5 Kuliner Maluku Utara yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa

5 Kuliner Maluku Utara yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa Terminal Mojok

5 Kuliner Maluku Utara yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa (Unsplash.com)

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data Indeks Kebahagiaan di Indonesia dan menempatkan Maluku Utara sebagai provinsi dengan tingkat kebahagiaan tertinggi, yaitu 76.34%. Bagi yang belum tahu, indeks kebahagiaan tersebut diukur berdasarkan dimensi kepuasan hidup, dimensi perasaan, dan dimensi makna hidup.

Sebagai orang Jawa yang pernah berkunjung ke Maluku Utara, saya kok curiga salah satu faktor yang membuat penduduk Maluku Utara bahagia adalah kombinasi antara keindahan alam dan makanannya. Bayangkan saja, orang sana kalau stres healing-nya nggak perlu jauh-jauh, cukup jalan kaki sebentar menuju pantai terdekat. Makanannya pun sehat-sehat, hasil olahan laut yang masih segar, jauh dari junk food layaknya orang-orang di kota besar.

Di antara banyaknya makanan enak di Maluku Utara yang pernah saya coba, ada lima kuliner yang sangat cocok dengan lidah saya sebagai orang Jawa dan bikin mood bahagia saat mengonsumsinya. Berikut daftarnya.

#1 Gohu ikan

Orang yang tinggal di Pulau Jawa, terutama yang tinggal di perkotaan, tentu akrab dengan sashimi. Makanan ini bahkan selalu muncul dalam menu restoran Jepang yang ada di mal di kota-kota besar. Meski rasanya enak dan sehat karena terbuat dari ikan salmon atau tuna, harga sashimi sering kali nggak ngotak alias mahal. Jika kalian pengin mencoba makanan yang mirip sashimi tapi dengan harga terjangkau, saya sarankan untuk mencicipi menu gohu ikan khas Maluku Utara.

Gohu terbuat dari ikan segar yang dipotong kotak seukuran dadu. Ikan yang digunakan biasanya ikan cakalang. Bumbunya cukup sederhana, ada kacang tanah, bawang merah, cabai rawit, dan garam. Semua bumbu tersebut kemudian dicampur dengan irisan ikan, lalu ditaburi perasan lemon dan kemangi. Proses memasaknya alami, tanpa perlu dipanggang atau digoreng.

Rasa gohu ikan enak banget, ada rasa pedas dan gurih. Ikannya pun nggak amis dan punya tekstur yang lembut. Makan gohu ikan benar-benar membuat lambung saya bahagia karena sehat dan kaya protein.

#2 Pisang sambal colo-colo

Pisang sambal colo-colo di Maluku Utara menggunakan pisang jenis mulut bebek. Pisang jenis ini hanya terdapat di sana dan menjadi ciri khas makanan Maluku Utara. Mau makan di hotel bintang lima atau warung pinggir jalan, kalau pesan pisang sambal, bahan utama yang digunakan pasti pisang mulut bebek ini. Bentuknya yang panjang dan melengkung dengan tekstur yang nggak lembek dan rasa yang nggak terlalu manis membuat pisang mulut bebek cocok sekali dicocol dengan sambal.

Sebenarnya saya pernah makan pisang sambal di beberapa daerah lain seperti Makassar dan Palu, tapi kebanyakan tekstur pisangnya lembut dan rasa bumbunya pun agak manis. Hal tersebut justru kurang cocok di lidah Jawa saya, karena biasanya pisang manis di Jawa cocolannya keju atau susu, bukan sambal.

Selain itu, pisang colo-colo di Maluku Utara punya tekstur yang lebih keras karena digoreng kering hampir seperti keripik, baru kemudian dibumbui gurih. Rasanya seperti makan ote-ote, tapi bahan dasarnya bukan sayuran, melainkan pisang.

Satu piring pisang mulut bebek bersama sambal colo-colo disajikan dengan menu pendamping berupa satu mangkuk teri kecil dan kacang kenari. Sungguh sajian yang nikmat, apalagi dimakan sambil melihat matahari terbenam di dekat pantai. Silakan dicoba, saya jamin hormon dopamin kalian akan langsung naik.

#3 Nasi Jaha

Nasi jaha terbuat dari ketan, santan, dan dibungkus dengan daun pisang. Kalau di Jawa, makanan ini mirip lepet. Bedanya, kelapa pada lepet diparut dan biasanya ditambah kacang merah, sementara pada nasi jaha, kelapa hanya diambil santannya dan proses masaknya menggunakan bambu.

Cara masak nasi jaha cukup sederhana, ketan yang sudah dicampur dengan santan diberi gula dan garam lalu dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dilapisi daun pisang. Kemudian bambu ini dibakar di atas api selama 40 menit hingga satu jam. Setelah matang, nasi jaha biasanya disajikan dengan ikan bakar sambal rica-rica. Tapi, kalau mau makan nasi jahanya saja juga bisa, kok. Rasanya sudah enak sekali karena gurih dan harum dari daun pisang.

Selain cocok dengan lidah orang Jawa, nasi jaha ini sepertinya juga pas dengan lidah orang Sumatra karena kuliner ini juga mirip dengan lemang.

#4 Lalampa

Lalampa adalah sejenis kudapan terbuat dari ketan, santan, dan daun pandan yang diisi dengan ikan, lalu dibungkus daun pisang. Isian lalampa terbuat dari suwiran ikan yang diberi bumbu cabai rawit, bawang merah, bawang putih, kemiri, serai dan garam. Ikan yang digunakan adalah jenis tongkol.

Kalau di Jawa, lalampa ini mirip lemper. Perbedaannya ada pada isiannya. Kalau lemper biasanya berisi ayam suwir, lalampa diisi ikan suwir tadi. Di Maluku Utara, ikan memang makanan yang akan selalu dijumpai. Rasanya otak saya juga mendadak langsung cerdas kalau berada di sana karena asupan Omega-3 terpenuhi dengan baik.

#5 Pisang coe

Salah satu jajan pasar yang paling saya sukai di Ternate, Maluku Utara, adalah pisang coe. Pisang coe terbuat dari tepung terigu, pisang raja, dan kacang kenari. Proses pembuatannya adalah dengan cara dikukus. Rasa pisang coe manis, legit, dan memiliki aroma pisang yang kuat dengan rasa gurih kacang kenari.

Makan pisang coe ditemani secangkir kopi atau teh sangat cocok untuk meningkatkan mood di pagi hari. Pisang coe banyak dijual di pasar dan biasanya jadi menu takjil saat bulan Ramadan di sana.

Itulah lima kuliner dari provinsi paling bahagia di Indonesia yang patut dicoba. Siapa tahu suatu hari nanti kalian ada yang berkesempatan mengunjungi Maluku Utara dan mencicipi kuliner di sana.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version