4 Pertanyaan yang Dibenci Orang Bekasi

4 Pertanyaan yang Dibenci Orang Bekasi

4 Pertanyaan yang Dibenci Orang Bekasi (Unsplash.com)

Siapa yang nggak tahu Bekasi, kota yang secara administratif masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat ini begitu erat dengan hal-hal buruk. Maka tak heran apabila banyak orang yang mengenal kota ini karena keburukan di dalamnya. Misalnya, kota ini dijuluki “planet lain” karena jaraknya yang disebut-sebut jauh dari Jakarta. Keburukan lainnya adalah kota ini terkenal dengan wisata banjirnya lantaran saat musim hujan tiba, beberapa wilayah langganan tergenang banjir.

Nah, lantaran erat dengan keburukan, kadang ada saja pertanyaan aneh seputar Bekasi yang saya dengar dari orang-orang. Sebagai orang yang tinggal belasan tahun di sini, kadang saya sampai kesel juga mau menjawabnya. Maksud saya, kota ini nggak seburuk itu juga kali. Tanpa fafifu wasweswos, berikut ini adalah pertanyaan yang kerap dilontarkan orang lain dan dibenci orang Bekasi.

#1 “Memang beneran langitnya abu-abu?”

Khusus pertanyaan pertama ini kebetulan adik saya mendapatkannya dari teman-temannya di kampus. Jadi waktu itu adik saya baru pertama kali masuk kuliah, ada seorang temannya yang berasal dari daerah lain bertanya padanya, “Kamu dari Bekasi, ya? Emang beneran di sana langitnya abu-abu?” Eh, buset.

Saya paham sih kalau Bekasi memang terkenal sebagai kawasan industri. Setidaknya ada 10 kawasan industri yang ada di sini dan menjadikannya sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Dan sebagai kawasan industri besar, nggak heran kalau polusi udara di sini cukup tinggi.

Polutan seperti asap dari pabrik dan partikel debu memang bisa menghalangi cahaya matahari sehingga membuat langit kelabu, apalagi di hari-hari saat tingkat polusi tinggi. Tapi kan nggak semua wilayah Bekasi terpapar emisi dari pabrik. Lagi pula kawasan industri di sini kan letaknya di wilayah kabupaten, bukan kota.

Baca halaman selanjutnya: Bau sampah setiap hari, dong…

#2 “Bau sampah setiap hari, dong?”

Waktu mendengar pertanyaan ini, saya cuma bisa geleng-geleng. Saya paham kalau di sini ada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang terkenal itu, tapi masalahnya kan Bekasi luas, Gaes.

Luas Kota Bekasi itu 207 kilometer persegi dan nggak semua wilayahnya berdekatan dengan Bantargebang. Ya kali bau sampah di Bantargebang bisa kecium sampai wilayah Bekasi Utara misalnya.

#3 “Bekasi itu Sunda atau Betawi?”

Harus saya akui, daerah tempat saya tumbuh besar ini memang unik. Lantaran secara administratif masuk dalam wilayah Jawa Barat yang kental dengan budaya Sunda, Bekasi juga erat dengan budaya Betawi.

Budaya Betawi memang mendominasi di wilayah perkotaan. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya orang Bekasi keturunan Betawi. Selain itu, kuliner khas Betawi seperti bir pletok, gabus pucung, dan kerak telor masih bisa kita jumpai dengan mudah di sini. Sementara budaya Sunda lebih kental dirasakan di daerah kabupaten. Meski begitu, kalau ada yang keukeuh bertanya Sunda atau Betawi, saya bakal menjawab ya Bekasi. Memang seunik itu, sih.

#4 “Bekasi sepanas itu?”

Beberapa waktu lalu ramai di media sosial meme soal Bekasi yang disebut-sebut panas dan jauh. Bahkan sampai ada gambar planet Bekasi yang terletak di tengah-tengah antara matahari dan bumi. Nah, gara-gara candaan di media sosial itulah sampai sekarang kalau ketemu orang baru dan dia tahu kalau saya dari Bekasi, mereka pasti akan bertanya, “Di sana panas banget, ya?” 

Masalahnya, sepanas-panasnya Bekasi masih banyak kota lain di Indonesia yang lebih panas kali. Masih ada Surabaya dan Semarang yang bahkan sering diomongin sama penulis Terminal Mojok lainnya, lho. Jadi, ya nggak perlu bereaksi berlebihan juga lah. 

Itulah empat pertanyaan yang bikin sebal orang Bekasi. Gimana ya, pertanyaannya rada lain, sih. Kota ini memang nggak sempurna, tapi ya nggak seburuk itu juga. Dahlah, daripada kalian cuma bisa bertanya-tanya, datang langsung aja terus buktikan sendiri.

Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Muaragembong, Kecamatan di Kabupaten Bekasi yang Lebih Cepat Diakses Naik Kapal daripada Sepeda Motor. Unik sekaligus Miris!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version