KRL Jabodetabek atau yang juga dikenal dengan nama Commuter Line menjadi transportasi umum yang diandalkan banyak pekerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Selain karena tarifnya yang terjangkau, kereta ini menjangkau banyak daerah di Jabodetabek sehingga mudah diakses warga.
Akan tetapi nggak semua orang cocok naik KRL Jabodetabek. Beberapa tipe orang berikut sebaiknya jauh-jauh dari moda transportasi satu ini.
Daftar Isi
#1 Orang yang “alergi” keramaian dan ogah berdesak-desakkan mending jalan kaki aja
Mengutip website resmi KAI Commuter, setidaknya ada 156 juta orang pengguna KRL Jabodetabek selama bulan Januari hingga Juni 2024. Jumlah ini tentu saja merupakan angka yang cukup fantastis. Setiap harinya, masih dari sumber yang sama, KAI Commuter mengoperasikan KRL Jabodetabek sebanyak 1048 perjalanan dengan 87 rangkaian kereta.
Melihat angka-angka tersebut, kebayang kan sepadat apa kondisi penumpang di dalam kereta. Makanya orang-orang yang “alergi” dengan keramaian dan ogah berdesak-desakkan, saya sarankan jangan sekali-sekali naik KRL. Ya gimana, melihat banyaknya penumpang yang naik kereta, sudah menjadi keniscayaan kalau kita bakal berdesak-desakkan dengan penumpang lain. Kalau kalian “alergi” beradu bahu atau kaki dengan orang lain ya kalian nggak bakal bisa bertahan di dalam gerbong kereta.
Jadi, daripada sepanjang perjalanan kalian merasa kesal, nggak nyaman, dan bahkan misuh-misuh sendiri, mending urungkan niat kalian naik KRL Jabodetabek. Naik kuda aja, lebih nyaman karena nggak harus berdesak-desakkan dengan banyak orang!
#2 Orang yang nggak bisa berdiri lama jangan coba-coba naik KRL Jabodetabek
Orang yang nggak cocok naik KRL Jabodetabek selanjutnya adalah mereka yang nggak bisa berdiri lama. Nah, orang-orang ini mending bye aja dan naik transportasi pribadi.
Gini, lho, yang namanya transportasi umum apalagi KRL sudah pasti nggak bakal setiap saat penumpangnya dapat tempat duduk. Ada kalanya gerbong sepi sehingga kita bisa duduk dengan nyaman, tapi seringnya kondisi gerbong penuh sehingga kita harus berdiri sepanjang perjalanan. Kalau terpaksanya harus berdiri ya siap-siap saja bakal pegal, terutama kalau kalian nggak terbiasa naik kereta setiap hari.
Jadi, kalau kalian nggak kuat berdiri lama, mending naik mobil pribadi aja ke kantor. Nggak usah maksa naik KRL Jabodetabek.
#3 Orang yang nggak sabaran juga sebaiknya jauh-jauh dari KRL Jabodetabek
Selanjutnya, orang yang nggak cocok naik KRL Jabodetabek adalah orang yang nggak sabaran. Nggak sabaran di sini maksudnya orang-orang yang bawaannya pengin segera sampai di tujuan.
Meskipun sudah ada jadwal kereta yang pasti setiap harinya, tetap saja tak dimungkiri kadang terjadi gangguan sehingga mengakibatkan perjalanan kereta terlambat. Kalau terlambat satu atau dua menit mungkin masih nggak masalah, ya. Yang jadi masalah itu kalau terlambatnya lebih dari 30 menit atau bahkan hitungan jam.
Buat para pekerja yang dikejar waktu dan nggak sabaran, saya sarankan pindah ke moda transportasi lain. Memang nggak setiap saat terjadi gangguan KRL, tapi hari apes siapa yang tahu?
#4 Orang yang bawa banyak barang berukuran besar
Terakhir, orang yang nggak cocok naik KRL Jabodetabek adalah mereka yang membawa banyak barang berukuran besar. Misalnya, kayak orang-orang yang habis kulakan di Tanah Abang atau belanja di mana saja, deh.
Pasalnya, ruang di dalam gerbong KRL itu kan terbatas, dan biasanya saat kereta sedang penuh penumpang, kita bakal kesulitan membawa banyak barang dengan ukuran besar masuk ke dalam gerbong. Buat masuk ke dalam gerbong yang penuh manusia saja sulit, apalagi mau masukin barang juga. Jadi nggak usah aneh-aneh, kalau sekiranya barang bawaan kalian banyak dan besar, jangan naik KRL.
Itulah beberapa orang yang nggak cocok naik KRL Jabodetabek. Kalian pernah ketemu orang-orang yang kayak gini nggak? Atau jangan-jangan, kalian salah satunya?
Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Alasan Gerbong KRL Khusus Perempuan Malah Dihindari oleh Perempuan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.