Jika ada yang bertanya provinsi mana penghasil kuliner terenak sejagat raya, jawabannya sudah pasti adalah Sumatera Barat. Kuliner yang dihasilkan di provinsi ini memang sudah valid dan diakui oleh dunia internasional. Tidak usah bingung, ambil saja contoh rendang. Daging yang dimasak dengan santan ini berkali-kali menduduki peringkat pertama sebagai makanan terenak di dunia. Selain itu, ada pula kuliner Sumbar lain yang bernama nasi Padang.
Buat Anda yang belum tahu apa itu nasi Padang, sepertinya Anda kebangetan. Di seluruh pelosok negeri pasti ada yang menjual panganan nasi satu ini. Ia adalah sosok kuliner yang diisi dengan berbagai macam lauk pauk khas Sumbar. Nasinya disiram oleh kuah gulai atau cincang, kemudian diberikan pucuk ubi, sayur nangka, dan sambal hijau. Ini adalah bentuk basic-nya. Setelah itu barulah Anda bisa memilih lauk yang Anda mau. Semisal rendang, ayam pop, ikan bakar, tunjang, dendeng, bahkan otak pun tersedia. Lengkap pokoknya.
Ia sudah menjadi makanan yang melebihi tingkatan populer di Indonesia. Cita rasa yang ditawarkan sangat enak dan menggugah selera. Penggunaan micin dan rempah-rempahnya yang brutal memberikan kesan goyang pada lidah. Bukan hanya itu, harga dari nasi Padang pun sangat terjangkau. Ada yang harganya sepuluh ribuan untuk sebungkus nasi dengan lauk. Sungguh, ini lebih mengenyangkan ketimbang membeli fast food dengan harga yang sama. Namun, masih banyak dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang saat hendak makan atau ketika makan kuliner ini. Berikut beberapa dosa yang sering terjadi saat makan nasi Padang.
#1 Mengabaikan gulai nangka
Salah satu elemen vital dalam sebuah nasi Padang adalah adanya gulai nangka. Iya, nangka buah. Itulah hebatnya orang Minang. Buah yang seharusnya dimakan langsung malah dibuat menjadi gulai yang nikmat. Gulai nangka memberikan rasa segar dan gurih manis ketika dicampur dengan nasi. Paduan yang sangat klop dengan lauk-lauk lainnya.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum memahami keenakan gulai nangka ini. Banyak yang mengabaikan nangka ini dengan berbagai macam alasan. Ada yang eneg, menganggapnya aneh, dan tidak enak. Hei, Anda belum merasakan kenikmatan saat nangka itu meluncur masuk ke kerongkongan. Dan Anda harus mencobanya!
#2 Menolak pucuk ubi
Masih dalam ranah sayuran, pucuk ubi juga menjadi ciri khas dari nasi Padang. Berbeda dengan sayur lainnya, pucuk ubi di nasi Padang hanya direbus. Jadi saat ia dikunyah, akan menimbulkan sensasi krenyes-krenyes di mulut. Namun, lagi-lagi masih saja ada yang menolak kehadiran pucuk ubi. Beberapa berpendapat bahwa pucuk ubi itu aneh, bukannya dimasak malah direbus saja.
Justru eksistensi pucuk ubi di nasi Padang adalah untuk menetrakan mulut dari semua lauk yang ada. Bayangkan saja! Ada kuah gulai, ada sambal hijau, ada lauk dengan rempah-rempah, dan banyak lagi. Fungsi pucuk ubi adalah menetralkan itu semua dan bermanfaat untuk kesehatan.
#3 Memakai sendok
Tunggu, tidak ada penghakiman di sini. Sebetulnya, saya tidak menyalahkan Anda yang suka makan nasi Padang dengan sendok. Akan tetapi, esensi dari makan nasi Padang adalah menggunakan tangan! Ketika jari jemari diselimuti butiran nasi, potongan daging, sambal, dan aroma kuah gulai. Itulah sensasi sejati yang harus Anda rasakan dengan sebenar-benarnya.
#4 Tidak membayar saat membeli
Ini sih sudah jelas dosa besar, ya. Masa Anda tidak bayar saat hendak beli nasi Padang? Rugi dong penjualnya. Sudahlah, soal ini tampaknya saya tidak perlu membahas lebih panjang, lah, ya. Anda yang masih mengutamakan moral, pasti sudah lebih memahaminya.
Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Audian Laili