Beberapa hari belakangan, banyak video bertemakan bantuan berupa mi instan wira-wiri di media sosial. Di tengah-tengah kesedihan atas bencana gempa bumi yang melanda Cianjur, netizen malah ramai membicarakan perkara bantuan tersebut.
Banyak yang bilang mi instan nggak baik buat kesehatan. Sebab, selain bikin asam lambung naik, konon mi instan masuk kategori bukan makanan bergizi. Apakah mi instan memang seburuk itu? Di luar pembahasan soal pro dan kontra mengonsumsi mi instan, saya justru tertarik untuk mengangkat sederet fakta menarik yang jarang diketahui terkait produk ini. Apa saja fakta menarik yang nggak diketahui banyak orang itu? Berikut beberapa di antaranya:
#1 Memang diciptakan sebagai makanan darurat
Mungkin nggak banyak orang yang tahu awal mula mi instan diciptakan. Setelah kekalahannya pada Perang Dunia II, Jepang dilanda bencana krisis pangan. Seorang pengusaha bernama Momofuku Ando tergerak untuk membuat makanan yang lebih tahan lama.
Jika sebelumnya membuat semangkuk mi butuh waktu dan proses lama, serta nggak bisa tahan lama, Momofuku Ando pun menciptakan kreasi mi yang bisa jadi solusi di tengah krisis pangan Jepang. Pada tahun 1958, perusahaan Nissin yang didirikan Momofuku Ando pun menjual mi instan untuk pertama kalinya.
Hanya dengan seduhan air panas, rakyat Jepang kala itu sudah bisa menikmati semangkuk mi kuah panas dan lezat. Selain itu, mi instan lebih tahan lama sehingga dapat didistribusikan ke seluruh pelosok negeri dan membantu Jepang keluar dari krisis pangan berkepanjangan.
#2 Dibawa orang merantau hingga menjelajah antariksa
Selain cara masaknya yang mudah, mi instan juga praktis dibawa ke mana-mana. Produk ini memang cocok buat anak kos, pekerja yang merantau, hingga orang yang gemar traveling. Namun, bukan cuma mereka saja yang membawa mi instan sebagai bekal, astronaut yang menjelajah antariksa pun demikian.
Hah? Kenapa para astronaut ini membawa mi instan? Tentu saja karena makanan satu ini praktis. Tinggal buka bungkusnya, seduh air panas, tuang bumbunya, tunggu sebentar, dan mi pun siap disantap. Bahkan dilansir dari Hypebeast.com, Nissin mengembangkan varian mi yang bisa dibawa ke luar angkasa dan dinikmati para astronaut. Varian mi yang diberi nama Nissin Space Cup Noodles itu diformulasikan secara khusus sehingga bisa matang dengan air pada suhu 70ºC.
Baca halaman selanjutnya
#3 Konsumennya banyak dari kalangan masyarakat menengah ke atas
#3 Konsumennya banyak dari kalangan masyarakat menengah ke atas
Mungkin selama ini kita berpikiran bahwa mi instan kebanyakan dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah mengingat harganya yang murah dan keberadaannya mudah ditemui di minimarket atau warung kelontong terdekat. Tapi, tahu nggak sih kalau masyarakat menengah ke atas mengonsumsi makanan satu ini lebih banyak daripada masyarakat menengah ke bawah?
Dilansir dari katadata.co.id, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), semakin sejahtera seseorang, tingkat konsumsi mi instannya semakin tinggi. Tentu saja ini hal yang menarik, ygy. Rupanya bagi masyarakat menengah ke atas, mengonsumsi makanan satu ini bukan cuma untuk mengisi perut yang kosong. Bagi mereka, menyantap seporsi mi instan yang divariasikan jadi berbagai hidangan merupakan semacam healing therapy. Mi instan bukan lagi sekadar makanan pokok, melainkan bertransformasi jadi jajanan enak yang mudah dibuat dalam banyak kreasi makanan modern.
Coba deh perhatikan, sudah banyak video masakan dengan bahan mi instan yang viral ala-ala drama Korea. Bahkan restoran dengan bahan baku mi instan marak di perkotaan, menepis anggapan kalau produk ini cuma dimakan orang pinggiran dan minim pendapatan.
#4 Jadi oleh-oleh mewah khas Indonesia yang wajib dibawa kalau mengunjungi saudara di luar negeri
Kamu punya teman, kolega, atau saudara yang tinggal di luar negeri? Coba deh sesekali saat mengunjungi mereka bawakan oleh-oleh mewah khas Indonesia, apalagi kalau bukan Indomie. Hehehe.
Saya pernah berkunjung ke Korea Selatan dan janjian untuk ketemuan sama salah seorang teman yang kebetulan sedang tinggal di sana. Teman saya ini sudah berpesan pada saya dari jauh-jauh hari untuk membawakan kerupuk, camilan khas Indonesia, dan tentu saja Indomie. Maka jadilah koper saya waktu itu penuh dengan Indomie rebus dan goreng dalam berbagai rasa. Mau ketawa tapi kok saya beneran mengalaminya sendiri.
Lantaran penasaran, saya pun bertanya pada teman saya ini, “Memangnya di Korea nggak ada mi instan?” Tahu nggak teman saya jawab apa? “Ya ada sih, Mbak, tapi harganya mahal. Lagian rasanya juga beda. Enakan Indomie.”
Setelah mendengar jawaban dia, saya jadi paham kenapa banyak orang Indonesia yang kopernya dipenuhi Indomie, Sarimi, Mie Sedaap, SuperMi, dan mi mi lainnya saat mengunjungi kerabatnya di luar negeri. Luar biasa juga ya pamor produk ini.
Itulah empat fakta terkait mi instan yang mungkin nggak diketahui semua orang. Mengonsumsi produk satu ini sebenarnya nggak seburuk itu juga kok, apalagi dalam keadaan darurat. Ya asal makannya juga nggak setiap hari, tiga kali sehari saja, ygy.
Penulis: Arum Weni Yekti Lestari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Keajaiban Mi Instan yang Sering Nggak Disadari Konsumennya.