Sebagai alumnus PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT), perusahaan retail minimarket yang memegang Alfamart, Alfamidi, Lawson, dan Dan+Dan, saya pernah merasakan dua suasana kerja berbeda di sana: di toko dan di gudang. Perusahaan retail terbesar kedua setelah PT Indomarco Prismatama (baca: Indomaret) ini memang selalu membuka lowongan pekerjaan—untuk ditempatkan di gudang dan toko—yang diumumkan di akun media sosial resmi mereka. Tentu saja salah satu alasannya adalah untuk mengisi kekosongan karyawan. Maklum, dalam sehari, hampir selalu ada toko baru yang dibuka oleh Alfamart.
Lowongan pekerjaan yang ditawarkan beragam dan bisa dilamar oleh siapa saja mulai dari lulusan SMA hingga sarjana. Khusus untuk lulusan SMA, ada dua lowongan pekerjaan yang biasanya ditawarkan. Pertama, menjadi pramuniaga di toko. Kedua, menjadi karyawan di gudang. Oh ya, kami juga menyebut gudang ini dengan sebutan Distribution Center (DC).
Tak sedikit dari pelamar kerja yang utamanya lulusan SMA merasa kebingungan saat memilih hendak melamar kerja di toko atau di gudang Alfamart. Sebagai seorang alumnus yang sudah pernah merasakan bekerja di toko dan gudang Alfamart, saya harus bilang kalau bekerja di gudang lebih enak ketimbang di toko. Tentu saja ada alasan saya berani mengatakan demikian. Buat kalian yang mungkin sedang galau mau melamar ke mana, sebaiknya simak dulu alasan saya lebih senang bekerja di gudang Alfamart ketimbang di tokonya.
#1 Nggak perlu tebak-tebakan soal penempatan
Keuntungan pertama bekerja di gudang Alfamart adalah lokasi kerjanya pasti sehingga karyawan nggak perlu tebak-tebakan soal penempatan kerja. Sebab dalam satu wilayah DC hanya akan ada satu gudang Alfamart. Misalnya di Kota Semarang, gudang pusatnya ada di Kecamatan Tugu. Gudang ini bertugas mendistribusikan barang kepada ribuan toko di Kota Semarang.
Tentu saja ini berbeda jika kalian memilih posisi menjadi pramuniaga toko yang mana wilayah kerjanya jauh lebih luas dan kesempatan untuk dipindah ke toko lain lebih besar. Bisa saja rumah kalian berada di Kendal, tapi kalian ditempatkan di Jepara. Atau rumah kalian di Demak, tapi ditempatkan di toko yang ada di Batang. Nggak ada hal yang mustahil soal penempatan kerja ini jika bekerja di toko.
#2 NBH kecil
Di dalam dunia retail, Nota Barang Hilang (NBH) jadi hal yang bakal ditemui tiap bulan oleh para karyawan. NBH merupakan potongan uang yang dibebankan ke gaji karyawan yang berasal dari selisih laporan keuangan bulanan. Besarannya beragam tergantung selisih pada laporan bulan itu. Misalnya di bulan Oktober selisih laporan keuangan antara debit dan kredit toko sebesar Rp2 juta, sementara total karyawan di toko tersebut ada 8 orang, maka Rp2 juta dibagi 8 orang sehingga gaji tiap karyawan di toko tersebut dipotong Rp250 ribu untuk NBH. Angka 8 itu tergantung jumlah karyawannya, lho. Kalau kalian berada di toko yang jumlah karyawannya sedikit, NBH-nya cenderung lebih besar.
Soal NBH di toko berbeda dengan di gudang Alfamart. Di gudang DC, jumlah karyawannya banyak hingga ribuan orang. Banyaknya karyawan ini membuat besaran NBH yang dibebankan pada karyawan jadi lebih kecil ketimbang di toko. Misalnya di gudang Alfamart ada selisih laporan Rp35 juta sementara total karyawan gudang ada 1250 orang, tinggal dibagi saja angka tersebut dan ketemulah nominal Rp28 ribu per orang untuk potongan NBH. Selama saya bekerja di gudang Alfamart, potongan NBH terbesar yang pernah saya alami adalah Rp30 ribu.
#3 Jam kerja lebih pasti
Kepastian jadi hal yang diperlukan nggak cuma dalam hubungan percintaan, tapi juga pekerjaan, ygy. Saat bekerja sebagai karyawan di gudang Alfamart, saya memiliki jam kerja yang pasti. Kelebihan jam kerja akan menjadi hitungan lembur dan itu pasti.
Ini sedikit berbeda saat saya bekerja di toko. Saya pernah mendapat sif pagi dan sudah menyelesaikan kewajiban saya bekerja selama 8 jam. Namun, waktu itu saya belum bisa pulang lantaran ada jadwal pengiriman barang dari toko. Maklum, bongkar muat barang yang datang jadi kewajiban para pramuniaga toko terkhusus karyawan pria dan itu tetap harus dilakukan meski jam kerja sudah kelar. Waktu itu saya harusnya sudah selesai bekerja pukul 4 sore, tapi hingga pukul 7 malam saya masih belum bisa pulang karena masih harus menunggu barang datang. Waktu tunggu ini nggak dihitung lembur, ygy.
#4 Libur di hari raya
Jangan heran melihat toko Alfamart nggak pernah tutup, sebab toko memang dilarang untuk tutup meski ada hari raya keagamaan sekalipun. Eh, tapi bukan berarti karyawannya nggak libur, ya. Libur bagi pramuniaga toko tetap ada meski harus bergantian.
Hal tersebut nggak saya alami saat bekerja di gudang Alfamart. Saat bekerja di gudang DC dulu, tiap menjelang hari raya keagamaan, utamanya Idulfitri, persiapan pengiriman barang sudah dimulai sejak awal sehingga saat jelang Lebaran minimal H-2 gudang sudah steril dari aktivitas pengiriman barang. Makanya seluruh karyawan gudang bisa berlibur di hari Lebaran.
#5 Kesempatan cari jodoh lebih besar
Selain cari uang yang banyak, kerja di gudang Alfamart bisa mendapat kesempatan untuk cari jodoh. Di gudang DC Alfamart ada ribuan pekerja, meski didominasi karyawan laki-laki, tetap ada kok karyawan perempuan di sini. Tak jarang terjadi cinlok di antara karyawan tersebut dan berujung pada pelaminan.
Sebenarnya di toko juga bisa sih cari jodoh, tapi kan rekan kerjanya nggak sebanyak di gudang DC. Selain itu, karena lingkup kerja toko yang kecil, kalau ada karyawan cinlok dan tiba-tiba mereka berantem, bisa berdampak pada stabilitas di toko tersebut. Ha gimana, masa diem-dieman terus di toko yang diisi 8 orang pramuniaga saja?
Semoga penjelasan di atas mengenai hal-hal enakmya bekerja di PT SAT, utamanya di bagian gudang Alfamart, bisa menjadi referensi bagi para lulusan SMA yang hendak mencari pekerjaan. Selamat berjuang mencari kerja!
Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Alfamart dan Kebijakan Barang Hilang Potong Gaji: Wawancara tentang Kehidupan Pegawai Minimarket.