Jangan-jangan selama ini kamu sering melakukan kebiasaan berikut tanpa sadar, makanya muncul masalah keputihan yang nggak normal.
Keputihan adalah hal yang wajar dialami setiap perempuan asalkan masih dalam batasan ukuran yang normal, tidak berbau, dan berwarna bening. Sejatinya, keputihan ini bertujuan baik, yaitu sebagai reaksi pembersihan alami tubuh dari virus dan bakteri.
Sayangnya, keputihan bisa jadi masalah yang serius ketika sudah disertai dengan rasa gatal serta terbakar di sekitar genital, berbau menyengat, dan berwarna kekuningan atau kehijauan. Apabila mendapati ciri-ciri tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk tindakan lebih lanjut. Selain harus mewaspadai tanda-tanda demikian, perempuan juga wajib menghindari lima kebiasaan berikut yang dapat memunculkan masalah keputihan tidak normal.
#1 Konsumsi gula melebihi batas wajar
Melansir dari situs alodokter.com, batas konsumsi gula tambahan yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 30 gram atau sekitar 7 sendok teh per hari. Sebab, tanpa gula tambahan pun, orang biasanya tanpa sadar telah mengonsumsi gula yang berasal dari karbohidrat.
Namun, masih banyak orang belum paham benar dengan bahaya yang disebabkan dengan asupan gula berlebih. Selain peluang terserang diabetes, mengonsumsi gula melebihi batas wajar juga akan membuat seseorang rentan mengalami keputihan. Pasalnya, gula darah yang tinggi akan mengganggu keseimbangan pH di daerah organ intim. Risikonya adalah jamur Candida akan dengan senang hati berkembang biak dengan subur di vagina.
#2 Salah pilih celana dalam
Celana dalam berbahan mengilat dengan aksen renda memang menggoda untuk dikenakan karena dapat menciptakan kesan seksi pemakainya. Sialnya, sejumlah material yang digunakan untuk memproduksi pakaian dalam tersebut sering kali tidak ramah dengan kesehatan vagina.
Bahan celana dalam yang paling cocok dikenakan adalah katun. Selain dapat menyerap keringat, serat bahan katun juga mempunyai sirkulasi udara yang baik sehingga daerah organ intim tidak mudah berkeringat. Sebaliknya, bahan serat buatan seperti polyester dan nylon kerap kali tidak bisa menyerap keringat. Di samping bahan baku, celana dalam yang terlalu ketat juga berpeluang memicu timbulnya keputihan yang tidak normal.
#3 Menunda mengganti pembalut saat datang bulan
Pembalut dan wanita adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Meskipun sekarang sudah banyak alat penampung darah menstruasi seperti menstrual cup dan tampon, tidak sedikit perempuan yang masih setia memakai pembalut konvensional.
Lantaran kesibukan dan lain hal, terkadang kita lupa untuk segera mengganti pembalut setiap empat jam sekali. Padahal kebiasaan ini berisiko menimbulkan keputihan abnormal. Alasannya, pada saat datang bulan, jumlah bakteri jahat yang berdiam di area vagina sedang meningkat, apalagi saat siklus haid sedang deras-derasnya.
#4 Cara membasuh vagina yang kurang tepat
Walau tampaknya sepele, membilas vagina setelah buang air ternyata berpengaruh juga terhadap kesehatan organ intim, lho! Membasuh vagina yang benar adalah dimulai dari depan ke arah belakang menuju anus, bukan sebaliknya. Gerakan ini hanya boleh dilakukan searah saja guna mencegah perpindahan bakteri dari anus ke vagina.
Selain itu, hindari pemakaian sabun pembersih vagina, terutama yang memiliki kandungan parfum di dalamnya. Selain nirfaedah, penggunaan sabun pembersih tanpa resep dokter justru akan membunuh flora baik dan merusak keseimbangan pH vagina itu sendiri.
#5 Lalai membersihkan vagina setelah berhubungan intim
Kebersihan adalah kunci utama menjauhkan diri dari keputihan abnormal, tidak terkecuali ketika melakukan hubungan badan. Adalah bijak untuk selalu mengenakan alat kontrasepsi ketika berhubungan intim guna mencegah penularan bakteri.
Selain itu, bagi wanita, membiasakan diri untuk buang air kecil setelah berhubungan seks adalah hal yang baik karena membantu proses pengeluaran bakteri dari uretra. Selepasnya, wajib bersihkan vagina dengan cara yang tepat dan diseka hingga benar-benar kering.
Kira-kira, dari ke lima hal di atas, manakah yang masih sering dilakukan? Jika sudah tahu, mulai sekarang segera hentikan kebiasaan tersebut, ya. Namun, apabila cara-cara di atas masih kurang mumpuni dalam menangani keputihan yang mengganggu, jangan ragu dan tunda untuk segera melakukan janji konsultasi dengan dokter.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mengenal Apa Itu PCOS dan Cara Mengatasinya.