5 Dosa Mahasiswa saat Seminar Proposal Skripsi, Sering Dianggap Sepele, padahal Penting

5 Dosa Mahasiswa saat Seminar Proposal Skripsi, Sering Dianggap Sepele, padahal Penting Mojok.co

5 Dosa Mahasiswa saat Seminar Proposal Skripsi, Sering Dianggap Sepele, padahal Penting (unsplash.com)

Tahun keempat perkuliahan menjadi tahun yang krusial. Di tahun ini mahasiswa biasanya mengerjakan tugas-tugas penelitian dan menyusun skripsi. Sebelum melaksanakan penelitian, biasanya mahasiswa akan melaksanakan seminar proposal terlebih dahulu. Seminar ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana kesiapan mahasiswa dalam melakukan penelitian di lapangan.

Seminar proposal bukan sesuatu hal yang mudah. Mahasiswa perlu memenuhi syarat administratif seperti tanda tangan dosen pembimbing dan dosen penguji. Selain itu, mahasiswa juga harus sudah menguasai materi dan paham apa yang akan dilakukan nanti saat penelitian nanti. 

Memang seminar proposal bukanlah titik akhir seperti sidang skripsi. Namun, proses ini tidak kalah penting. Bak rumah, seminar proposal adalah pondasi. Kesalahan-kesalahan kecil bisa berdampak besar pada hasil sidang skripsi kelak. 

Sayangnya, banyak mahasiswa mengesampingkan hal ini. Tidak sedikit mahasiswa yang masih menyepelekan kesalahan-kesalahan saat seminar, terlebih kesalahan kecil. Berikut merupakan dosa-dosa mahasiswa saat seminar proposal yang masih dianggap sepele padahal bisa berpengaruh besar kelak. 

#1 Keliru dalam menuliskan gelar pada nama dosen pembimbing atau dosen penguji

Salah menuliskan gelar pada nama dosen pembimbing atau dosen penguji sering kali masih dilakukan oleh mahasiswa. Jelas ini bukan kesalahan sepele karena gelar tersebut merupakan pencapaian sang dosen. Jika salah dalam menuliskan gelar dosen mengindikasikan bahwa kita tidak teliti dan bisa menyinggung dosen bersangkutan.

Tidak akan menjadi masalah besar kalau dosen bersangkutan masih memaklumi kesalahan mahasiswa tersebut. Berbeda cerita dengan dosen yang menganggap gelar tersebut menjadi kehormatan sendiri. Ada lho dosen-dosen yang berpikir demikian karena memperoleh gelar tersebut nggak mudah. Kalau bertemu dosen seperti ini, bakal panjang urusannya.

Itu mengapa, mahasiswa perlu diteliti kembali dalam menuliskan gelar dosen serta titik-komanya.

#2 Salah menuliskan nama dosen saat presentasi seminar proposal

Selain salah dalam menuliskan gelar, banyak juga mahasiswa yang salah dalam menuliskan nama dosennya sendiri. Hal ini bisa menjadi sangat fatal jika ditampilkan saat presentasi. Jika dosennya tidak ngeh mungkin tidak akan jadi masalah. Tapi, beda cerita kalau dosen bersangkutan menyadari ada yang salah dalam penulisan namanya.

Hal ini pernah terjadi pada kawan saya saat sidang. Kawan saya salah menuliskan nama dosen pembimbingnya dalam poin presentasi. Akhirnya, kesalahan itu terus disinggung dalam pertemuan. Dosen bersangkutan kecewa karena orang tuanya sudah memberikan namanya dengan susah payah tapi ditulis dengan keliru oleh orang lain.

#3 Baru menyerahkan draf pada dosen saat hari H seminar proposal

Biasanya mahasiswa harus menyerahkan draf skripsi jauh sebelum tanggal seminar proposal. Biasanya, H-7 pelaksanaan seminar. Dosen-dosen memerlukannya agar bisa membacanya terlebih dahulu. Meskipun sudah ada aturannya, masih ada saja mahasiswa yang lupa untuk mengirim draf. 

Kesalahan sepele ini dampaknya besar, terutama jika diterima oleh dosen penguji. Tentunya dosen perlu membaca draft mahasiswa dari jauh-jauh hari. Jika baru diberi saat hari H seminar, dosen pun tidak punya banyak waktu untuk mengoreksinya. Sehingga, siap-siap saja kalau kamu akan “dibantai” oleh dosen penguji.

#4 Tidak membawa buku catatan untuk mencatat masukan dari para dosen

Saat hendak seminar proposal, kamu harus menyiapkan buku catatan. Terdengar sederhana memang, tapi itu penting. Kamu bisa mencatat kritikan atau masukan dari para dosen untuk memperbaiki skripsimu. 

Memang saran itu bisa direkam, tapi saya yakin hal itu kurang efektif karena belum tentu akan didengar kembali. Maka dari itu, buku catatan wajib ada saat akan sidang agar dosen juga melihat perjuanganmu dalam menerima masukan-masukannya.

#5 Penampilan kurang rapi sehingga terkesan tidak ada persiapan

Seminar proposal adalah momen yang sangat sakral bagi kelangsungan hidupmu di kampus. Maka dari itu, berpenampilanlah yang rapi. Biasanya setiap kampus memiliki aturannya masing-masing terkait penampilan saat seminar proposal dan sidang seperti memakai kemeja atau jas. Kalau keseharianmu urakan dengan rambut gondrong, setidaknya saat sidang tampilan sedikit rapi. Tampilan kadang jadi cerminan bagaimana kamu lawan bicara, dalam hal ini dosen dan mahasiswa yang hadir.

Itulah beberapa dosa mahasiswa saat seminar proposal yang masih dianggap sepele. Meskipun terkesan sepele, namun dosa-dosa tersebut berdampak besar bagi mahasiswa bersangkutan.

Penulis: Erfransdo
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 4 Dosa Mahasiswa Baru yang Harus Dihindari supaya Nggak Tersesat dan Menyesal di Kemudian Hari.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version