Beberapa waktu lalu, kawan saya mengeluh. Katanya, libur sekolah dalam rangka tahun ajaran baru durasinya terlalu lama. Dia ingin supaya libur sekolah dipercepat. Kalau perlu, besok anak-anak langsung masuk sekolah saja. Usut punya usut, ternyata kawan saya ini mati gaya. Dia bingung harus berbuat apa selama anaknya libur sekolah. Sementara si anak, ia mengeluh bosan setiap saat. Masak, ya, mau ke tempat wisata setiap hari biar anak happy?
Anak dan kebosanan memang dua hal yang kerap berjalan beriringan. Maklum, anak-anak belum terlatih untuk mengatasi rasa bosan. Ia beda dengan orang dewasa. Kalau bosan, orang dewasa punya banyak pilihan. Misalnya, ia bisa hangout bareng teman, pergi ngopi, ke tempat karaoke, atau sekadar ngumpul di tongkrongan sambil ngobrol ngalor ngidul. Gitu aja orang dewasa sudah bahagia, kok. Ini beda dengan anak-anak. Memupuskan kebosanan mereka, ya, dengan beraktivitas yang nyata. Nggak cukup kalau ia cuma disodorin film, lalu suruh mereka buat nonton seharian.
Nah, kalau kamu (sebagai orang tua) juga merasakan hal yang sama, kamu bisa coba 5 cara yang bikin liburan anak di rumah tetap seru, berikut ini.
#1 Bermain bersama
Bunda, tante, dan kakak, bermain bersama itu berbeda dengan membelikan mainan, ya. Jangan dikira kebosanan anak saat liburan selesai hanya dengan membelikan mereka mainan untuk dimainkan. O-o, tidak semudah itu. Apalah artinya mainan segudang jika tak ada kawan bermain. Dan kawan bermain terdekat bagi anak-anak adalah anggota keluarga mereka sendiri. Nggak usah malu untuk terlibat dalam permainan anak-anak. Apalagi merasa terlalu “tua”, eh, “dewasa” untuk bermain.
Toh, ada banyak mainan anak yang bisa dimainkan bareng keluarga. Contohnya ular tangga, scrabble, Lego, balok susun, dll. Kalau butuh inspirasi mainan lain yang bisa dimainkan sekeluarga… Gampang! Langsung saja cus ke marketplace kesayangan. Kamu tinggal search dengan kata kunci “mainan”. Fyi, ada Tokopedia Parents yang betul-betul bisa memudahkan urusanmu ini. Terus, banyak promonya pula! Awas khilaf, ya!
#2 Memasak
Liburan anak adalah saat yang tepat baginya untuk berekspansi ke dapur. Jadi, anak-anak nggak cuma tau GG, imba, DPS, dan sejenisnya. Mereka juga perlu “ngeh” kalau di dunia ini ada yang namanya kencur, kemiri, dan ketumbar. Nah, biar makin seru, agenda masak bareng anak bisa diawali dengan memasak menu kesukaan anak-anak. Pilih yang gampang dan pasti berhasil saja. Alias, jangan coba resep baru di awal kegiatan kalian ini. Ya, biar nggak buang-buang bahan aja, sih.
Contoh menu yang bisa dicoba bareng bocil adalah puding. Selain bahan utamanya bisa ditemukan dengan mudah, puding juga bisa dicetak dalam berbagai bentuk yang tentunya akan semakin menarik perhatian. Tuh, saya di rumah ada cetakan puding bentuk ikan. Nggak usah tanya saya beli di mana. Wong sekarang segala kebutuhan perdapuran emak-emak bisa dibeli dengan modal mencet-mencet doang, kok.
#3 Bermain Role Play
Hayo, siapa yang buru-buru merasa malas kalau diajak anak atau ponakan bermain peran? Padahal, bermain peran itu seru, loh. Menurut psikolog Anak dan Keluarga, Ana Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi, bermain peran bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi anak dan problem solving.
Lantas, bagaimana cara memulai bermain role play?
Ya, bebas. Nggak ada aturan baku soal ini. Misalnya saja, anak diajak untuk bermain sekolah-sekolahan. Ada yang jadi guru, ada yang jadi murid. Kemudian, pura-puranya suatu hari si murid ini ketahuan membolos. Nah, dengan membuat skenario konflik seperti ini, kita selaku orang dewasa bisa menyisipkan (((pesan moral))) dan secara tidak langsung telah memberikan gambaran riil terkait cara menyelesaikan masalah. Kece banget, kan?
#4 Longgarkan Aturan
Siapa pun berhak untuk bahagia di waktu libur, tak terkecuali anak-anak. Jadi, selain memberikan aktivitas-aktivitas seru yang bisa anak-anak lakukan, jangan lupa juga untuk melonggarkan aturan di rumah. Contoh, kalau di hari biasa anak hanya boleh bermain HP selama satu jam sehari, bolehlah tambah sedikit di waktu libur. Misalnya, satu jam di waktu pagi dan satu jam di sore hari. Anak senang, emak pun bisa selonjoran. Win-win solution, bukan?
Melonggarkan aturan selama liburan anak ini juga berlaku untuk kesenangan-kesenangan lain yang biasanya dibatasi di hari sekolah. Misalnya, memperbolehkannya makan es krim ataupun nyemil coklat. Bukan berarti boleh setiap hari, ya. Tapi setidaknya, ketika anak melakukan hal-hal baik, boleh lah dikasih reward es krim atau coklat biar mereka makin semangat. Oh, ya, jangan lupa juga untuk memberi pengertian ke anak tentang mengapa aturan tersebut dilonggarkan. Yaitu, sebagai penghargaan karena mereka sudah berusaha dengan baik selama setahun di sekolah.
#5 Manfaatkan Teknologi
Bunda, tante, dan kakak, coba deh lihat. Ada banyak sekali iklan kelas-kelas online yang bisa diikuti oleh anak-anak. Mulai dari kelas coding sampai kelas desain. Wah, seru banget nih buat diikuti untuk mengisi liburan anak. Kita nggak perlu antipati-antipati banget sama teknologi. Justru, pemanfaatan teknologi secara tepat bisa memaksimalkan potensi anak. Lha zaman sekarang ini kan pinter saja nggak cukup, tapi butuh juga keterampilan yang didapat dari kelas-kelas luring maupun daring.
Namun, yang penting, ketika anak-anak ini mengikuti kelas online, jangan lupa rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terkait penggunaan gadget berdasarkan usia anak. Misalnya, untuk anak usia 2-6 tahun, penggunaan gadget dibatasi satu jam sehari dan harus didampingi orang tua. Ikuti juga aturan 20:20:20, yaitu 20 menit melihat layar gadget, lalu istirahatkan mata dengan cara menjauhkan gadget sekitar 20 kaki selama 20 detik. Ingat, operasi lasik mahal, Bund~
Gimana, ternyata nggak susah kan membuat liburan anak jadi seru? Apalagi elemen-elemen keseruan tersebut banyak yang bisa kita dapatkan hanya dengan bermodal gadget. Head of Category Development Tokopedia, Ramadhan Niendraputra menyampaikan tren jual-beli online terkait produk kebutuhan keluarga. “Kategori Ibu dan Anak serta Rumah Tangga menjadi beberapa kategori yang banyak dicari masyarakat pada kuartal II 2022,” kata Ramadhan.
Tren penjualan yang meningkat tersebut adalah tanda bahwa banyak masyarakat yang memang merasa dimudahkan. Pasalnya, kita nggak usah panas-panasan, tinggal mencet sana, mencet sini. Terus, ada Tokopedia Parents lagi, yang merupakan ekosistem khusus untuk mempermudah keluarga Indonesia, mendapatkan produk kebutuhan serta informasi relevan berkaitan dengan anak dan keluarga.
Ah, indahnya bersahabat dengan teknologi~
Penulis: Dyan Arfiana
Editor: Audian Laili
BACA JUGA 6 Rekomendasi Permainan Anak Jadul untuk Rumah Tak Berhalaman Luas