5 Dosa Shopee Affiliator di Twitter

5 Dosa Shopee Affiliator di Twitter Terminal Mojok

5 Dosa Shopee Affiliator di Twitter (Unsplash.com)

Suka ngerasa sebel sih sama Shopee affiliator yang seliweran di Twitter?

Beribu cara mencari uang di zaman serba digital ini bisa dibilang lebih mudah. Pasalnya, banyak jalan ninja yang bisa ditempuh orang untuk mengumpulkan pundi-pundi tanpa harus mengeluarkan banyak modal. Menjadi dropshipper, salah satunya. Merebaknya marketplace beberapa tahun terakhir ini membuka peluang masyarakat untuk berjualan tanpa memiliki toko fisik serta menumpuk stok barang. Cukup dengan menjualkan barang orang lain dengan mengunggah foto saja, seseorang sudah dapat memperoleh selisih laba.

Namun, ternyata bukan profesi dropshipper saja yang kini banyak digeluti warganet. Salah satu pekerjaan sampingan lainnya yang tengah naik daun kala ini adalah bergabung menjadi afiliasi sebuah marketplace. Contohnya saja dengan mendaftarkan diri sebagai Shopee affiliator. Cukup dengan membagi tautan sebuah produk, seorang affiliator bisa mendapatkan komisi yang boleh dibilang lumayan.

Konon, katanya, program Shopee Affilates mampu memberikan komisi hingga 10% dari harga jual produk untuk pengguna baru. Sayangnya, profesi ini tak lepas juga dari sisi gelap layaknya pekerjaan lainnya. Hm, kira-kira seperti apa sajakah daftar dosa para Shopee affiliator, ya?

#1 Hobi banget jb-jb di Twitter padahal nggak diundang

Mungkin inilah dosa para Shopee affiliator yang paling banyak ditemukan oleh netizen. Ya, apalagi kalau suka tiba-tiba nimbrung percakapan di utas Twitter yang lagi rame. Seperti jailangkung, mereka datang tanpa diundang. Tiba-tiba saja ikut jb-jb atau join bareng alias menimpali obrolan tanpa izin. Sebenarnya nggak salah sih dari aksi jb-jb ini kalau dilakukan dengan semestinya atau tanggapan yang diberikan masih sejalan dengan topik perbincangan.

Sialnya, para Shopee affiliator ini suka asal mengekor percakapan tapi dengan balasan yang nggak nyambung dengan inti obrolannya. Misalnya, permasalahan yang tengah ramai digunjingkan adalah tentang pelecehan seksual. Dengan seenaknya, para affiliator ini kerap ikut serta memberikan komentar sepatah dua patah kata ala kadarnya, yang penting bisa menyebarkan tautan beserta gambar produk yang dipromosikannya.

Tentu saja sikap ini kurang bijak, terlebih bila topik yang dibahas cukup sensitif. Tindakan ini justru mencerminkan bahwa para affiliator tersebut nggak punya empati dan hanya mengedepankan kepentingan pribadi.

#2 Sering menunggangi trending topic Twitter serta hashtag yang tengah banyak dicari netizen

Ketika model pemasaran belum banyak yang menggunakan teknik afiliasi, Twitter kerap kali dimanfaatkan oleh warganet untuk mencari serta mengikuti berita terhangat yang sedang terjadi. Maklum, banyak orang kini beralih mengandalkan sosial media untuk mengulik berita ketimbang menonton siaran berita di televisi sebab informasi yang diperoleh melalui dunia maya dirasa jauh lebih cepat. Sayangnya, keasyikan menelaah berita lewat trending topic Twitter berikut hashtag-nya kini telah dirusak oleh kehadiran para Shopee affiliator.

Gimana nggak rusak, para Shopee affiliator ini kerap kali menunggangi thread berita yang tengah menjadi buah bibir netizen hari itu. Nggak cukup sampai di situ, penggunaan hashtag terkait berita hangat tersebut turut pula disertakan. Padahal tentu saja hashtag yang dipakai tersebut sama sekali nggak mempunyai relevansi dengan produk yang hendak mereka promosikan.

Cara nakal para Shopee affiliator ini boleh dibilang mencederai penyebaran informasi yang penting diketahui oleh khalayak. Maka nggak berlebihan bila hal tersebut dikatakan sebagai salah satu dosa pokok para Shopee affiliator.

#3 Konten seadanya, yang penting sebar link

Eksistensi Shopee affiliator seharusnya dapat meningkatkan kreativitas para affiliatornya. Ditambah lagi, menjadi seorang affiliator di Shopee cukup mudah dan cepat prosesnya. Nggak heran kalau jumlah affiliator platform marketplace tersebut terhitung berlimpah. Tingginya angka netizen yang bergabung menjadi Shopee Affiliator menciptakan kolam persaingan sendiri di antara mereka. Dengan demikian, para affiliator ini kudu memeras otak untuk menciptakan sebuah konten marketing yang menarik.

Akan tetapi, nggak banyak Shopee affiliator yang bersungguh-sungguh dalam mengkreasikan konten marketing mereka. Kebanyakan dari mereka nggak mengulas produk dengan benar. Entah karena malas atau tidak tahu caranya, mayoritas Shopee affiliator hanya bermodalkan gambar yang dicomot dari toko terkait serta tautan produk semata. Kalau sekadar begitu caranya sih nggak lebih dari spam iklan belaka dan justru malah mengganggu orang lain alih-alih mampu menjerat calon pembeli.

#4 Nggak beneran cobain produknya

Selain konten yang asal-asalan, dosa selanjutnya yang sering dilakukan oleh para Shopee affiliator adalah nggak benar-benar mencoba produk yang dipasarkannya. Padahal konten sesungguhnya merupakan ujung tombak dalam bisnis afiliasi karena memiliki fungsi untuk menyediakan solusi. Misalnya, banyak pengguna internet yang bermasalah dalam memakai makeup untuk menutup wajah mereka yang ternoda bekas jerawat.

Seorang affiliator hendaknya dapat menangkap problem ini sebagai celah untuk mempromosikan produk makeup yang memiliki coverage tinggi. Foundation, contohnya. Namun, gimana konsumen bisa percaya kalau produk tersebut nggak benar-benar dicoba dan diulas dengan semestinya? Akankah calon pembeli bisa dipersuasi hanya dengan modal gambar hasil mengunduh di internet dan link belanja?

Tentu akan lebih mumpuni jika seorang Shopee affiliator mau mengeluarkan modal supaya dapat mencoba sendiri dan membuat review produk tersebut sebelum mempromosikannya. Banyak kok dari mereka yang paham dengan hal ini. Namun lagi-lagi, nebeng konten orang atau bahkan mencuri kreasi orang lain jauh lebih mudah dan minim modal. Wah, kalau sudah nggak bener begini, namanya dosa, kan?

#5 Menyebar jebakan Batman

Dosa terakhir para Shopee affiliator adalah gemar menyebar jebakan Batman. Dosa ini sebenarnya sedikit mirip dengan spam tetapi dibalut dengan teknik yang lebih halus. Biasanya, para Shopee affiliator melakukannya dengan modus membuat konten yang sedang viral. Contohnya adalah ketika serial Layangan Putus sedang naik daun, banyak konten perselingkuhan berseliweran.

Nah, para Shopee affiliator ini turut ride the wave dengan membuat konten serupa yang disisipi dengan tautan produk yang dipromosikannya. Saat link tersebut diklik, tentu saja nggak nyambung dengan konten yang dibuat. Inilah yang disebut dengan jebakan Batman. Para warganet yang sudah jengah biasanya cukup berkomentar: ujung-ujungnya jualan juga.

Itulah sejumlah dosa Shopee Affiliator yang sering dijumpai oleh netizen di Twitter. Memang benar nggak ada yang salah dengan mencari uang sebagai seorang affiliator meskipun profesi ini pernah mendulang nama buruk akibat kasus penipuan beberapa waktu yang lalu. Namun, perlu ada perbaikan dalam menciptakan konten serta etika menyebarluaskan tautan produk agar benar-benar menjadi informasi yang berguna bagi calon pembeli. Bukankah nggak ada artinya terjun dalam bidang afiliasi jika tidak menghasilkan konversi atau komisi?

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Afiliator Marketplace di Twitter: Share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version