Selama saya berkuliah di UIN Palembang, banyak kejadian yang bisa disebut buruk, yang sering saya alami. Mulai dari menjalani proses pembelajaran akademik hingga melakukan aktivitas lainnya di lingkup kampus.
Kadang, saya sering bertanya pada diri sendiri. Apakah hal ini seharusnya terjadi di dalam lingkup kampus, yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya para orang-orang terdidik? Bukankah seharusnya lingkungan kampus menjunjung tinggi aturan moral serta kedisiplinan dalam berkegiatan sehari-hari?
Maka dari itu, saya akan membahas beberapa kejadian menyebalkan yang seharusnya tidak terjadi, bahkan dibiarkan berkepanjangan dan harus segera ditindaklanjuti di UIN Palembang.
#1 Dosen sering hilang, nggak ada kabar
Satu hal yang membuat saya malas banget ketika akan berkuliah adalah menunggu dosen masuk di mata kuliah. Mungkin ada yang akan berpendapat bahwa memang sudah seharusnya mahasiswa menunggu dosen datang.
Jadi begini. Kalau cuma menunggu dosen datang 10-15 menit, menurut saya masih bisa dimaklumi. Masalahnya, kadang kami sebagai mahasiswa harus menunggu sampai jam mata kuliah dosen tersebut habis. Bahkan ada dosen yang sama sekali nggak pernah masuk selama satu semester. Akhirnya yang bisa saya lakukan sebagai mahasiswa hanya menghela napas.
#2 Fasilitas kampus UIN Palembang yang kurang memadai
Sebenarnya kami sebagai mahasiswa nggak pernah berharap besar pada fasilitas kampus. Apalagi mengingat SPP-nya bisa dibilang termasuk murah untuk kalangan kampus negeri di Indonesia. Namun setidaknya pihak kampus menyediakan fasilitas yang layak bagi mahasiswa.
Langsung saja saya kasih contoh nyata. Ada salah satu gedung Fakultas Dakwah yang tampah tidak terawat, tua, dan terkesan angker. Entah kapan terakhir kali gedung itu direnovasi ulang. Selain itu masih ada sejumlah kelas di UIN Palembang yang masih menggunakan kursi kayu bahkan tidak ada kipas angin. Tak heran kalau mahasiswa kerap mengeluh kepanasan saat belajar di kelas.
#3 Proses administrasi yang banyak drama
Sudah banyak sekali cerita pengalaman buruk tentang hal-hal terkait administrasi di kampus UIN Palembang. Salah satunya pengalaman teman saya yang mengurus Kartu Hasil Studi (KHS). Dia bercerita harus menunggu admin kampus dari jam 7 pagi hingga jelang waktu makan siang. Setelah menunggu lama, teman saya malah disambut dengan jutek dan umpatan yang kurang mengenakkan.
Masalahnya hanya karena teman saya belum pernah mencetak KHS dari semester satu. Sementara saat itu dia sudah semester empat. Mungkin teman saya yang salah, tapi kan bisa dibicarakan dengan baik-baik.
Selain itu, pernah juga salah satu teman saya datang ke bagian administrasi di siang hari dan harus menunggu sampai sore jelang waktu pulang. Entah pergi ke mana adminnya padahal waktu itu masih jam kerja. Sebenarnya masih banyak cerita menyebalkan lainnya terkait administrasi di kampus UIN Palembang, tapi cukup segini contoh yang bisa saya bagikan.
#4 Perang keras antarorganisasi di UIN Palembang
Berorganisasi memang sudah menjadi hal lumrah dan penting di lingkungan kampus. Tetapi kalau organisasi tersebut malah membawa beragam masalah atau lebih pantas disebut drama, jadinya kan tidak baik lagi. Malahan kadang drama itu terjadi bukan antarorganisasi, melainkan di lingkup internal organisasi itu sendiri.
Salah satunya adalah kasus kekerasan pada UKMK Litbang di tahun 2022 yang beritanya masuk media nasional seperti Kompas. Kekerasan ini diduga berbentuk pengeroyokan massal terhadap korban. Korban juga dipaksa minum air selokan hingga diancam senjata tajam.
Selain kasus itu, ada juga keributan yang melibatkan adu fisik yang kerap terjadi antarorganisasi di UIN Palembang. Entah apa penyebabnya sehingga terjadi keributan seperti itu.
Sebenarnya tidak semua hal yang terjadi di UIN Palembang adalah hal negatif. Keempat masalah di atas semoga saja bisa menjadi bahan pembelajaran bagi seluruh civitas akademika di kampus UIN Palembang. Harapan saya agar kita bisa sama-sama membenahi berbagai aspek dalam kampus demi terciptanya proses perkuliahan yang baik.
Penulis: Ahmad Hafiizh Kudrawi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Bersyukur Ditolak Unsri dan Diterima UIN Palembang, Ternyata Kampusnya Lebih Nyaman.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.


















