Cara hidup hemat di kota besar adalah pertanyaan yang umum ditanyakan ketika seseorang mendapatkan pekerjaan di kota besar atau harus pindah lokasi kerja di kota besar. Pandangan biaya hidup di kota besar yang tinggi memang amat umum, sangat lumrah malah.
Banyak orang akan menjawab dengan template “tergantung gaya hidupmu”. Tapi, hal ini pun tak pernah dijelaskan langkahnya harus gimana. Penanya yang awalnya beneran nanya, berakhir bete karena nggak dapet solusi.
Nah, saya akan berusaha solutif dengan menjawab cara hemat di kota besar.
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan ambil contoh bagaimana hidup hemat di Jakarta. Kenapa harus Jakarta? Ya sederhana, kota ini memang jadi tolok ukur kota besar lain di Indonesia. Kalau kalian bisa survive di Jakarta, pasti bisa survive di kota lain. Gampangnya begitu.
Inilah cara menekan biaya hidup di kota besar, dengan simulasi hidup di Jakarta.
Daftar Isi
Cari tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerja
Cara ini sebenarnya nggak bisa dibilang hemat. Sebab, biasanya, tempat tinggal dekat kantor harganya lebih mahal. Tapi, jika nemu yang lebih murah, cara ini bisa dipakai.
Agar biaya hidup di kota besar tidak membengkak, carilah hunian yang dekat kantor. Kalau tidak dekat, setidaknya bisa diraih dengan jalan kaki tanpa harus gempor.
Kalau kalian milih tempat yang lebih jauh karena biaya, ujungnya sama aja sih. Kalian kudu keluar uang buat transportasi lagi.
Gunakan sarana transportasi umum di kota besar
Jakarta, yang dikelilingi oleh daerah penopangnya, memang membutuhkan sarana transportasi umum yang terintegrasi. Oleh karena itu sebisa mungkin, apabila tempat tinggal kita jauh dari tempat kerja, kita bisa menggunakan sarana commuter line untuk memudahkan kita berangkat dan pulang kerja.
Kalian mungkin bisa pakai kendaraan pribadi. Tapi, ingat, kadang, biaya hidup itu tak hanya uang. Bisa juga dalam bentuk waktu. Jadi, kalian mungkin keluar duit yang nggak beda jauh, tapi bisa jadi kalian boros waktu. Dan waktu, nyatanya, adalah salah satu komponen biaya hidup di kota besar.
Membawa bekal
Persetan dengan gengsi, kalau mau selamat, bawa bekal makan siang. Kok bisa?
Sekarang kita hitung saja, untuk sekali makan di Jakarta sekalipun di warung kaki lima, setidaknya membutuhkan biaya sekitar dua puluh lima ribu rupiah. Jika dikalikan 25 hari kerja, setidaknya kita bisa menghemat sekitar enam ratus ribu rupiah.
Oke, kalian mungkin protes, itu kan harga makanan Jakarta, kota lain bisa lebih murah. Betul, tapi kota besar lain, saya rasa, harga makanannya tetap lebih mahal. Jogja, yang kalian bilang murah itu, nyatanya ya mahal kok.
Jadi, belajar untuk memahami bahwa gengsi tidak bisa dimakan, dan justru bikin perutmu tak kenal arti kata kenyang.
Hindari kegiatan yang tidak perlu yang bisa bikin biaya hidup di kota membengkak
Saya benar-benar minta maaf, tapi jika kalian bermasalah dengan biaya hidup di kota besar, lupakan bioskop, nongkrong di kafe tiap malam, dan checkout barang lucu di Sopi.
Sesekali bolehlah kalian self reward, nggak baik juga kalian pelit tiap saat. Tapi jangan sering-sering juga. Sebenernya ini maksud dari kata “tergantung gaya hidupmu” yang saya sebutkan di atas. Percuma kalian sudah ngirit total, tapi duit kalian lari ke Starbucks.
Begitulah yang bisa saya sampaikan. Empat tips ini bisa bikin kalian selamat dan aman dari himpitan biaya hidup di kota besar macam Jakarta. Kalau bisa selamat di Jakarta, pasti bisa selamat di tempat lain. Semangat!
Penulis: Santhos Wachjoe P
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Cara Bikin Daging Empuk Tanpa Presto, Cocok buat Anak Kos!