Bagi sebagian orang, bioskop bukan sekadar tempat menonton film, bioskop bisa lebih dari itu. Tempat ini bisa menjadi saksi atas kenangan indah atau ingatan yang cuma bisa membuat pipi kita basah. Namun bagi saya, bioskop sungguh sederhana. Ia selayaknya tempat hiburan pada umumnya.
Makanya saya merasa aneh ketika mengetahui ada orang yang kebingungan kalau di kotanya nggak ada bioskop. Bahkan tak jarang mereka sampai menyesal kenapa nggak ada gedung pertunjukan film di daerahnya. Lha, memangnya bioskop kayak martabak ada yang spesialnya?
Fyi, selama hampir 28 tahun, sudah 24 tahun saya habiskan dengan tinggal di kota yang banyak gedung bioskopnya. Dan kini, saya tinggal di kota yang nggak memiliki gedung pertunjukan film sama sekali. Apakah saya sedih? Nggak tuh, biasa aja. Saya nggak merasa kehilangan apa-apa meskipun dulu saya kerap movie date bersama pacar yang kini menjadi istri saya.
Berikut ini beberapa alasan saya nggak butuh kehadiran bioskop walaupun dulu saya sering bolak-balik nonton film di sana:
Daftar Isi
#1 Sekarang banyak layanan streaming film
Di zaman sekarang ini, nonton film sudah semakin mudah. Sudah banyak aplikasi streaming dari dalam maupun luar negeri. Ada Netflix, Disney Plus Hotstar, Viu, Vidio, dll. Kita sebagai penonton tinggal memilih aplikasi yang sesuai keinginan. Nggak perlu repot-repot lagi keluar rumah untuk mendapatkan hiburan. Cukup duduk manis di depan layar gadget dan film kesayangan bisa ditonton dengan mudah.
#2 Berbagai tontonan menarik di aplikasi streaming
Aplikasi streaming bukan cuma ada banyak, secara kualitas pun semakin membaik. Sekarang ini nggak cuma Netflix yang menawarkan berbagai tontonan menarik, Vidio pun kini menghadirkan tontonan seru buatan dalam negeri. Makanya saya berani mengadu kualitas film di bioskop dengan beberapa tontonan dari aplikasi streaming.
#3 Biaya langganan aplikasi streaming terjangkau
Harga satu tiket bioskop berkisar Rp25 ribu hingga Rp40 ribu. Itu pun kalau nontonnya saat weekdays. Kalau nonton saat weekend, harganya sudah beda lagi bisa Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per tiket.
Coba bandingkan dengan biaya berlangganan layanan streaming seperti Netflix. Paket mobile Netflix harganya cuma Rp54 ribu, lho. Memang sedikit lebih mahal ketimbang harga satu tiket bioskop di akhir pekan, tapi kan tontonan yang didapat jauh lebih banyak. Dan uang Rp54 ribu itu bisa kita gunakan untuk menonton hingga satu bulan lamanya.
Sekarang mari kita bandingkan dengan layanan streaming dalam negeri, Vidio. Paket termurahnya (gold) cuma Rp19 ribu (belum termasuk PPN). Harganya malah lebih murah dibandingkan harga tiket bioskop di semua tempat yang pernah saya kunjungi.
#4 Film yang tayang di bioskop, nggak lama muncul di aplikasi streaming
Pernah waktu liburan, saya mengajak istri nonton film ke bioskop. Tapi istri saya menolak dan berkata, “Males ah nonton film di bioskop, nggak lama nanti nongol di aplikasi streaming!”
Saya sedikit kaget mendengar jawaban istri saya mengingat dulu dia senang sekali saya ajak nonton ke bioskop. Apalagi kalau diajak nonton film favorit incarannya. Tapi saya merasa pernyataan istri saya cukup masuk akal, sih. Sebab, sekarang ini banyak film yang tanggal perilisannya di bioskop nggak jauh dari jadwal penayangannya di layanan streaming.
#5 Terhindar dari oknum penonton bioskop yang terkutuk
Nonton film lewat layanan streaming itu nyaman dan lebih intim. Kita bisa nonton sendirian aja atau bersama orang terkasih di rumah. Yang mengganggu saat nonton film di rumah cuma suara tukang jajanan keliling yang lewat atau suara tetangga yang lagi renovasi rumah. Selebihnya sih aman.
Sementara itu, kalau nonton di bioskop, gangguannya cukup banyak. Ada penonton yang suka mainan HP selama pemutaran film, ada yang bawa anak padahal usia anaknya belum cukup untuk menyaksikan film tersebut, dan masih banyak gangguan lainnya lagi.
Makanya kalau di kota tempat tinggal kalian nggak ada bioskop, kalian harus tetap bersyukur. Setidaknya kalian nggak harus ketemu orang-orang nyebelin itu saat sedang asyik nonton film.
Begitulah alasan saya nggak sedih-sedih amat ketika pindah ke kota yang nggak ada gedung bioskopnya. Sedihnya palingan cuma karena dibully sama teman yang dari daerah lain aja, sih.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Orang yang Mainan HP di Bioskop Adalah Seburuk-buruknya Penikmat Film.