Jangan sampai kalian bertemu jasa servis AC nakal yang melakukan dosa-dosa ini, ya.
Sekarang, bagi banyak orang, AC bukan cuma barang elektronik. Ia adalah pahlawan tanpa tanda jasa, penyelamat tidur siang, dan satu-satunya alasan kita masih bisa kerja tanpa mandi dua kali sehari. Saat udara luar terasa seperti oven yang lupa dimatikan, AC yang membuat kepala kita tidak meletup seperti panci presto.
Akan tetapi semua kenyamanan itu bisa runtuh seketika saat kita bertemu dengan jasa servis AC yang nggak amanah. Kita menyebutnya sebagai oknum karena nggak semua demikian. Para oknum ini bukan teknisi biasa, mereka datang layaknya mau perang. Bedanya, mereka membawa obeng, tas alat, dan kadang niat tersembunyi.
Kalau kalian pernah memanggil jasa servis AC lalu berakhir rugi secara finansial dan emosional, besar kemungkinan kalian sudah menjadi korban salah satu dosa mereka. Percayalah, dosa jasa servis AC ini macam-macam bentuknya. Mulai dari yang bikin kesal sampai yang bikin kita ingin mendinginkan hati pakai es batu.
#1 Bilangnya “Freon habis, Pak.”
Bagi yang pernah servis AC, kalimat ini adalah kalimat legendaris yang entah kenapa sering keluar dari bibir teknisi jasa servis AC. Begitu unit outdoor dibuka dan dicek sebentar, jatuhlah vonis. “Freonnya habis, Pak. Harus tambah.”
Masalahnya, freon itu nggak seperti es batu di kulkas yang bisa meleleh setiap minggu. Kalau sistemnya masih rapat, freon bisa tahan bertahun-tahun. Tapi entah kenapa, di tangan teknisi tertentu, freon bisa “raib” setiap kali servis. Dan tentu saja, tambahan freon itu ada harganya. Kadang malah harganya bikin kita mikir, “Ini freon atau emas cair?”
Saya pernah kena akal-akalan jasa servis AC yang ini. Dan nggak lama setelah isi freon, AC letoy lagi. Ketika saya coba panggil teknisi lain, dia bilang freonnya masih sesuai standar. Sejak itu saya paham yang rusak bagian lain. Ternyata saya membeli freon untuk freon yang… masih ada.
#2 Jasa servis AC yang servis setengah hati, hasilnya bikin emosi
Ada jasa servis AC yang servisnya sekadar formalitas. Cuci filter sebentar, lap-lap dikit, terus bilang sudah beres. Padahal kerak debu di evaporator dan kondensor masih tebal kayak lapisan bubuk Milo di gelas anak.
Efeknya? Jelas angin AC tetap letoy. Hawa dingin cuma seperti kipas angin karakter dan tagihan listrik malah naik. Yang rugi jelas kita, tapi teknisinya sudah kabur dengan wajah puas.
#3 Jasa servis AC bongkar-bongkar biar kelihatan ribet
Kalau yang ini jasa servis AC yang kerjanya kayak montir F1. Bedanya, ini bukan pit stop, tapi pit stress. Oknum satu ini bakal membongkar unit indoor dan outdoor. Kabel-kabel diurai, baut-baut diletakkan entah di mana. Kadang ada yang lupa dipasang balik.
Ujung-ujungnya, setelah AC dipasang lagi, muncul suara klek-klek atau drrrttt tiap nyala. Ketika protes? Jawabannya santai, “Nanti juga hilang sendiri, Pak.” Benar. Tapi yang hilang ternyata bukan suaranya, tapi kesabaran kita.
#4 Ganti sparepart padahal masih sehat
Vonis ini biasanya datang dengan tatapan teramat serius. “PCB-nya lemah, Pak. Kompresor juga udah nggak maksimal. Harus ganti biar aman.”
Saya pernah hampir setuju untuk keluar uang sejuta begitu mendengar kalimat tersebut. Untung teringat untuk bertanya pada teknisi lain. Hasilnya? Semua sehat walafiat, AC cuma butuh dibersihkan. Dari situ saya sadar, beberapa jasa servis AC punya bakat jadi sales sparepart freelance.
#5 Jasa servis AC yang janji datang jam segini, munculnya jam segitu
Mungkin ini dosa yang paling bikin naik darah. Kita sudah nyiapin rumah, menghentikan aktivitas, bahkan menolak undangan makan gratis dari tetangga demi menunggu jasa servis AC datang. Janjinya jam 10 pagi, tapi datangnya jam 3 sore. Pas datang cuma alasan, “Macet, Pak.”
Nah, belajar dari pengalaman pahit di atas, saya akan berbagi tips aman biar terhindar dari dosa-dosa jasa servis AC nakal.
Pertama, pahami gejala AC kalian. Angin lemah atau nggak dingin belum tentu freon habis, bisa jadi filternya kotor.
Kedua, minta bukti kerusakan. Suruh teknisi untuk menunjukkan langsung masalahnya. Pokoknya saran saya tungguin aja waktu AC kalian sedang diperbaiki.
Ketiga, bandingkan harga. Cek dulu kisaran biaya di internet atau tanya teknisi lain, jangan asal panggil teknisi.
Keempat, pakai teknisi resmi sesuai merek AC yang kalian pakai kalau memungkinkan. Memang kadang jasa servis AC mereka lebih mahal, tapi biasanya lebih transparan dan terpercaya. Biasanya, sih.
Akhir kata…
Kita tentu memakai layanan servis dengan niat sederhana: ingin udara dingin kembali, ingin tidur nyenyak tanpa kipas mode turbo. Tapi kalau teknisi yang datang penuh “dosa”, yang ada malah dompet jadi tipis, hati jadi panas, sementara AC tetap nggak dingin.
Saran saya, berhati-hatilah. Jangan sampai pendingin ruangan malah bikin panas kita dengan dompet. Karena pada akhirnya yang dingin seharusnya ruangan, bukan hati kita setelah bertemu dengan jasa servis AC penuh dosa di atas.
Penulis: Budi
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
















