Pecel yang paling enak adalah pecel khas Jawa Timur. Pernah mendengar kalimat ini? Ya, saya tidak menyangkal bahwa kalimat tersebut tidak benar. Hanya saja, itu kurang spesifik. Pasalnya, Jawa Timur itu luas dan di masing-masing wilayahnya ada ciri khas tersendiri dalam menyajikan pecel. Ah, masa?
Jadi begini, bagi kalian yang belum paham benar apa sih pecel itu, isinya apa saja, makannya gimana, sini saya jelaskan. Ia adalah makanan tradisional berupa bermacam sayuran yang direbus dan dimakan dengan bumbu kacang dan peyek.
Sayurannya bisa bermacam-macam, tapi yang paling sering digunakan biasanya kangkung, tauge, dan kacang panjang. Bumbu kacangnya sendiri adalah perpaduan dari kacang tanah yang digoreng, bawang merah, bawang putih, gula merah, kencur, daun jeruk purut, dan cabai. Yang saya sebutkan ini bumbu patennya ya, di beberapa wilayah tentu saja punya ciri khas campuran bumbunya masing-masing, begitu juga dengan sayur yang dipakai.
Di Jawa Timur, daerah yang terkenal dengan pecelnya yang hautjek cingpingping bukan hanya satu. Ada banyak. Yuk, kita bahas satu per satu.
#1 Pecel Madiun
Dulu, saat masih zamannya kereta api ekonomi yang bisa dimasuki oleh pedagang, setiap menempuh perjalanan Surabaya-Yogyakarta, yang paling saya tunggu adalah pedagang pecel Madiun. Disajikan dengan daun pisang yang dipincuk, rasanya luar biasa. Di dalam stasiun kereta api Madiun pun, dulu ada yang menjualnya, kiosnya ada di area paling ujung stasiun, dan sangat terkenal. Entah sekarang masih ada atau tidak.
Ia dikenal dengan bumbu pecelnya yang kaya aroma daun jeruk. Lantaran disajikan dengan pincuk atau ingke (piring yang terbuat lidi) biasanya memang porsi nasinya sedikit, sayurnya yang banyak. Sayuran yang dipakai di sajian makanan ini umumnya daun singkong, kacang panjang, dan tauge. Perpaduan aroma bumbu kacang, daun jeruk, dan daun pisang yang dijadikan sebagai pincuk itu efeknya luar biasa ke nafsu makan lho, Gaes.
#2 Pecel Kediri
Disclaimer: Dulu saya menganggap pecel Kediri itu biasa saja, tidak ada yang spesial. Tapi, setelah dapat suami orang Kediri dan melihat langsung bagaimana orang menyajikannya di Kediri, saya berubah pikiran.
Pecel Kediri memang dikenal dengan sambal tumpangnya yang khas. Sambal tumpang itu dibuat dari tempe bosok (tempe yang sudah membusuk karena fermentasi) yang diuleg dan dicampur dengan rempah-rempah. Tapi, pilihan sambal tumpang ini opsional, lho. Saat membeli makanan ini, tidak lantas diberi tambahan sambal tumpang. Biasanya, penjual akan menawarkan terlebih dulu mau pakai sambal tumpang atau tidak.
Jika kita membeli makanan ini di daerah lain, atau di warung yang menjual menu ini, biasanya sayur yang digunakan jenisnya masih standar kacang panjang, daun singkong, tauge. Namun, kalau kita membelinya di warung-warung kecil pinggir kota, sayurannya ternyata lebih beragam. Ada yang memakai kenikir, kubis, bahkan daun pepaya sebagai tambahan. Di Papar, daerah asal suami saya, pecel disajikan dengan rebusan pepaya muda saja. Eh, plus peyek ding. Iya, begitu saja. Tapi soal rasa jangan ditanya. Berani diadu.
#3 Pecel Ponorogo
Ada berbagai kabar yang mengatakan bahwa daerah asal pecel Jawa Timur yang sebenarnya adalah dari Ponorogo. Hal ini dikaitkan dengan bumbunya yang ternyata juga digunakan sebagai bahan dasar bumbu sate di Ponorogo. Selain itu, ada sebuah kampung di Ponorogo yang disebut sebagai kampung pecel, di daerah Pasar Pon, Mangunsuman.
Entah benar atau tidak, yang jelas pecel Ponorogo juga punya keunikan tersendiri. Keunikan ini yang sering saya tiru saat menyajikan makanan ini sebagai menu makanan di rumah, yaitu dengan menambahkan kemangi.
Jadi, biasanya di Ponorogo, kalau kita membeli pecel, nasi akan disajikan dengan sayuran seperti bayam dan tauge. Uniknya, akan ada kembang turi dan terkadang pare juga. Nah lo. Apa enak? Ya jelas. Lalu, setelah disiram dengan bumbunya, ditambahkan kemangi segar di atasnya. Waduh, waduh, ini ngetiknya sambil ngiler, Gaes.
#4 Pecel Blitar
Di antara bumbu pecel dari daerah Jawa Timur lainnya, bagi saya bumbu ala Blitar adalah juara untuk kategori kehalusan. Mungkin ini bisa disebut sebagai ciri khas juga, ya. Jadi, di bumbu pecel Blitar itu kalian tidak akan menemukan kacang yang belum pecah sempurna atau daun jeruk yang masih belum hancur. Semuanya sudah lebur jadi satu.
Dari sisi sayuran yang dipakai, pecel Blitar standar saja, cukup dengan kangkung, kacang panjang, dan tauge. Tapi, istimewanya adalah kalau kita membeli dan memakan makanan ini langsung di warung-warung rakyat, bakalan ada serundeng kelapa yang ditambahkan. Gurihnya itu lo, kalau kata Pamungkas: to the bone.
#5 Pecel Nganjuk
Pecel Nganjuk memang mungkin kalah tenar dengan dari daerah yang sudah saya sebutkan lebih dulu. Tapi, percayalah, untuk rasa, tidak kalah sama sekali.
Eyang putri saya berasal dari Nganjuk, beliau pernah bilang bahwa selain mangut lele, Nganjuk juga dikenal memiliki bumbu yang enak. Konon, bumbu ala Nganjuk tidak terlalu berminyak seperti bumbu dari daerah lainnya.
Sama seperti di Kediri, makanan di sini juga disajikan bersama sambal tumpang. Bedanya, kalau di Kediri dijadikan sebagai menu opsional, di Nganjuk, sambal tumpang sudah menjadi pendamping paten pecel. Mau makan pecel ya kudu ada sambal tumpangnya. Begitu.
Dari beberapa pilihan menu pecel yang sudah kita bahas tadi, semuanya disajikan juga dengan peyek ya, Gaes. Bukan pecel namanya kalau tidak dimakan dengan peyek. Catet! Peyek juga jenisnya ada macam-macam, ada yang dicampur dengan kacang tanah, kacang kedelai, kacang ijo, teri kecil-kecil, sampai ebi atau udang. Nah, favorit kalian yang mana nih?
Sumber Gambar: Unsplash