Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

4 Pembelajaran dari Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Gofar Hilman

Dini N. Rizeki oleh Dini N. Rizeki
10 Juni 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Saya yakin saat saya menulis artikel ini, mungkin sudah banyak artikel-artikel lain juga opini-opini lain yang beterbangan di media sosial mengenai kasus antara Nyelaras dan Gofar Hilman. Saya menyadari bahwa dari kasus ini ada banyak hal yang bisa kita ambil jadi pelajaran untuk lebih aware ke depannya.

Pelecehan seksual itu bentuknya banyak sekali. Nyolek badan orang lain, mendadak merangkul, tiba-tiba nemplok, siul-siul, dan catcalling ke orang lewat, dan masih banyak lagi. Korbannya tidak hanya perempuan, laki-laki juga ada yang kena, kok.

Hal yang membuat kesal, seringnya justru korban yang menjadi “orang yang salah” di kasus-kasus pelecehan seksual seperti itu. Pakaian yang dianggap kurang sopan dan terlalu terbuka, dandanan yang dinilai terlalu menor, badan yang dianggap terlalu seksi dan “mengundang”. 

Padahal, hal ini bukan hanya terjadi pada orang-orang yang berpakaian seksi. Dari cerita-cerita yang beredar, pelecehan seksual juga terjadi pada orang-orang yang berpakaian tertutup dari atas sampai bawah, bahkan banyak terjadi di tempat yang seharusnya dianggap lebih aman, seperti di pondok pesantren, dll. 

Oke, balik lagi ke kasus Nyelaras dan Gofar Hilman. Ada beberapa poin yang bisa kita garis bawahi di sini.

#1 Kamu boleh mabuk, asal….

Di video Instastories yang sempat diunggah oleh Nyelaras, kita jadi tahu seperti apa kondisi tempat dan situasi di acara itu. Oke, tempatnya adalah sebuah tempat yang memang wajar didatangi dengan dandanan seksi. Di tempat seperti itu biasanya memang wajar bila orang-orang minum minuman beralkohol sampai mabuk.

Namun, ada alasannya kenapa alkohol diperbolehkan hanya untuk yang berusia 21 tahun ke atas. Sederhana, supaya yang minum dapat mempertanggungjawabkan hal yang dia perbuat saat dia mabuk. Walau memang nggak semua yang berusia di atas 21 itu sudah dewasa sih, ya. 

Kalau memang saat kejadian itu, Gofar Hilman sedang mabuk, bukan berarti menjadi wajar juga dong kalau dia grepe-grepe badan cewek tanpa konsen. Jangan jadikan mabuk sebagai alasan untuk menormalisasi sikap paling bangsat yang kalian lakukan. Kalau merasa tidak bisa mempertanggungjawabkannya nanti, ya tidak usah mabuk. Simpel.

Baca Juga:

Balada Perempuan Penghuni Jogja Selatan, Gerak Dikit Kena Catcalling Orang Aneh, Ketenangan Itu Hanya Hoaks!

Ada Bus Pink untuk Perempuan, tapi Kenapa Nggak Ada Transjakarta Khusus Laki-laki?

#2 Bagaimanapun keberanian untuk speak up harus diapresiasi

Di luar semua itu, keberanian Nyelaras untuk speak up seharusnya kita apresiasi sepenuh hati. Untuk membicarakan aib sendiri di depan banyak orang itu nggak gampang. Ada nama baik keluarga di balik punggung, ada reputasi yang bisa saja hancur, ada rasa malu yang teramat sangat, trauma yang luar biasa, dan risiko kehilangan teman atau tidak lagi dipercaya oleh orang lain. 

Orang sudah berani speak up kok malah di-bully? Jangan dong! Hargai dulu! Perihal nanti hal yang disampaikannya terbukti benar atau tidak, toh akan terjawab. 

Jadi, jangan pernah lagi membully orang yang sudah menguatkan hati untuk speak up ya, Mylov. Inilah yang membuat banyak kasus pelecehan seksual  tampak wajar dan berpengaruh pada pola pikir orang-orang yang akhirnya jadi menormalisasinya. 

“Dienakin kok nggak mau?” Dengkulmu!

#3 Lanjut ke jalur hukum itu logis, tapi….

Kalau Gofar Hilman ingin menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan kasus ini, ya bagi saya itu logis. Bila tidak bisa diselesaikan secara kekeluargaan, maka biarkan hukum yang menjawab. 

Tapi, tapi, tapi, prosesnya perlu kita simak baik-baik. Pasalnya, di negara kita yang gemah ripah loh jinawi ini, masih banyak hukum yang timpang. Hukum yang pada akhirnya membuat korban pelecehan seksualbmemilih untuk diam dan bungkam. Hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas. 

Kebanyakan korban pelecehan seksual memilih untuk bungkam karena mereka merasa takut duluan mendengar kata hukum, pengacara, bukti, saksi, atau pengadilan. Mereka keder duluan membayangkan akan seperti apa ribetnya segala prosesnya nanti. Kita tidak bisa menutup mata bahwa penegak hukum pun masih ada yang beranggapan pelecehan seksual itu wajar dan korban justru adalah pihak yang salah. 

Jadi, kalau memang pada akhirnya kasus ini masuk ke ranah hukum, kita sebagai warganet bisalah memantau prosesnya. Jangan sampai Nyelaras yang sudah berani speak up ini jadi ciut lagi nyalinya.

#4 Sange boleh, bego jangan!

Terakhir, kalian boleh sange. Itu hak kalian, tapi jangan bego. Pamer bisa peluk cium banyak orang itu nggak keren. Memamerkan bahwa kalian sudah meniduri banyak orang itu juga bukan hal yang membanggakan, jatuhnya lebih ke menjijikkan. Nggilani. 

Sange di tempat umum, apalagi. Ya boleh sih, tapi jangan dilampiaskan saat itu juga, di situ, sama sembarang orang. Konsen itu perlu. Kesadaran dan kontrol diri itu penting. 

Kalau kalian merasa masih belum bisa mengontrol diri sendiri, jangan main-main sama hal seperti ini. Nantinya bakal ada orang lain yang tersakiti, Mylov. Tolong, jangan!

BACA JUGA Lelaki yang Alami Pelecehan Seksual Itu Masalah Super Besar dan Bukan Guyonan! dan tulisan Dini N. Rizeki lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Juni 2021 oleh

Tags: Gofar HilmanPelecehan SeksualPojok Tubir Terminal
Dini N. Rizeki

Dini N. Rizeki

Seorang yang menulis supaya tetap waras.

ArtikelTerkait

Sebetulnya Apa yang Dicari HRD Saat Cek Akun Media Sosial para Pelamar Kerja? terminal mojok.co

Sebetulnya Apa yang Dicari HRD Saat Cek Akun Media Sosial para Pelamar Kerja?

1 Agustus 2021
buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

Memahami Kemuakan Tere Liye lewat Buku Hadiah Giveaway

29 Mei 2021
Prediksi Efektivitas TikTok Resumes jika Dipakai buat Seleksi Karyawan di Indonesia terminal mojok.co

Prediksi Efektivitas TikTok Resumes jika Dipakai buat Seleksi Karyawan di Indonesia

23 Juli 2021
Review Mars Partai Politik dari Orang yang Kurang Percaya Partai terminal mojok.co

Review Mars Partai Politik dari Orang yang Kurang Percaya Partai

17 Agustus 2021
Mempertanyakan Kebiasaan Peluk Bantal Guling Orang Indonesia Saat Tidur Terminal mojok

Desain Interior Ruang Rapat Paripurna MPR/DPR RI Bikin Gagal Fokus, Pantes Anggotanya Sering Tidur

17 Agustus 2021

Kata Siapa Milenial Lebih Suka Rumah Minimalis yang Kecil dan Sempit?

19 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.