Indonesia sebagai negara dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk tentu memiliki volume penggunaan kendaraan bermotor yang sangat tinggi. Selain ketersediaan bahan bakar, keberadaan para tambal ban baik untuk motor maupun mobil sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Terlebih dengan karakter orang Indonesia yang cenderung suka “eman-eman” dengan barang yang dimiliki. Kalau orang luar negeri ketika barangnya rusak, mayoritas akan langsung menggantinya dengan yang baru. Hal itu berbeda dengan Indonesia, barang yang rusak akan diupayakan untuk diperbaiki dulu, eman-eman kalau langsung ganti. Tidak terkecuali perihal perkara ban bocor. Ditambah dengan kondisi jalan Indonesia yang membuat para pengendara atau pengemudi kerap kali mengelus dada karena sering menguji kesabaran. Oleh karena itu, keberadaan tambal ban sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
Tapi, karena tukang tambal ban ini asalnya juga manusia yang punya kepentingan dan ingin dapat untung, banyak perilaku “dosa” mereka yang kadang tidak kita sadari. Setidaknya ada 5 dosa tukang tambal ban yang wajib kita waspadai.
#1 Mengganti ban dalam motormu dengan ban dalam bekas
Kebetulan saya belum pernah mengalami nasib nahas ban dalam motor saya diganti dengan ban dalam bekas. Tapi kelicikan ini diakui sendiri oleh tukang tambal ban di dekat rumah saya di kampung. Apesnya, dia sendiri yang mengalami itu ketika mudik ke kediaman orang tuanya.
Dia cerita, waktu itu ban dalamnya yang bocor memang sudah sangat memprihatinkan. Di tempat tambal ban, ban dalamnya kemudian diganti dengan yang baru. Tapi beruntungnya, sebagai tukang tambal ban, dia paham dan tahu betul merek-merek ban dalam yang biasanya dijual di pasaran.
Dia sadar, bahwa ban dalam yang dipasang oleh tukang tambal ban ini terasa asing dari segi mereknya, sehingga dia secara diam-diam mengecek ban dalam tersebut ketika si tukang tambal bannya menyiapkan peralatan pendukung lainnya.
Benar saja, ternyata ban dalam tersebut ban bekas yang didaur ulang dengan tidak sempurna. Tampak ban dalam tersebut sangat tipis dan terasa amat kasar. Dia akhirnya meminta ban dalam dengan merek yang dirinya lebih familiar.
Dia bercerita bahwa ban dalam bekas daur ulang tersebut dibeli dengan harga murah kemudian dijual oleh para tukang tambal ban dengan harga yang sama dengan harga ban dalam pada umumnya.
#2 Merekomendasikan ban dalam dengan merek yang lebih mahal
Ketika menambal ban, nggak jarang para tukang tambal ban ini mengomentari (bahkan mengkritik) ban dalam motor kita yang menurutnya berkualitas rendah.
“Wah pantes aja sering bocor, Mas, ban dalamnya merek ini,” begitu kira-kira komentar mereka. Mereka kemudian menawarkan (kadang dengan nada memaksa) untuk membeli ban dalam yang mereka rekomendasikan. Ban dalam yang mereka rekomendasikan biasanya memiliki harga yang lebih mahal daripada ban-ban standar lainnya. Dan ban tersebut biasanya dari… dari mana hayo?
Kalau ban dalamnya itu mahal tapi berkualitas sih, nggak masalah ya, tapi ini secara kualitas sama aja.
Baca halaman selanjutnya
#3 Sengaja melubangi ban motormu…
#3 Sengaja melubangi ban motormu
Ban motor yang kempes itu nggak selalu disebabkan karena ban dalamnya bocor. Kadang memang karena sudah waktunya kempes atau karena pantil ban dalamnya yang perlu diperkuat bagian pengunci anginnya.
Dalam kasus begini, ketika ban dalammu sudah kadung dibongkar, kemudian dicelup di air tapi nggak muncul gelembung-gelembung pertanda ban dalam bocor, maka kalian harus benar-benar memperhatikan gerak-gerik dari tukang tambal bannya.
Banyak kasus, para tukang tambal ban ini sengaja melubangi ban dalammu. Lah gimana, masak sudah dibongkar, dikeluarkan ban dalamnya, kemudian dicelup-celup ke dalam air ternyata nggak ada yang bocor kan effortnya jadi sia-sia. Begitu pikir mereka.
Tetap waspada, terutama ketika si tambal ban mencelup ban dalam motormu ke dalam air, perhatikan baik-baik tangannya. Karena di momen itulah biasanya para tukang tambal ban menjalankan aksinya.
Padahal sebenernya nggak harus dilubangin lho ya, tinggal charge biaya bongkar pasang kan udah.
#4 Menambah lubang di ban motormu
Dosa yang paling menyebalkan adalah ketika ban dalam motor kita lubangnya malah ditambah. Kejadian ini dialami oleh teman saya yang mulanya ban dalam motornya hanya lubang satu, tapi jadi lubang tiga sehingga si tukang tambal ban memaksanya untuk mengganti ban dalam motor yang baru.
Trik ini masih menggunakan media air keruh di dalam embel yang biasanya difungsikan untuk mendeteksi adanya kebocoran pada ban dalam. Teman saya bercerita bahwa di dalam ember tersebut terdapat paku-paku kecil yang membuat bannya justru bertambah lubangnya. Kelicikan ini dialaminya bahkan hingga tiga kali berturut-turut di lokasi tambal ban yang sama.
Mendengar ceritanya saya tentu kesal dengan tukang tambal ban yang merugikan seperti itu, tapi rasa kesal itu nggak sebesar rasa kesal saya kepada teman saya yang bisa sepolos itu kena tipu hingga tiga kali. Mosok yo kalah mbi tikus ndes?
#5 Menyobek ban dalam motor
Dosa yang paling ultimate adalah ketika ban dalam motormu malah disobek oleh tukang tamb. Ini dilakukan pada saat tukang akan menipiskan ban yang akan ditambal dengan menggergajinya tipis-tipis sebagai penanda bocor sekaligus untuk merekatkan proses penambalan. Nah persoalannya, kadang proses tersebut dilama-lamain sehingga ban dalam motormu justru malah sobek.
Kalau sudah begitu, dengan santainya para tukang tambal ban ini akan mensugesti kalian bahwa ban dalamnya sudah tidak bisa ditambal lagi karena sobeknya terlalu melebar atau memanjang. Ujung-ujungnya kalian malah diminta ganti ban.
Itulah lima “dosa” para tukang tambal ban yang perlu kalian waspadai. Husnuzan itu baik, tapi baiknya dibarengi dengan sikap waspada dan berhati-hati jauh lebih baik.
Ada beberapa tips yang bisa kalian jadikan panduan untuk mencegah nasib apes bertemu dengan tukang tambal ban yang nakal. Pertama, ketahui beberapa merek ban dalam berkualitas yang sering kalian gunakan, jadi kalian bisa langsung minta diganti dengan ban dalam tersebut. Kedua sedia ban dalam cadangan di jok motormu. Ketiga, ganti dengan ban tubeless. Keempat, jangan meninggalkan motor ketika sedang proses penambalan. Kelima, perhatikan dengan saksama dan waspada setiap gerak gerik dari si tukang tambal ban.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Jenis-Jenis Motor Matic yang Sering Ditolak Tukang Tambal Ban