Saat ini para penonton drama Korea dimudahkan untuk dapat menikmati drakor favoritnya. Terdapat beragam pilihan layanan streaming Over The Top (OTT) seperti Netflix, Viu, Iqiyi, dan Disney+, yang meminimalisasi besar usaha yang harus dikeluarkan untuk sekadar nge-drakor.
Sebelum ada banyak aplikasi maupun platform OTT seperti saat ini, para pencinta drakor harus mengeluarkan lebih banyak energi dan waktu untuk bisa menyaksikan drakor kesayangannya. Cara-cara yang dulu kerap ditempuh cenderung bersifat ilegal dalam perspektif penggemar drakor saat ini. Misalnya saja mereka pergi ke warnet untuk menyalin drakor, membeli kaset seharga Rp10 ribuan di Sunmor UGM, atau memanfaatkan jejaring sosial dengan meminta koleksi drakor teman.
Namun, meski sekarang sudah tersedia berbagai pilihan OTT untuk menonton drakor, tetap ada drakor yang sulit untuk diakses. Hal ini dikarenakan OTT yang menayangkannya memberikan batasan bagi para penonton, entah karena hanya tersedia di negara tertentu maupun memberikan akses cuma untuk pengguna gadget tertentu.
Keadaan ini tentu menyulitkan para penikmat drakor, khususnya yang tergabung dalam sekte “menonton drakor harus dengan cara yang legal”. Beberapa drakor yang menarik di bawah ini sempat disayangkan karena hanya tayang di platform terbatas, atau yang sering disebut oleh penggemar drakor di Twitter sebagai “drama yang tepat di platform yang salah”.
#1 Tracer
Drama ini mengisahkan soal para pegawai National Tax Service yang berupaya membongkar kasus penggelapan pajak. Tracer telah mendapatkan atensi sejak penayangan perdananya pada Januari tahun ini. Bahkan, Im Si Wan yang berperan sebagai Hwang Dong Joo dalam drama ini dinominasikan sebagai Best Actor dalam Baeksang Arts Awards 2022. Tracer bahkan memiliki hashflag di Twitter yang tentunya memakan biaya nggak sedikit. Sayangnya drama ini hanya bisa ditonton lewat layanan streaming Wavve yang nggak tersedia di Indonesia.
#2 Pachinko
Drama yang dibintangi oleh Lee Min Ho dan Kim Min Ha ini cukup populer di kalangan masyarakat Korea Selatan. Bahkan leader BTS, RM, ikut menyaksikan Pachinko. Pachinko yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Lee Min Jin ini mengangkat isu soal masyarakat Korea yang hidup di bawah pendudukan kolonial Jepang hingga periode pasca-pembebasan. Masyarakat Korea Selatan menyebut bahwa Pachinko adalah titik masuk yang bagus untuk memperkenalkan sejarah Korea Selatan ke dunia. Namun, drama ini cuma bisa ditonton di Apple TV+. Agak sedih, ya.
#3 Dr. Brain
Akhir-akhir ini drama bergenre sci-fi thriller cenderung sulit ditemukan. Tapi drama yang menghadirkan bintang-bintang ternama, seperti Lee Sun Kyun, Lee Yoo Young, Park Hee Soon, dan Seo Ji Hye menghadirkan kembali genre yang cukup langka itu dengan judul Dr. Brain.
Dr. Brain mengisahkan Koh Se Won (Lee Sun Kyun), seorang ilmuwan otak yang berupaya menguak kematian misterius keluarganya dengan “meretas” otak orang yang sudah meninggal. Tapi sayang sekali, lagi-lagi drama ini hanya bisa disaksikan lewat Apple TV+. Pada masa penayangannya, para penggemar drakor di Indonesia sempat berandai-andai. Kalau saja Dr. Brain tayang di OTT yang lebih familier dan menjangkau lebih banyak orang seperti Netflix, pasti drama ini sukses besar.
#4 Uncle
Hasil remake dari serial BBC dengan judul serupa ini sempat dipuji oleh pihak BBC secara langsung. Drama ini menceritakan seorang paman, diperankan oleh Oh Jung Se, yang merawat keponakannya yang mengidap gangguan kecemasan dan gangguan obsesif kompulsif. Keponakannya ini kerap mendapatkan ejekan dan diskriminasi.
Antusiasme warga Korea Selatan dalam menyaksikan Uncle pada masa penayangannya pun cukup tinggi, dengan rating yang pernah mencapai angka 10 persen. Angka ini sangat bagus untuk ukuran TV kabel. Mirisnya, belum ada OTT yang bersedia mengangkut drama sebagus ini ke platform mereka. Padahal banyak orang pengin nonton. Netflix atau Disney+, notice Uncle, dong!
#5 Juvenile Delinquency
Juvenile Delinquency sudah dinantikan oleh para penggemar Yoon Chan Young karena drama ini merupakan ajang comeback-nya setelah All of Us Are Dead. Drama yang juga dikenal dengan judul Hope or Dope ini menampilkan sekelompok remaja SMA yang terlibat kasus budi daya dan penjualan ganja.
Sinopsis drama ini menarik banget, tapi kita yang sedang nggak berada di Korea Selatan atau berlangganan Seezn nggak bisa ikut menyaksikan ketegangannya. Lebih nyeseknya lagi, drama ini akan menayangkan musim keduanya pada bulan ini.
Itulah lima drama Korea yang punya cerita menjanjikan, tapi nggak ada di OTT yang familier di kalangan orang Indonesia. Kalau kalian lagi pengin nonton drama tertentu tapi nggak ada di platform resmi yang bisa diakses, kalian tetap berpegang teguh pada idealisme untuk menonton secara legal, atau langsung tancap gas cari alternatif ilegalnya?
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Alasan Love All Play Wajib Ditonton oleh Badminton Lovers.