Seperti sudah jadi fitrah, kita tidak selalu bertemu dengan orang yang “baik-baik saja” di dunia maya. Ada sekelompok orang menyebalkan yang juga nyemplung di media yang sama denganmu. Dan, problematika ini akan naik satu kuadrat jika kamu bermain gim online, seperti Mobile Legends.
Berbeda dengan media sosial, di dalam Mobile Legends, kamu tidak leluasa untuk memilih topik/komunitas apa yang cocok bagimu bergabung. Kamu log in, mengetuk tab ranked, mengetuk tombol start, dan sistem Mobile Legends akan otomatis mencarikanmu pertandingan. Kamu tidak bebas memilih seperti apa manusia-manusia yang bakal jadi rekan atau lawanmu itu. Bisa jadi, mereka ini adalah orang yang habis di-ghosting atau baru mendapatkan hari berat di kantor.
Memang dunia gim online Mobile Legends memberi kita kesempatan untuk memuaskan ego tanpa perlu khawatir soal konsekuensi. Ada yang melakukan tindakan-tindakan buruk, menanggalkan konsen soal norma-norma dunia nyata, dan hasilnya ya jadi mengganggu kenyamanan bermain orang lain. Semua itu dilakukan atas nama kesenangan pribadi.
Berikut ini adalah tipe-tipe pemain Mobile Legends yang menyebalkan. Semoga kamu bukan salah satunya ya, Ngab.
#1 Instalock
Dari daftar ini, mungkin tipe ini merupakan tipe yang paling bisa ditolerir. Ketika kamu masih menimbang-nimbang ingin menggunakan hero apa, ketika kawan setim lain lebih memilih menunggu komposisi hero tim lawan, si kampret yang satu ini biasanya langsung memilih hero tanpa tedeng aling-aling.
Okelah, kalau misalnya hero yang dipilih merupakan hero terbaiknya. Ya, kalau bukan? Ketika tim butuh tank keras, malah ambil Irithel atau Lesley. Ini bencana!
Keberadaan manusia-manusia instalock ini sering kali membikin mood timmu hancur berantakan. Bahkan berujung saling bacot karena hero yang diambil ternyata sama dengan hero yang diinginkan oleh kawan setim. Saran saya, sebaiknya kamu mengalah saja. Toh, hero Mobile Legends kan ada banyak.
#2 Kang ngatur
“S5 Tank.”
“Hyper, S3.”
“Jangan Gusion, Lancelot saja.”
Dan sebagainya, dan sebagainya.
Keberadaan para ahli taktis semacam ini adalah makanan sehari-hari pemain Mobile Legends. Kalau mereka minta tolong baik-baik sih nggak apa-apa, ya. Tapi kalau mintanya sambil ngata-ngatain ibumu karena nggak kita turuti, ya pasti bikin bete bukan main.
Paling parahnya, begitu bermain, ternyata skill-nya nggak jago-jago amat. Malah beban. Dan udah beban, malah ngata-ngatain kita yang nggak nurutin kemauannya. Wuidih, pasti kepalamu bisa dipakai buat merebus telur karena darahmu mendidih, tuh.
Kalau ketemu orang semacam ini di permainan, sebaiknya kamu turuti saja, apalagi jika kamu bisa memainkan hero rekomendasinya. Dan, jika tidak, sebaiknya kamu tetap berusaha sebaik mungkin untuk menolak dia. “Maaf, Bang, nggak bisa Tank,” misalnya.
Kalau sudah demikian, tapi si kang ngatur ini malah semakin menjadi-jadi bacotnya, ada fitur tombol report di akhir pertandingan, kok.
#3 Kang freestyle
Dengan adanya media sosial Tiktok dan YouTube, banyak pemain Mobile Legends yang berburu montage untuk mengisi konten media sosialnya. Montage, atau bisa disebut freestyle ini, biasanya merupakan aksi-aksi keren nan mengkilap. Namun, usaha untuk momen aksi-aksi tersebut biasanya dilakukan dengan super berlebihan dan tidak jarang berakhir buruk bagi si pemain sendiri.
Nah, teruntuk para Kang Freestyle, tahu nggak, sih, kalau aksi kalian itu memancing musuh buat toxic? Tahu nggak sih kalau kalian blunder yang repot adalah teman-temannya sendiri? Kan bisa tuh, nge-killnya biasa aja nggak usah pakai banyak gaya-gayaan.
Sungguh, kalau kalian bertemu dengan Chou atau Hayabusa di tim kalian, setidaknya siap-siap saja buat nge-support doi nge-freestyle. Dan sabar-sabar aja kalau mereka blunder.
#4 Tukang bacot
Saya kira untuk tipe pemain seperti ini sudah tidak perlu dijelaskan lagi. Banyak sekali pemain Mobile Legends yang mengutamakan skill bacotnya ketimbang skill bermainnya. Sudah menjadi rahasia umum, apabila tipe pemain ini bakal menjadi sumber prahara buat pengalamanmu bermain gim bikinan Moonton ini.
Kalian para bacoter boleh-boleh saja membela diri dengan mengatakan bahwa kelakuan begini adalah taunting, semacam bumbu-bumbu buat naikin tensi pertandingan. Pertanyaan saya, emang kalian main di skena profesional? Emang kalian main di MPL yang tekanannya besar sekali gitu? Emang kalau nggak menang sambil bacot terus kalian dikejar pinjol gitu? Kan, nggak.
Sering kali, manusia-manusia yang jempolnya besar semacam ini, kadang nggak sesuai dengan skillnya di atas pertandingan. Sudah terbunuh lima kali, eh bukannya main lebih aman, malah terus-terusan ngajak by-one lewat fitur chat-all.
Kalau ketemu tukang bacot dan kebetulan ada tim lawan, cara terbaik untuk membungkamnya adalah menang. Try hard sebisamu ya, Gaes!
Penulis: Nurfathi Robi
Editor: Audian Laili