4 Alasan Tutorial Masak di YouTube Terlihat Menyenangkan

4 Alasan Tutorial Masak di YouTube Terlihat Menyenangkan terminal mojok.co

4 Alasan Tutorial Masak di YouTube Terlihat Menyenangkan terminal mojok.co

Sepertinya kita sudah kenyang melihat tutorial masak yang memenuhi timeline media sosial atau melihat cara memasak para chef yang kita banggakan. Sepertinya tutorial masak di YouTube itu hanya datang ke dapur, lihat bahan-bahan masak, nyalakan api, letakkan alat masak, masukkan bahan, dan aduk tipis-tipis sudah jadi. Namun, ketika hal tersebut dipraktikkan tidak semudah itu, Mylov.

Seperti yang diutarakan oleh Mbak Syifa Ratnani Faradhiba Jane dalam tulisannya yang berjudul Jangan Tertipu Video Tutorial Masak yang (Katanya) Mudah dan Murah! Dia mengatakan bahwa anak kos dilarang mengikuti tutorial masak yang ada di YouTube, hingga akhirnya saya membaca sebuah cuitan oleh netizen di Twitter, dan saya ingin menulis dan menganalisanya lagi: sebetulnya apa saja, sih, penyebab acara memasak di YouTube atau TV terlihat menyenangkan? Dan bisa membuat orang yang memasak terus tersenyum bahagia sepanjang prosesnya?

#1 Sudah tersedia wadah dan alat memasak yang keren

Siapa yang nggak ngiri melihat para YouTubers memasak dengan peralatan masak yang menyenangkan? Bahkan kegiatan memasak mereka terkadang sudah disponsori oleh perusahaan penyedia alat masak. Jadi, jangan bayangkan Mama Gigi atau Chef Juna bakal masak dengan wajan yang nggak lengket atau anti panas. Semua sudah di-setting dengan sedemikian rupa sehingga acara memasak mereka menjadi menyenangkan. Betul, tidak ada yang salah sebenarnya jika kita juga memiliki semua peralatan masak atau dapur seperti mereka.

#2 Sudah tersedia bahan-bahan masakannya

Hal yang menyenangkan dari tutorial masak di TV atau YouTube adalah semua bahan masakan sudah tersedia dengan segala takaran dan bentuknya yang sudah bersih. Coba, deh, kalau kamu sendiri yang masak. Realitanya, kamu harus ke pasar terlebih dahulu. Jika belum meminta abang-abang yang jualan di pasar untuk ngebersihin sisik ikan dan ngeluarin isi perutnya, kamu harus melakukannya di rumah. Ikan ,daging, atau ayam bisa bersih saja sudah menjadi sebuah syukur yang tiada tara. Percaya, deh, nggak akan kepikiran buat menimbang bahan-bahan lain terlebih dahulu.

#3 Tidak ada acara makan

Di YouTube atau TV, ketika acara memasak selesai tidak ada yang namanya makan bersama. Ketika acara selesai, tayangan tersebut akan ditutup dengan penyajian makanan yang telah dimasak dan resep untuk informasi masakan tersebut. Bisa dibayangkan nggak, sih, dalam kehidupan sehari-hari apa yang akan dilakukan jika telah selesai memasak: makan bersama dan kalau tinggal bersama keluarga besar akan terasa keriwehannya. Pasalnya, setelah dimasak maka makanan tersebut harus disajikan terlebih dahulu di ruang makan.

#4 Tidak ada adegan cuci piring

Salah satu hal yang menyebalkan setelah memasak dan makan adalah mencuci piring. Baru juga selesai dan kenyang sudah harus ke dapur lagi. Pasalnya, jika piring-piring kotor dibiarkan dalam waktu yang lama akan mengundang segala jenis binatang kecil-kecil untuk hinggap. Mulai dari semut hingga lalat hijau yang membuat seisi rumah menjadi lebih marah.

Di dalam tayangan tutorial masak di YouTube ataupun TV, tidak ada adegan cuci piring. Meskipun ada, sekadar meletakkan di tempat cucian piring dan dengan menyiram dengan air sudah bersih sekali. Bandingkan saja dengan wajan di rumah yang kalau selesai menggoreng membuat kita harus berjuang melawan minyak yang lengket pada bagian bawahnya.

Belum lagi ceceran minyak di kompor dan dapur yang harus kita bersihkan. Dapur di tayangan tutorial masak itu, kok, bisa tetap cling setelah dipakai memasak, ya? Apakah dapur milik mereka bisa membersihkan dirinya sendiri? Wow!

Sungguh, betapa memasak di rumah membutuhkan proses yang sangat panjang. Hal ini betul-betul nggak kayak tutorial masak yang selama ini ditayangkan di YouTube atau TV.

BACA JUGA Tutorial Masak Telur Ceplok yang Aman dan Nggak Muncrat-muncrat dan tulisan Rahma Liasa Zaini lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version