5 Hal yang Terjadi jika Citayam Fashion Week Pindah ke Pantai Indah Kapuk

5 Hal yang Terjadi Jika Citayam Fashion Week Pindah ke Pantai Indah Kapuk Terminal Mojok

5 Hal yang Terjadi Jika Citayam Fashion Week Pindah ke Pantai Indah Kapuk (ANTARA/Mentari Dwi Gayati/uyu)

Seandainya Citayam Fashion Week beneran pindah ke daerah Pantai Indah Kapuk, kira-kira bakal kayak gimana, ya?

Kabar buruk datang dari Citayam Fashion Week. Bukan, ini bukan terkait anak-anak Citayam yang bikin onar atau buang sampah sembarangan, melainkan ada pihak yang mendaftarkan Citayam Fashion Week ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI). Pihak yang mendaftarkan tersebut berasal dari kalangan borjuis. Memang istilah “created by the poor, stolen by the rich” dalam sepak bola nyata adanya, ya.

Sebelumnya saya sempat nonton video wawancara Roy, salah seorang anak yang terkenal dari Citayam Fashion Week, yang mengatakan bahwa dia dan beberapa temannya berencana untuk pindah tongkrongan dari Sudirman ke Pantai Indak Kapuk (PIK). Menurut mereka, kehadiran anak Jaksel kini menggeser keberadaan anak Citayam di Sudirman. Bukan nggak mungkin kalau Roy, dkk. makin mantap pindah ke PIK setelah tahu Citayam Fashion Week didaftarkan ke PDKI.

Kalau Citayam Fashion Week benar-benar pindah ke Pantai Indah Kapuk, saya rasa 5 hal berikut bakal terjadi.

#1 Ongkos transportasi anak Citayam jadi lebih mahal

Jika kita membandingkan ongkos transportasi dari Stasiun Citayam ke Sudirman dan dari Citayam ke Pantai Indah Kapuk, jelas bakal lebih hemat ongkos dari Citayam ke Sudirman. Sebab, anak-anak Citayam ini hanya perlu naik KRL sekali untuk bisa mencapai Sudirman.

Sementara itu, jika anak Citayam nongkrong di Pantai Indah Kapuk, mereka harus naik transportasi umum minimal dua kali, yakni KRL dan TransJakarta, lantaran nggak ada KRL yang bisa turun langsung di PIK. Jadi, kalau anak-anak Citayam mau nongkrong di Pantai Indah Kapuk, mereka harus turun di Stasiun Jakarta Kota, kemudian keluar stasiun dan mencari halte terdekat agar bisa menuju daerah PIK dengan bus TransJakarta. Agak ribet juga ya kalau mau bikin Citayam Fashion Week di PIK.

#2 Waktu tempuh ke tempat nongkrong jadi lebih lama

Jika Roy, Bonge, Jeje, dkk. memang berniat pindah tempat nongkrong ke Pantai Indah Kapuk, mereka harus memperhitungkan waktu tempuh juga. Pasalnya, waktu tempuh dari Citayam ke PIK bakal lebih lama ketimbang dari Citayam ke Sudirman. Belum lagi kalau mereka ketinggalan KRL atau harus menunggu lama bus TransJakarta, wah, bisa-bisa waktunya keburu habis di jalan.

#3 Butuh tenaga lebih banyak untuk bisa sampai ke tempat nongkrong

Selain ongkos dan waktu, ada satu hal lagi yang memberatkan anak Citayam untuk nongkrong di Pantai Indah Kapuk, yakni perkara tenaga. Kenapa saya bilang memberatkan? Gini, seperti yang sudah saya bilang tadi, kalau mau nongkrong di PIK, mereka harus nyambung naik TransJakarta setelah turun di Stasiun Jakarta Kota. Keluar stasiun, mau nggak mau mereka harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk bisa menuju halte bus terdekat. Tahu sendiri, kan, konon orang Indonesia itu paling susah diajak jalan kaki. Eh, tapi saya tetap mendukung Roy, Bonge, Jeje, dkk. supaya semangat jalan kaki, sih. Hitung-hitung olahraga, kan?

#4 Omzet starling Sudirman turun

Starling alias Starbucks keliling atau yang lazim dipahami sebagai tukang kopi keliling turut menjadi buah bibir di tengah hiruk-pikuk Citayam Fashion Week. Ramainya anak-anak Citayam yang nongkrong di Sudirman membuat omzet starling di daerah tersebut meningkat drastis. Ada beberapa media yang menyebutkan bahwa omzet starling ini bisa mencapai 700 ribu per hari dan bahkan lebih!

Nggak kebayang kalau anak-anak Citayam beneran pindah tongkrongan ke Pantai Indah Kapuk. Kemungkinan besar omzet starling di Sudirman bakal anjlok. Sebab, nggak mungkin kan anak-anak Jaksel atau pegawai SCBD mau jajan dan ngopi di starling? Apalagi di daerah Sudirman sudah banyak gerai coffee shop besar.

#5 Harus membangun kembali brand Citayam Fashion Week di tempat baru

Saya rasa hal terakhir ini jadi tantangan paling berat bagi anak-anak Citayam. Sebab, mereka harus membangun kembali brand Citayam Fashion Week di tempat nongkrong yang baru, yakni di Pantai Indah Kapuk. Anak-anak seumuran Roy, Bonge, Jeje, dkk. mungkin bakal kesulitan, namun ini bukan hal yang mustahil. Dengan semangat kebersamaan dan keunikan, saya yakin anak-anak Citayam bisa menghantam kembali congkaknya industri fesyen Jakarta yang selama ini dikuasai oleh anak Jaksel hypebeast.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Citayam Fashion Week: Bergaya Adalah Hak Setiap Orang, Bukan Cuma Mereka yang Beralas Kaki Nike Atau Berparfum Bvlgari.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version