Kalau kejebak macet waktu ngabuburit dan terpaksa maghriban di luar, kalian bisa kunjungi lima masjid di Sleman ini.
Sleman di kala Ramadan begitu berbeda. Lebih macet, dan lebih ramai. Yang bikin makin beda, kalau di hari biasa, macet disebabkan oleh pekerja yang pulang, dan dihiasi pisuhian. Kalau di bulan Ramadan, macet disebabkan oleh pekerja, dan takjil hunter. Pastinya, tak ada pisuhan, atau kadarnya berkurang drastis. Maklum, puasa.
Tak pelak, kemacetan ini bikin kita terpaksa melewatkan maghrib di jalan. Dan ketika Ramadan, hal terbaik yang bisa dilakukan saat terpaksa melewatkan maghrib di jalan adalah dengan melipir ke masjid terdekat.
Untuk kalian yang kebetulan sedang ngabuburit di Sleman, dan ndilalah kejebak macet terus melewati maghrib di jalan, berikut ini adalah lima masjid di Sleman yang bisa dikunjungi. Selain memberikan sambutan berupa takjil yang enak-enak, masjid-masjid di bawah ini juga memberikan tempat yang nyaman untuk beribadah.
#1 Masjid Suciati Saliman
Masjid di Sleman pertama dalam daftar adalah masjid Suciati Saliman. Masjid ini berada di sebelah timur Lapangan Denggung dan Sleman City Hall, lebih tepatnya di Jl. Gito-gati. Lokasinya yang cukup dekat dari kedua titik ngabuburit di atas membuat Masjid Suciati Saliman sering jadi opsi singgah bagi para ngabubuters di wilayah itu untuk menunaikan salat Maghrib.
Dari segi kenyamanan beribadah, Masjid Suciati Saliman tidak perlu diragukan lagi. Tata letak untuk tempat wudu dikelola dengan baik sehingga air tidak meluber ke mana-mana hingga becek dan terkesan jorok. Selain itu, desain interiornya dibuat sangat tinggi sehingga tidak terasa pengap. Tentu saja, ubinnya terasa dingin dan nggak berbau amis sehingga meningkatkan kesyahduan ibadah kita.
Nilai plus lain dari Masjid Suciati adalah arsitekturnya yang sangat megah sehingga mudah sekali untuk mencari lokasinya. Namun, pengendara roda empat harus memutar otak lebih keras karena minimnya ketersediaan tempat parkir.
#2 Masjid An Nurumi
Dari sisi utara Sleman, kini kita bergeser lebih jauh ke sisi timur, tepatnya di sekitar batas antara wilayah Kecamatan Kalasan dan Prambanan. Buat kalian yang menghabiskan waktu menjelang Maghrib di daerah tersebut, terdapat Masjid An Nurumi yang bisa dikunjungi untuk beribadah salat dan berbuka puasa.
Tenang saja, kalian nggak bakal melewatkan masjid ini kok. Selain karena posisinya yang berada di pinggir Jalan Raya Yogya-Solo persis, Masjid An Nurumi memiliki daya tarik yang bakal sulit membuat mata kalian enggak menoleh ke arahnya, yaitu desain kubahnya yang mirip Katedral St. Basil. Kapan lagi coba bisa salat Maghrib di Kremlin, apalagi dengan situasi dunia yang saban hari tambah wadidaw ini?
Meski dari segi interiornya tidak istimewa, Masjid ini tetap nyaman digunakan untuk beribadah kok. Selain itu, karena posisinya yang berada di jalan lintas kota, jamaah dan penduduk lokal sudah terbiasa berbagi sajadah dengan para pelancong, jadi kalian nggak perlu khawatir dipelototin orang ketika beribadah di sana.
Namun, seperti halnya Masjid Suciati Saliman, masjid ini memberi PR besar bagi pengendara roda empat karena keterbatasan tempat parkir. Apalagi jika kalian datang terlambat dan kebetulan volume kendaraan yang singgah membludak.
#3 Masjid Baitussafar Al-Salihin
Masih di wilayah Jalan Raya Yogya-Solo, selain Masjid An Nurumi terdapat Masjid Baitussafar Al-Salihin. Lokasinya yang dekat dengan dengan objek wisata sejarah seperti Candi Sari dan Candi Kalasan membuat masjid ini sangat strategis untuk disinggahi bagi kalian yang ngabuburit di daerah itu.
Pengalaman singgah di masjid ini positif, sangat positif malah. Masjid Baitussafar Al-Salihin didesain layaknya sebuah madrasah. Dengan penempatan posisi tempat wudu, parkir, dan aula utama yang nyaman diakses. Penempatan kamar mandinya pun sangat oke, sangat privat, dan jauh dari akses utama. Saya tidak tahu apakah kata “privat” jadi landasan desain masjid ini, namun salat di masjid ini terasa sangat khusyuk dan syahdu ketika melakukan salat sunnah.
Sayangnya, masjid ini tidak memiliki bentuk mencolok sehingga mudah luput dari perhatian para pengendara. Kejadiannya yang sering terjadi: kebablasan!
#4 Masjid At-Taubah
Lagi-lagi masih di sekitar Candi Kalasan dan sekitarnya, Masjid At-Taubah merupakan masjid yang bisa dikunjungi untuk menunaikan salat Maghrib.
Ketimbang Masjid An Nurumi dan Baitussafar, Masjid At-Taubah berada di lokasi yang sedikit lebih dalam dari jalan raya Yogya-Solo. Namun, hal ini justru jadi nilai positif karena kalian nggak bakal dipusingkan dengan suara knalpot blombongan atau toa bus. Dari segi ini saja sudah bakal menjamin bahwa ibadah kalian di masjid ini bakal khusyuk dan sangat nikmat.
Meskipun demikian, sebagai pengendara, sisi ini seraya pedang bermata dua. Karena di samping nilai positif di atas, aksesnya yang agak jauh dari jalan utama juga jadi bahan pertimbangan apalagi bagi kalian yang kurang mengenal daerah ini.
#5 Masjid Ar Rahman
Suka mancing? Kebetulan ngabuburit di Pemancingan Kadisoka? Atau kebetulan berada di daerah Purwomartani? Nah, tidak jauh dari sana terdapat Masjid Ar Rahman yang bisa dikunjungi untuk menunaikan salat Maghrib. Tepatnya di Jalan Raya Purwomartani, sekitar 300 meter di utara Supermarket Pamela Tujuh.
Memang masjid Ar Rahman terhitung kecil. Bahkan jika jamaah membludak (dan biasanya membludak), bukan tidak mungkin kalian bakal salat beratapkan langit biru. Namun, para takmir telah menyediakan perlengkapan yang layak untuk itu kok.
Akan tetapi, sebagai pengendara roda empat yang skill parkirnya pas-pasan, saya sangat mengapresiasi Masjid Ar Rahman karena menyediakan tempat parkir super luas. Kalian bisa mampir salat jamaah, kemudian menyantap takjil di parkiran bersama teman atau keluarga di mobil.
Nggak perlu khawatir soal cuma bisa memandang beton atau tembok rumah tok di parkiran Masjid Ar Rahman. Di sekitar tempat parkir tersebut masih berupa ladang dan pepohonan yang segar, ditambah tempat parkirnya sangat lapang.
Itulah lima masjid di Sleman yang bisa dikunjungi kalian yang ngabuburit, dan ndilalah melewatkan maghrib di jalan. Tertarik berkunjung ke Sleman? Masak aer biar mateng, GAS!
Penulis: Nurfathi Robi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 9 Masjid di Jogja yang Sediakan Menu Takjil Gratis