4 Alasan Mengapa Orang Batu Malas Liburan Ke Jatim Park

4 Alasan Mengapa Orang Batu Malas Liburan Ke Jatim Park

4 Alasan Mengapa Orang Batu Malas Liburan Ke Jatim Park (unsplash.com)

Bagi Kota Batu, nama Jawa Timur Park (Jatim Park) itu bukan sekadar tempat wisata. Tempat wisata satu ini sudah menjadi ikon, tidak hanya bagi pariwisata Kota Batu, tetapi juga bagi identitas Kota Batu itu sendiri. Yah, meskipun ia bukanlah tempat wisata yang paling tua atau yang paling autentik di Kota Batu. Tetapi soal popularitas dan ketahanannya di kancah pariwisata, ia boleh jadi salah satu yang terbaik.

Saat ini, Jatim Park boleh dibilang sebagai penguasa pariwisata di Kota Batu. Jatim Park—melalui Jatim Park Group—punya banyak tempat wisata yang tersebar di Kota Batu. Ada Jatim Park 1, Jatim Park 2 (Batu Secret Zoo dan Museum Satwa), Jatim Park 3 (Dino Park, dsb), Batu Night Spectacular (BNS), Museum Angkut, hingga Batu Love Garden (Baloga). Kehadirannya benar-benar menguasai pariwisata Batu, bahkan menguasai seluruh Kota Batu (kalau ini yang tahu-tahu aja, hehehe).

Meskipun menguasai pariwisata Kota Batu, harus diakui bahwa Jatim Park (dan semua tempat wisata lain di bawah Jatim Park Group) bukanlah favorit warga Batu itu sendiri. Kalau orang Batu pengin liburan, pengin berwisata, tempat wisata ini bahkan nggak masuk ke pilihan teratas. Orang Batu kayak sudah malas, bahkan ogah berwisata ke sana.

#1 Harga tiket Jatim Park masih terlalu mahal untuk orang Batu

Kalau kita menengok pricelist tiket masuknya, kita akan tahu bahwa sebenarnya harga tiket masuk tempat wisata satu ini masih masuk akal. Apalagi kalau kita pakai kacamata wisatawan. Tetapi kalau pakai kacamata orang Batu, harga tiket masuknya masih tergolong mahal. Yah, meskipun secara UMR Batu lebih tinggi ketimbang Jogja, tapi tiket masuk Jatim Park ini hitungannya masih mahal.

Sebagai gambaran, di Jatim Park 1, ada beberapa tempat wisata yang tergabung ke dalamnya. Ada Museum Angkut dan ada Museum Tubuh. Nah, untuk bisa berlibur ke ketiga tempat tersebut, pengunjung yang satang setidaknya harus merogoh kocek antara 150-170 ribu per orang. Jatim Park 2 pun harganya nggak jauh beda. Belum lagi Jatim Park 3, yang harga tiketnya malah lebih mahal. Dan yang ditawarkan dengan harga segitu pun nggak bikin orang Batu tertarik juga.

Makanya orang Batu itu malas banget liburan ke sana. Selain karena harganya mahal dan nggak worth it (menurut orang Batu), juga nggak ada hal menarik yang ditawarkan tempat wisata tersebut kepada orang Batu. Lha wong isinya ya itu-itu aja, kok.

Lagi pula bagi orang Batu, duit 150-170 ribu ketimbang buat masuk ke Jatim Park, mending buat makan-makan atau piknik di bukit dekat rumah. Jelas lebih menarik dan menyenangkan.

#2 Liburan di kota sendiri itu rasanya kayak kurang menarik

Alasan lain mengapa orang Batu itu malas liburan ke Jatim Park ya karena liburan di kota sendiri itu nggak menarik. Liburan di kota sendiri itu kayak nanggung aja gitu rasanya.

Kalau orang Batu (yang punya banyak uang) pengin liburan, mereka pasti memilih untuk liburan ke luar kota. Mencari apa-apa yang nggak ada dan nggak ditawarkan oleh pariwisata Kota Batu. Pergi ke pantai di Malang Selatan, misalnya. Atau mungkin sekalian ke Bali atau Jogja. Kalau mereka nggak punya banyak uang, ya mending liburan di rumah. Rebahan, tiduran, atau masak-masak dan makan-makan.

Selama 28 tahun saya hidup di Batu, saya nyaris nggak pernah menemukan orang-orang terdekat saya yang memang niat pergi ke Jatim Park untuk liburan. Kalaupun mereka pergi ke sana, pasti atas keinginan orang lain. Entah itu ada agenda outing sekolah/kantor, atau mengantar saudaranya dari luar kota yang pengin tahu tempa wisata tersebut, atau mungkin karena diajak teman, diajak pacar dari luar kota untuk liburan ke sana.

Nyaris nggak ada orang Batu (setidaknya yang saya temui) yang memang niat pergi ke sana untuk liburan. Lagian, orang Batu udah kerja di Batu, masa iya liburan di Batu juga. Apa nggak bosan?

#3 Banyak orang Batu yang kerjanya di Jatim Park, jadi ngapain liburan ke sana juga?

Ini alasan paling kuat mengapa banyak orang Batu malas liburan ke Jatim Park. Ya karena banyak dari mereka yang kerjanya di sana. Kalau kalian cari tahu para pekerja di sana, mulai yang 1 sampai 3, bahkan di semua tempat wisata lain di bawah Jatim Park Group, lebih dari 75 persen pekerjanya ya orang Batu. Mereka tiap hari ada di sana, ngurusin tempat wisata, bersinggungan langsung dengan wahana-wahana wisata.

Itulah mengapa banyak orang Batu yang malas liburan ke sana. Lha wong kebanyakan mereka kerjanya di sana, kok. Udah kerjanya di sana, masa iya liburannya ke sana juga. Kayak nggak ada tempat lain aja.

Ini sama saja kayak orang yang pekerjaannya sebagai penulis, refreshingnya dengan menulis juga. Ya nggak apa-apa sebenarnya, tapi apa nggak ada kegiatan lain gitu. Main musik, kek, main bola, kek, ngapain, kek.

#4 Target pasarnya memang bukan orang Batu, kok

Sebenarnya wajar mengapa orang Batu itu malas liburan dan berwisata ke Jatim Park. Ya karena target pasarnya memang bukan orang Batu. Ia nggak dibangun untuk memuaskan gairah berwisata orang Batu. Dan orang sini tahu itu, kok. Tempat wisata tersebut dibangun buat para wisatawan di luar Kota Batu, untuk menarik para wisatawan dari luar kota datang ke Batu.

Plus, semua yang dibangun di sana selama ini, nggak ada yang menarik bagi orang Batu. Biasa aja, nggak bikin kepengin juga. Mungkin, satu-satunya hal yang membuat orang Batu tertarik dengan tempat wisata ini ya karena adanya lapangan kerja baru, terlebih ketika Jatim Park terus membangun tempat-tempat wisata baru. Itu saja. Tapi soal wisatanya, jelas bukan menjadi pilihan utama orang Batu kalau kepikiran pengin liburan.

Lalu apakah tempat wisata satu ini recommended? Oh, tentu recommended banget, apalagi kalau kalian bukan orang Batu dan belum pernah ke Batu. Tapi buat orang Batu ya ngapain ke Jatim Park?!

Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Tips Berwisata ke Jatim Park 1 supaya Puas dan Hemat, Saya Tulis karena Banyak Menyesal setelah Pulang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version