Dulu, saya pikir Honda PCX adalah motor matic nyaman dengan model sporty yang bakal jadi saingan skutik gembul dari pabrikan lain. Tentu ini dengan beragam kelebihan yang ia bawa. Di antaranya, bagasi paling luas di kelasnya, nggak ngirit fitur lagi, dan soal keamanan yang sudah kompleks tertanam sejak motor ini menetas. Misal saja, kunci yang sudah keyless, answer back system, dan alarm.
Kurang aman apalagi, coba? Niscaya, para maling motor pun bakal bimbang untuk menggondol satu unit Honda PCX. Mereka pun bakal mikir-mikir, gimana cara membobol kuncinya? Ya kali, maling sambil nuntun motornya.
Suatu ketika, adik saya memutuskan beli Honda PCX. Dia memboyong satu unit si PCX lansiran 2019 warna merah maroon. Warnanya merona, pengelihatan saya ikutan terpana. Tiap lekuknya tampak futuristik dan sporty. Saya pikir, desain Honda PCX ciamik betul. Aksen bodi yang melekuk tajam dari lampu belakang hingga reflektor lampu depan. Ini ditambah ukuran roda depan 14 inci dibalut ban berukuran 110/70. Selain itu, roda belakang ditempel velg 13 inci dengan ban besar 130/70. Ini membuat orang-orang betah ngelihatnya, termasuk saya.
Bukan hanya itu, kapasitas tangki Honda PCX ini sanggup menenggak bensin 8,1 liter. Itu menjadikannya sebagai skutik bongsor dengan kapasitas tangki terbanyak. Sungguh, sebuah paduan sempurna dengan iritnya mesin Honda yang sudah terkenal sejak dulu, kan?
Akan tetapi, semua kelebihan itu lengser ketika saya mencoba Honda PCX ini. Hal yang terlintas di pikiran saya, PCX itu kayak orang yang good looking. Ia enak dipandang, tapi pas tahu attitude-nya yang nggak banget, haduh ampun, deh!
#1 Kurang bisa diajak sat-set saat macet
Harus diakui bahwa riding position PCX itu emang enak. Apalagi kalau untuk jarak jauh, stang lebarnya bikin anteng saat kecepatan tinggi. Namun, ini berbanding terbalik pas lagi macet. Bodi gembulnya bikin ia nggak lincah blas. Ini diperparah kalau ada pengguna PCX yang nggak tahu diri dan main selap-selip pas macet. Ketika bodi bongsornya nggak bisa lewat di celah-celah kendaraan, ini malah bikin stuck pemotor lain di belakangnya. Kayak yang saya lakukan tempo hari. Hehehe, maaf, ya.
#2 Nggak geser-able
Suatu ketika, tangan saya juga pernah terkilir ketika mau menggeser posisi si PCX. Nggak heran, bobotnya saja 131 kilogram untuk tipe CBS. Sementara untuk tipe ABS-nya, lebih berat lagi, yakni 132 kilogram. Sungguh, ia adalah motor matic yang nggak geser-able.
#3 Bodinya gampang getar
Hal lain yang bikin saya nggak habis pikir, ternyata bodi Honda PCX gampang getar. Ingat suara batok Supra 100 yang getar? Nah, kayak gitu suaranya. dari penuturan montir-montir kenalan saya, mereka bilang bahwa bodi motor Honda memang gitu, gampang getar.
“Entah salah desain sambungannya atau gimana. Pastinya, sih, masalah bodi getar sudah jadi ciri khas motor dari pabrikan sayap ngepak,” katanya sih gitu. Sungguh, tampang cakepnya jadi tercoreng sama suara getar bodi. Saya juga heran. Saya baru tahu juga setelah coba si PCX ini.
#4 Tarikanya agak lemot
Bukan saja suara bodi yang nggeter, tarikan Honda PCX pun kurang bisa sat set, was wus. Ia sudah dibekali dengan mesin berkapasitas 156 cc. Namun, komposisi diameter piston atau bore berukuran 60 mm, sementara stroke 55,5 mm. Lantas, ia bisa disebut dengan mesin yang overbore.
Seperti yang sudah banyak dipahami, karakter mesin overbore cuma enak untuk dibawa tarikan atas. Sementara tarikan bawahnya bakal lemot. Pantas saja, Honda PCX terasa boyo banget kalau dipakai salip kanan kiri. Apalagi, mau stop and go di jalanan macet. Wegah, wes, wegaaah.
Saya sempat dibuat sebal dengan tarikannya yang lemot, apalagi pas mau menyalip mobil. Bukannya langsung sat-set saat gas dipuntir, nyatanya Honda PCX yang saya pakai malah disalip Honda Beat dari belakang. Aseeem, kurang malu gimana coba?
#5 Minimal pakai bahan bakar ron-92
Agaknya, rasio kompresi yang cukup padat, 12:1, nggak begitu membantu dalam hal akselerasi. Saya sendiri merasakan tarikan PCX masih aja lemot. Kalau begini, kayak dipaksai ngelarisi bensin ron-92 alias Pertamax. Sebab, dengan kompresi mesin segitu, bahan bakar yang dipakai ya minimal kudu ron-92.
Memang, ya, nggak ada motor matic yang sempurna. Contohnya saja Honda PCX yang good secara tampilan, tapi ada aja kurangnya. Tapi, meski rada lemot, bodinya yang gede emang enak banget buat diajak belanja, sih. Muat banyak barang, Lur!
Penulis: Budi
Editor: Audian Laili
BACA JUGA Review Honda PCX setelah 2 Tahun Pemakaian