Bagi sebagian orang, PS1 adalah sebuah legenda. Cikal bakal e-sport PES atau FIFA bisa dikatakan berasal dari gim Winning Eleven di PS1 ini. Baik dimainkan sendiri ataupun duel bersama kawan, menjadi sesuatu yang menyenangkan pada masanya. Banyak dari mereka yang memamerkan kemampuan dengan berusaha mencari kemenangan melawan temannya.
Berawal dari saling ingin menang itulah, banyak yang mulai melakukan hal-hal cerdik. Bagi mereka yang tidak siap mengantisipasi jurus cerdik itu akan merasa kesal karena kekalahan telah menunggu di depan mata. Maka dari itu, beragam aturan pun diberlakukan untuk membatasi peluang menang dan menjaga arena permainan tetap kondusif.
Sebenarnya, aturan yang dilarang ini sah-sah saja dilakukan. Tetapi, akan membuat permainan timpang karena adanya pihak yang mendominasi permainan. Oleh karena itu, aturan-aturan berikut ini disebut sebagai aturan tidak tertulis yang wajib diikuti oleh umat Winning Eleven PS1 ketika bertanding.
#1 Roberto Carlos dilarang dijadikan sebagai striker
Roberto Carlos aslinya berposisi sebagai bek kiri. Dalam permainan bola di PS1, ia mempunyai kelebihan speed, balance dan shot yang di atas rata-rata. Sekali Roberto Carlos membawa bola, porak porandalah pertahanan tim yang dilawannya.
Itulah yang menyebabkan Roberto Carlos dilarang dimainkan sebagai striker. Lha disimpan sebagai bek saja sudah mengerikan, apalagi jadi striker kan? Apalagi, mas-mas Brazil ini terkenal mempunyai akurasi tendangan bebas yang mematikan.
Aturan ini pun menurunkan aturan-aturan lainnya, seperti Roberto Carlos tidak boleh mengambil tendangan bebas. Bahkan sampai dilarang memakai timnas Brazil dan Real Madrid—tim di mana Roberto Carlos bermain.
#2 Tidak boleh banyak tekel
Aturan ini biasanya mulai berlaku ketika ada seorang pemain yang telah “dibantai” oleh pemain lainnya. Entah karena memang terlalu jago memainkan jari-jarinya di stik PS, atau karena memang tidak ada perlawanan sama sekali. Dan biasanya, solusi akhir untuk melakukan perlawanan adalah: bermain kasar.
Pikiran bermain kasar ini timbul akibat frustasi karena tidak diberi kesempatan memegang bola. Ketika ada pemain lawan membawa bola, lantas langsung dikejar dan melakukan sliding tackle. Konon, istilah “bola boleh lewat, orangnya jangan” timbul dari sini.
Pihak yang telah menang telak pun jadi kesal karena banyak pemainnya berjatuhan akibat permainan keras si pihak terbantai. Tidak jarang, timbul benih-benih pertikaian antar dua orang teman akibat kejadian seperti ini. Untuk itulah aturan tidak boleh banyak menyeleding ini harus disepakati sebelum bermain.
#3 Dilarang memencet Start ketika bertanding
Ini juga merupakan solusi untuk mengganggu konsentrasi dan permainan lawan. Ketika sudah kalah telak, banyak dari mereka yang mengulur waktu dengan mem-pause pertandingan dengan memencet start, entah itu untuk mengutak-atik formasi, mengganti pemain, ataupun hanya ingin membuat kesal lawan.
Tindakan seperti ini pun rawan juga menimbulkan konflik ketika bermain. Tidak jarang ketika seseorang telah berada di kotak penalti dan mempunyai ruang tembak yang bagus, si pemain lawan malah menekan tombol start dan mengganti pemain. Si penendang yang hampir mencetak gol pun kesal karena perayaannya harus tertunda. Apalagi jika tendangannya itu meleset alih-alih menjadi gol.
#4 Dilarang main one-two
Ini merupakan sebuah aturan paling sahih dan tidak bisa diganggu gugat keberadaannya. Kenapa bisa dilarang? Sederhananya, one-two atau lidah saya menyebutnya sebagai “wancu”, adalah sebuah teknik umpan “tektokan” antara dua pemain. Pemain A mengumpan ke pemain B, lalu setelah diterima, pemain B langsung mengumpan balik ke pemain A yang telah berlari menusuk pertahanan lawan. Di PS1, aturan ini bisa dilakukan dengan menekan tombol L1 dan X.
Aturan ini sangat dilarang karena sulit dicari penangkalnya. Seseorang yang kerap memainkan teknik hampir pasti akan memenangkan pertandingan, karena setiap kali wancu terjadi, 95% kemungkinan gol akan terjadi. Konon, banyak pertemanan jadi rusak akibat selisih paham mengenai si wancu ini.
Itulah larangan tak tertulis di Winning Eleven, namun selalu dipegang erat di rentalan PS. Sekali melanggar, kena tekel di kepala.
BACA JUGA 4 Alasan Real Madrid Harus Membeli Kylian Mbappe dan tulisan Fajar Hikmatiar lainnya.