya, kalau sedang liburan ke Bandung, mau nggak mau kamu kudu bisa mengucapkan kata yang pakai kombinasi huruf tadi. Lha wong banyak juga nama jalan di Bandung yang pakai kombinasi huruf “eu” itu. Memangnya bisa diganti pakai bahasa Indonesia? Kan, nggak.

Jalan Asia-Afrika (Anom Harya/Shutterstock.com)

Ini dia beberapa nama jalan di Bandung yang pakai kombinasi huruf “eu”. Saya urutkan mulai dari yang gampang sampai yang paling sulit. Sambil baca, coba kamu praktikkan cara mengucapkannya, ya.

#5 Jalan Pasteur

Jalan ini adalah pintu utama masuk kota Bandung dari arah barat. Jadi kalau kamu dari Jakarta dan sekitarnya, Cirebon, atau bahkan Jogja sekalipun, wajib lewat jalan ini (via tol). Selain itu, jalan ini juga dikenal sebagai pusat oleh-oleh Bandung dan jasa travel luar kota. Makanya, nama jalan di Bandung ini sering disebut banyak orang.

Bagaimana cara mengucapkannya? Huruf “eu”-nya dibaca seperti huruf “e” pada kata “perempuan”. Bisa? Kalau masih susah, yo wes ganti saja sebutan nama jalannya: Jalan Doktor Djunjunan. Itu adalah nama lain dari Jalan Pasteur tadi.

#4 Jalan Ciateul

Jalan ini terkenal dengan sentra penjualan sepeda motor bekas. Segala jenis sepeda motor bekas berjejer di sepanjang jalan. Buat kamu yang punya rencana menetap di Bandung dan butuh sepeda motor yang harganya terjangkau, kamu bisa langsung cus ke sini. Tapi ya itu tadi, kamu bisa mengucapkan nama jalannya, kan? Jalan Ciateul, gitu.

Pelafalannya huruf “eu” di kata “Ciateul” ini mirip-mirip huruf “e” pada kata “the” bahasa Inggris. Gimana, kebayang, kan? Coba deh, dipraktikkan.

Gedung Merdeka (Shutterstock.com)

#3 Jalan Raya Panyileukan

Meski ini bukan jalan utama, tapi posisinya sangat strategis. Letaknya dekat dengan pintu masuk Kota Bandung dari arah timur. Kalau kamu sedang liburan di Bandung dan pengin lihat Masjid Al-Jabbar yang (katanya) didesain oleh Ridwan Kamil, kamu bisa lewat jalan ini. Jalan Raya Panyileukan namanya. Pa-nyi-leuk-an. Bisa kan, kamu nyebutnya?

Cara melafalkannya sama dengan nama-nama jalan sebelumnya. Kalau nggak huruf “e” pada kata “perempuan”, ya paling huruf “e” pada kata “the” bahasa Inggris. Awas jangan sampai salah, ya.

#2 Jalan Leuwi Panjang

Jalan ini adalah salah satu akses ke terminal yang terkenal di Bandung, Terminal Leuwi Panjang. Dalam bahasa Sunda, leuwi itu artinya cekungan pada dasar sungai. Memang sih, ada sungai kecil yang mengalir di sepanjang jalan ini.

Mengingat terminal Leuwi Panjang ini sangat vital buat kamu yang mau pulang kampung atau jalan-jalan ke luar kota, kamu harus bisa mengucapkannya dengan benar. Coba ucapkan “Leuwi Panjang”, bisa, kan?

#1 Jalan Ciumbuleuit

Nah, ini adalah nama jalan di Bandung yang paling susah untuk diucapkan. Jangankan yang bukan orang Sunda, orang Sunda sendiri pun kadang belibet melafalkannya. Wajar sih, karena ada tiga huruf vokal yang berdampingan di situ.

Kalau kamu sedang liburan ke Bandung dan butuh udara segar pegunungan, kamu bisa jalan-jalan ke sini. Jalanannya memang cukup terjal dan menanjak. Tapi sesampainya di atas, kamu nggak bakalan kecewa dengan pemandangan dan kesejukan udaranya. Ingat-ingat ya, nama jalannya: Ciumbuleuit.

Salah satu gedung di Bandung (Shutterstock.com)

Gimana? Gampang atau susah? Makanya buat kamu yang punya rencana liburan atau bahkan pengin menetap di Bandung, belajar bahasa Sunda dari sekarang, ya. Biar kamu makin pede kalau ngobrol sama orang-orang Sunda di sini.

Yok, bisa yok.

Penulis: Andri Saleh
Editor: Audian Laili

BACA JUGA Mati Tua di Jalanan Yogyakarta

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version