5 Kuliner Legendaris di Kota Depok: Bakso Comberan Adalah Andalan!

5 Kuliner Legendaris di Kota Depok: Bakso Comberan Adalah Andalan! Terminal Mojok.co sejarah depok

5 Kuliner Legendaris di Kota Depok: Bakso Comberan Adalah Andalan! (Shutterstock.com)

Kota Depok menjadi salah satu kota penyangga Jakarta yang sangat cepat berkembang dan berubah. Setidaknya, itulah yang saya rasakan setelah sekian belas tahun menjadi warga Depok. Berbagai hal berubah dan berkembang meski terkadang memberikan sisi negatif dan positif. Berubah memang menjadi sebuah keniscayaan, terlebih bagi Kota Depok sebagai penyangga ibu kota negara.

Salah satu perubahan yang sangat mencolok, dulu Kota Depok disebut sebagai tempat jin buang anak. Pasalnya, masih banyaknya kebun dan hutan di sini. Kini sebutan itu tidak lagi cocok untuk Kota Depok. Lantaran kebun dan hutan tersebut semakin hilang, berubah menjadi pemukiman penduduk atau kawasan perdagangan.

Dunia kuliner juga menjadi salah satu hal yang sangat cepat sekali berubah di Kota Depok. Ketika menjamur coffee shop, Kota Depok tak mau kalah. Di sudut-sudut perkampungan pun berdiri banyak coffee shop dengan berbagai inovasi unik yang ditawarkan. Bisa dibilang, Kota Depok tidak ketinggalan tren dalam dunia kuliner. Ia sangat dinamis.

Icon Kota Depok (Shutterstock.com)

Namun, berkembangnya dunia kuliner di Kota Depok yang mengikuti tren tidak serta merta menggeser atau menghilangkan jenis kuliner yang telah lama berdiri. Beberapa jenis kuliner yang berdiri sejak lebih dari 10 tahun lalu masih banyak yang bertahan hingga sekarang. Mereka menempati fase sebagai kuliner legendaris yang mempunyai daya tarik tersendiri.

Kuliner kekinian boleh menjamur, tetapi kuliner legendaris tetap mendapat tempat di hati penggemarnya. Analoginya, seperti es teh manis. Meski selalu bermunculan berbagai jenis minuman kekinian, tapi es teh manis tetap masih eksis hingga sekarang dan mempunyai banyak penggemar.

Nah, bicara mengenai kuliner legendaris, berikut adalah 5 kuliner legendaris di Depok yang boleh Anda coba.

#1 Bakso Comberan

Nama sebenarnya adalah Bakso Hitam atau Bakso Item Bewok. Karena berwarna hitam itulah, banyak yang menyebutnya sebagai Bakso Comberan.

Kuah hitam dihasilkan dari penggunaan kluwek pada bumbu. Kluwek yang di masyarakat Jawa biasanya dipakai untuk memasak rawon, tapi oleh pendiri bakso comberan yaitu Pak Bewok, digunakan untuk bumbu kuah bakso.

Kedai bakso unik yang berdiri sejak 90-an ini terhitung sangat sederhana dan berlokasi di Jalan Ridwan Rais, Kecamatan Beji. Untuk menemukan lokasinya tidaklah sulit karena namanya sudah termasyur sekali di Depok.

Selain kuahnya yang unik, ada juga menu unik yang ditawarkan yaitu tulang ayam atau kerongkongan. Baksonya berkuah hitam lalu dipadu dengan tulang ayam atau kerongkongan. Keunikan inilah yang menjadi salah satu sebab Bakso Comberan masih eksis hingga sekarang. Bahkan, ia makin terkenal, lho. Ini seiring makin banyaknya wartawan kuliner atau influencer media sosial yang meliputnya.

#2 Bubur Ayam Kong Nalih

Warga Kota Depok, terutama di Kecamatan Pancoran Mas, pasti paham betul dengan Bubur Ayam Kong Nalih. Mereka menyebutnya bubur ayam lejen karena memang berdiri sudah sejak 1980-an.

Bubur ayam (Shutterstock.com)

Bubur Ayam Kong Nalih hanya sebuah lapak kaki lima. Dahulunya, Kong Nalih menjajakan buburnya di depan sebuah masjid besar di Jalan Raya Sawangan. Lantaran saat ini ada larangan berjualan di depan masjid, Kong Nalih memindahkan lapaknya di depan rumahnya sendiri, di Jalan Wadas Raya, Pancoran Mas.

Saat ini, anak Kong Nalih yang meneruskan usaha tersebut. Kong Nalih yang masih terlihat sehat meski usia sudah senja, cukup memantau.

Bubur Ayam Kong Nalih sama seperti bubur ayam kebanyakan. Harga pun tidak jauh beda dengan bubur ayam lainnya. Mungkin yang menjadi salah satu sebab bubur tersebut masih eksis hingga sekarang adalah konsistensi Kong Nalih untuk tetap berjualan dengan pelayanan yang ramah.

#3 Ayam Bakar Christina

Kedai ayam bakar ini sangat mencolok di Jalan Margonda karena plang besar berwarna hijaunya yang khas sekali. Sejak saya pertama kali melihatnya sekian belas tahun silam, tidak ada yang berubah dengan plang yang berdiri tegak di atas kedai sederhana tersebut. Setiap kali disebut Ayam Bakar Christina, maka yang tergambar dalam pikiran saya adalah plang hijau besar tersebut.

Ayam Bakar Christina berdiri sejak 1989. Menu awalnya hanya ayam bakar kecap yang sangat manis. Namun, makin lama menunya kian variatif. Menu kekinian pun ada, seperti ayam geprek.

#4 Sop Durian Margonda

Kedai Sop Durian Margonda terletak di Jalan Margonda, tepatnya dekat dengan lampu merah fly over ARH. Sup durian ini tidak pernah sepi pengunjung sejak awal berdirinya. Berdirinya kedai ini sama dengan pertama kali saya menjadi warga Kota Depok, yaitu pada 2010.

Semangkuk sop durian (Shutterstock.com)

Lantaran ramai pengunjung, terkadang sampai membuat kemacetan. Sebab, kedai ini terletak di spot yang rawan macet. Konon, pemilik kedai sampai berkali-kali ditegur polisi lalu lintas karena dinilai menjadi sebab kemacetan. Salah satu hal yang menjadi sebab sajian durian berkuah manis dingin rasa susu ini bertahan hingga sekarang adalah pemiliknya konsisten menggunakan bahan berkualitas dalam pembuatannya.

#5 Bubur Ayam Organik Pak Gentong

Saya mengamati betul perkembangan bubur ayam terenak di Kota Depok ini. Pasalnya, sejak kali pertama membeli, saya jatuh hati banget dengan bubur ayam organik ini. Selain berasnya menggunakan beras organik, topping buburnya sangat melimpah. Kuah kaldunya pun sangat gurih.

Dulunya, owner hanya berjualan dengan menggunakan mobil pick up dan tidak bisa dine in. Paling hanya tersedia kursi satu dua layaknya tukang bubur keliling. Kalau bubur ayam lain buburnya dimasukkan dalam panci, Bubur Ayam Organik Pak Gentong menggunakan gentong sebagai wadah bubur.

Lambat laun Bubur Ayam Organik Pak Gentong mempunyai tempat permanen yang luas dan nyaman dengan puluhan atau bahkan ratusan karyawan. Menunya kian variatif, ada bakso, ketoprak, pecel, mi ayam, dan lain-lain. Tiap kali makan di sini, nyaris tidak pernah sepi pembeli.

Kualitas bahan, rasa, dan pelayanan yang ramah menjadi kunci Bubur Ayam Organik Pak Gentong masih eksis hingga sekarang.

Nah, kalian mau coba yang mana? Semua enak, semua lejen. Percaya sama saya.

Penulis: Sri Hastutiningsih
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version