5 Alasan Anak-anak Sebaiknya Tidak Terlalu Banyak Minum Susu UHT

5 Alasan Anak-anak Sebaiknya Tidak Terlalu Banyak Minum Susu UHT Terminal Mojok

5 Alasan Anak-anak Sebaiknya Tidak Terlalu Banyak Minum Susu UHT (Unsplash.com)

Keberadaan susu UHT hampir tidak pernah lepas dari kehidupan anak-anak sehari-hari. Bahkan tak jarang orang tua memasukkan susu UHT ke dalam daftar belanja bulanan wajib mereka. Selain dijadikan sebagai minuman selingan di rumah, susu UHT kerap kali juga difungsikan sebagai bekal anak sekolah. Wajar saja, selain rasanya yang bervariasi, kemasannya juga praktis untuk dibawa bepergian. Namun, terlalu banyak mengonsumsi susu UHT nyatanya bisa berdampak buruk pada kesehatan anak. Beberapa di antaranya dipaparkan dalam uraian di bawah ini.

#1 Jadi malas makan

Meskipun sudah jauh berkurang, sejumlah orang tua masih mengira bahwa pola makan yang baik adalah “4 sehat, 5 sempurna” di mana kesempurnaan tersebut dilengkapi oleh susu. Anggapan lawas tersebut menjadikan beberapa orang tua percaya bahwa susu dapat pula menjadi pengganti makanan. Kalau anak sedang malas makan, mereka mencari jalan pintas dengan memberi buah hatinya susu UHT.

Padahal perlakuan semacam ini justru membuat anak menjadi semakin malas makan. Lha, wong bagi lidah anak-anak, rasa susu UHT itu jauh lebih enak ketimbang lauk-pauk dan sayur-mayur. Akibat lebih jauhnya, kebutuhan gizi anak pun menjadi tidak terpenuhi dengan seimbang. Karena perannya sebagai minuman selingan, sebaiknya susu diberikan di sela-sela jam makan anak sehingga mereka tidak keburu kekenyangan.

#2 Asupan gula berlebih

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kandungan gula dalam minuman kemasan terbilang cukup tinggi, tak terkecuali susu UHT. Apalagi kalau susunya bukan varian full cream. Demi menggaet pasar anak-anak, banyak produsen susu UHT yang menciptakan berbagai rasa menarik seperti stroberi, melon, cokelat, pisang, dll. Berbagai rasa tersebut diwadahi dalam kemasan kotak warna-warni yang kadang membuat anak merengek untuk dibelikan ketika tengah ikut berbelanja di minimarket.

Rasa manis memang hampir selalu berhasil menawan hati anak. Sayangnya, hal tersebut disertai dengan ancaman diabetes maupun obesitas. Sebagaimana yang telah banyak diketahui, konsumsi gula tambahan melebihi batas yang dianjurkan akan meningkatkan kadar gula dalam darah. Bukannya tidak boleh minum susu UHT sama sekali, tetapi alangkah baiknya jika porsinya dikurangi.

#3 Rawan gigi keropos

Selain risiko peningkatan gula darah, kandungan gula yang tinggi dalam susu UHT dapat memicu gigi keropos. Belum lagi ada anak-anak yang suka minum susu dulu sebelum tidur dengan dalih agar tidur mereka lebih nyenyak. Lama-kelamaan hal ini akan menjadi kebiasaan di mana anak harus mengonsumsi susu sebelum tidur tetapi tidak lantas menggosok giginya lantaran sudah keburu terlelap.

Padahal nih minum minuman manis ataupun makan tanpa gosok gigi sebelum tidur itu sama saja meninggalkan sisa kotoran di rongga mulut. Dampak buruknya, gigi menjadi rapuh dan berlubang. Akan lebih bijak jika anak dibiasakan menggosok gigi sebelum tidur dan tidak mengonsumsi apa pun seusai gosok gigi, selain air putih. Lebih baik lagi jika setiap habis meminum susu UHT, anak dibiasakan untuk menutupnya dengan menenggak air putih.

#4 Potensi sembelit

Sebenarnya, konsumsi susu UHT bukan faktor utama seorang anak mengalami sembelit atau susah buang air besar. Kesulitan BAB ini diakibatkan karena kurangnya asupan serat dan air putih pada anak. Gampangnya, terlalu banyak meminum susu UHT membuat anak merasa sudah kenyang. Dampaknya, mereka jadi enggan minum air putih serta susah makan, terutama makanan yang menurut mereka tidak seenak jajanan, termasuk minuman susu rekreasional tersebut. Guna mencegah terjadinya sembelit, mungkin anak bisa dikenalkan dengan minuman jus sayur dan buah sebagai pengganti susu UHT.

#5 Defisiensi zat besi

Zat besi merupakan salah satu zat gizi mikro yang sangat diperlukan bagi tumbuh kembang anak. Mineral ini berperan dalam membentuk hemoglobin dalam darah. Kekurangan zat besi tidak hanya menimbulkan risiko anemia atau yang dikenal dengan bahasa awam, kurang darah. Faktanya, defisiensi zat besi juga dapat menyebabkan stunting.

Pemberian zat besi ini memang bisa dikatakan cukup tricky. Pasalnya, penyerapan zat besi sangat tergantung pada interaksi makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh seseorang. Penyerapan zat besi yang maksimal didorong oleh asupan gizi yang mengandung vitamin C seperti yang terdapat pada sejumlah sayur dan buah. Sebaliknya, penyerapan zat besi akan terhambat bila seseorang mengonsumsi teh, kopi, dan juga susu.

Nah, sudah tahu kan kalau susu UHT yang selama ini dianggap sehat bagi tubuh ternyata juga menyimpan risiko tersendiri jika dikonsumsi berlebihan? Guna menekan efek negatif tersebut, ajak si kecil untuk mencintai makanan yang minim olahan pabrik. Salah satu caranya adalah dengan berpedoman pada gizi seimbang yang santer dikampanyekan dengan program pedoman gizi seimbang “Isi Piringku” sebagai pengganti konsep “4 sehat, 5 sempurna”.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Kasta Susu UHT yang Ada di Indomaret.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version