4 Profesi yang Lekat dengan Orang Madura

4 Profesi yang Lekat dengan Orang Madura

4 Profesi yang Lekat dengan Orang Madura (Zahirul Aliwan via Shutterstock.com)

Ngomongin soal Madura, tidak akan pernah ada habisnya. Mulai dari budayanya, bahasanya, karakteristik orangnya, sampai profesinya. Sebagai suku, Madura punya keunikan tersendiri meski masuk dalam wilayah administrasi provinsi Jawa Timur, mereka tidak mau disebut sebagai orang Jawa. 

Selain itu, potensi alam Madura sebenarnya cukup menyilaukan mata, akan tetapi kita selama ini dibutakan oleh kilauan lampu kota yang itu-itu saja. Sedangkan kekayaan alam di daerah tidak pernah kita lirik sedikitpun.

Bukan hanya kekayaan alam, Madura terkenal dengan tembakaunya yang cukup baik, bahkan lebih baik dari tembakau Temanggung maupun Jember yang juga sama-sama penghasil tembakau terbanyak di Indonesia. Tidak selesai sampai di situ sebutan sebagai pulau garam juga layak disematkan bagi pulau yang berada di utara pulau Jawa ini.

Namun, selain hal-hal di atas, ada hal yang amat lekat dengan mereka yang nggak kita sadari. Yaitu, banyak perantau dari pulau tersebut. Saya yakin, kalian pasti punya kawan orang Madura, di mana pun kalian berada.

Lantas kenapa banyak dari mereka yang lebih memilih untuk merantau? Ya karena tidak semua tanah bisa ditanami tembakau atau dijadikan tambak garam, ada daerah yang wilayahnya bebatuan dan cuacanya cukup panas. Alasan itulah yang mendorong orang Madura lebih memilih mengadu nasib ke kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta, bahkan Jakarta.

Berbeda dengan orang Lamongan ketika merantau pekerjaannya tidak lain adalah penjual pecel lele yang hampir ada di penjuru negeri, orang Madura tidak bisa digeneralisir dalam satu profesi ada beragam profesi yang digeluti ketika merantau. Berikut ini profesi orang Madura ketika merantau ke kota besar.

#1 Penjual sate

Ini semua orang sudah tahu. Profesi ini memang ikonik, jadi saya nggak perlu jelasin lagi banyak-banyak.

#2 Pangkas rambut

Selain penjual satu, pangkas rambut Madura juga tidak kalah tersohor. Di tengah gempuran barbershop, mereka tetap bisa bertahan dan tetap tak kehilangan pelanggan. Kalau nggak karena skill yang diakui, nggak mungkin tetap berkibar di tengah peperangan.

#3 Toko kelontong

Bagi kalian yang hidup di Jogja, pasti tak asing dengan toko kelontong Madura. Jumlah toko kelontong tersebut memang naik drastis selama tiga tahun belakangan. Dan rata-rata, usaha mereka laris. Sebab, toko kelontong mereka punya stok lengkap dan berani buka hingga dini hari. Otomatis, pelanggan mereka bertambah banyak. Mungkin di kota lain pun begitu. Jadi, nggak berlebihan kalau profesi ini masuk ke jenis profesi yang sering digeluti oleh orang Madura.

#4 Usaha warung kopi

Terakhir, profesi yang banyak digeluti orang Madura ketika merantau adalah membuka warung kopi. Meski tak setenar dengan profesi lainnya, profesi ini cukup banyak digeluti. Meskipun budaya ngopi sendiri jarang ditemui di Madura dan lebih banyak ngopi di rumah bersama tamu, warung kopi Madura cukup banyak di perkotaan.

Misalnya saja di Jogja, cukup banyak warung kopi yang pemiliknya adalah orang Madura. Seperti warung kopi Mato yang akronimnya adalah Madura total, Secangkir Jawa yang merupakan pelebaran sayap dari Mato, dan yang paling fenomenal ialah Kafe Basabasi milik Pak Edi, yang cabangnya di mana-mana dan larisnya minta ampun.

Sebenarnya, profesinya nggak hanya yang saya sebutkan di atas. Namun, saya memasukkan profesi yang paling banyak saya temui. Selain itu mah pasti banyak. Jadi menteri dan stand up comedian pun ada, contoh pak Mahfud MD dan Tretan Muslim.

Dari hal-hal di atas, kita bisa melihat bahwa budaya merantau bikin mereka punya banyak jenis profesi dan bahkan jadi ikon mereka. tentunya tak lepas dari kegigihan dan kerja keras mereka mencapai puncak karier.

Kalau dari kalian ada yang tahu profesi lain yang digeluti oleh penduduk Pulau Garam ini, tulis di komentar ya!

Penulis: Muhammad Rizal Firdaus
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Memahami Isi Pikiran Ibu Kita, Megawati

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version