Saya nggak memelihara kucing, tapi banyak kucing kompleks yang sering datang ke kos saya. Kucing-kucing milik penduduk memang saya sering “ketok-ketok” kamar di malam hari, dini hari, bahkan siang hari. Semua terjadi karena saya menyimpan persediaan makanan kucing lumayan banyak dan sering saya bagi-bagikan ke kucing-kucing kompleks yang berkunjung.
Saking seringnya,, mereka kelihatan kayak kucing-kucing saya yang kadang main ke tetangga kompleks. Kucing datang silih berganti. Biasanya beberapa kelompok kucing akan berhenti datang dan digantikan beberapa kelompok kucing lainnya. Namun dari semua kelompok itu, ada satu kucing yang hampir nggak pernah absen datang. Namanya Tam. Nama aslinya nggak tahu, pokoknya saya memanggil dia Tam.
Dia kucing kampung gagah perkasa yang sudah dari kecil sering datang ke kos. Dulu dia punya saudara kembar bernama Tim, tetapi Tim wafat sebelum menginjak dewasa. Wafatnya juga dramatis karena ia mengembuskan napas terakhir di depan pintu kamar kos saat saya sedang bekerja. Ah, sungguh kucing malang.
Nah, dari pengalaman saya mengobservasi kucing-kucing tetangga, saya mulai menyimpulkan bahwa ada karakter-karakter khusus dari masing-masing kucing tersebut. Berdasarkan riset yang tentu saja nggak bisa dipertanggungjawabkan, saya rasa karakter kucing kompleks di daerah lain juga kurang lebih sama.
Kepribadian kucing kompleks #1 Kucing bodo amat
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para kucing, saya paling buuueeenci model yang satu ini. Itu loh, yang kalau dipanggil nggak nengok sama sekali. Dikasih makan ya kayak nggak bersemangat gitu. Pokoknya diem aja di kejauhan sambil pura-pura nggak lihat saya yang menuang makanan kucing.
Tahu kan model kucing begituan? Yang nggak ada ekspresinya sama sekali. Dielus ya diem aja, dimarahi ya diem aja, dikasih makan ya makan sambil diem, bahkan pas saya diemin dia juga tetep diem aja. Aneh bener jadi kucing.
Kayaknya jenis yang satu ini kebanyakan baca bukunya Mark Manson berjudul ‘Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat’, lantas mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari. Bahkan saking bodo amatnya, kalau ada perang geng antar kucing, jenis yang satu ini bakal milih berpaling muka.
Kepribadian kucing kompleks #2 Kucing ganjen
Kebalikan sama kucing pemuja Mark Manson tadi, jenis yang satu ini periang banget. Saking periangnya, bisa dibilang ganjen. Suka tebar pesona. kalau dia jantan, sudah pasti banyak pacar kucing ceweknya. kalau dia betina, ya sudah pasti dia jadi simpanan banyak kucing-kucing yang berkuasa. Tapi marilah nggak usah bahas latar belakang si kucing.
Pokoknya kucing kompleks jenis ini gampang banget dideketin. Kadang dia yang deketin kita. Pokoknya gampang akrab banget. Kita panggil sekali, dia bakal nyamperin dan ndusel-ndusel di kaki kita. Bergeliat manja minta dielus dan dikasih makan tentunya.
Sayangnya kucing model beginian itu nggak tangguh sama sekali. Mereka manja-manja dan minta dilindungi. Jangankan ngusir tikus di dapur, wong sama cicak aja takut.
Kepribadian kucing kompleks #3 Kucing yakuza
Nah, ini salah satu jenis kucing kompleks yang saya suka. Para kucing gagah berani yang kerap melakukan aksi heroik dengan mempertahankan wilayah dari tikus-tikus liar, tokek-tokek jahanam, cicak-cicak di dinding, dan tentu saja dari jajahan kucing asing.
Pokoknya mereka bak penjaga wilayah yang nggak pernah lengah. Kerap kali saya temui kucing jenis ini sedang duduk memantau wilayah di atas genteng. kalau ada kucing pendatang yang kurang ajar, langsung didatangi dan diajak duel. Biasanya sih diawali dengan percakapan antar kucing dulu gitu, semisal,
“Elu anak mana? Ngapain datang ke wilayah ini?”
Terus dijawab sama kucing pendatang dengan kalimat, “Anu, Bang. Saya kucing ojol, mau nganter pesenan tulang ayam sisa olive chicken buat neng kucing di gang sebelah. Bentar doang, kok!”
Kalau yang dikatakan kucing pendatang itu benar, maka si kucing Yakuza bakal mengizinkan kucing ojol itu mengantar pesanan. Tapi kalau si kucing Yakuza tahu kebohongan di balik omongan si kucing pendatang, walah… perang antar geng kucing bisa terjadi semalam suntuk.
Kepribadian kucing kompleks #4 Kucing banyak bacot
Kucing kompleks jenis ini kayaknya pernah mau melamar jadi anggota kucing Yakuza, tapi gagal karena nilai bela dirinya kurang. Kucing-kucing model ini nggak bisa berantem, tapi suaranya membahana ke mana-mana kalau udah ketemu kucing lawan. Menggeram sekeras mungkin adalah keahlian mereka.
Ya, sebatas itu, tapi nggak berani main cakar. Kalau ada kucing Yakuza yang mau berantem sama kucing jenis ini, sudah pasti kucing jenis ini bakal menggeram—yang saya artikan sebagai umpatan-umpatan nyelekit—sambil mundur sejauh mungkin. Pokoknya lukai perasaan kucing lawan sampai nggak bisa melawan. Sayangnya, si kucing Yakuza nggak peduli bacotan lawan. Makanya kalau ada pertikaian, kucing banyak bacot bakal lebih sering dikejar dan dihajar daripada sebaliknya.
Serunya adalah, apabila kucing jenis ini berselisih paham dengan kucing yang jenisnya sama. Yang ada adalah adu bacot macam netizen di media sosial. Nyinyir mulu, maju kagak. Pokoknya kedua kucing bakal menggeram bergantian dan tatap-tatapan tajam gitu. kalau jarak mereka dekat ya, paling keduanya maju pelan-pelan sambil tetap menggeram sampai kepala mereka hampir ketemu. Tapi ya gitu, situasi hanya akan menjadi tegang dan anti klimaks karena nggak ada baku hantam yang terjadi. Kalau keduanya capek ngebacot, ya masing-masing bakal pergi.
Kepribadian kucing kompleks #5 Kucing petualang
Kucing ini kerap menjelajah rumah demi rumah, kompleks demi kompleks, bahkan desa demi desa. Pokoknya hanya akan sekali dua kali ditemui, kemudian nggak bakal muncul lagi. Filosofi hidup mereka barangkali adalah hidup harus selalu bergerak. Makanya, tinggal di satu lokasi bukanlah sesuatu yang mereka sukai. Mereka biasanya tampak tak terawat tetapi memiliki tubuh kuat dan sehat. Mereka nggak banyak bacot, juga menghindari pertikaian dengan kucing lain. kalau ternyata ada kucing yang berselisih paham, wohhh jangan salah, mereka memiliki kemampuan bela diri di atas rata-rata dan bisa menyusahkan golongan kucing Yakuza.
BACA JUGA Minum Kopi Itu Tidak Biasa Saja dan Pantas untuk Diromantisasi dan tulisan Riyanto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.