Kita semua tahu perempuan sering dicap plin-plan dan suka bingung ketika ditanya mau makan apa. Tapi saya lihat ini masalah semua gender kok.
Sebagai laki-laki yang sering mendengar jawaban “terserah” dari seorang atau beberapa teman perempuan ketika mengajak makan bareng sewaktu istirahat di kantor, saya menganggap jawaban itu wajar. Nggak perlu sampai bilang, “Yah, elu ribet banget. Bilangnya terserah, nanti pas ditentuin apa elu malah nggak mau”. Apalagi soal makan, kita semua kadang selera-seleraan dan “lapar mata”. Awalnya pengin makan apa, begitu liat ada jajanan lain, menu lain, eh, langsung kepengin juga dan ubah rencana.
Saya juga pernah menjadi saksi bahwa yang bilang “terserah” ketika akan makan bareng itu bukan cuma perempuan, tapi juga para lelaki. Hal tersebut hampir selalu saya alami ketika memiliki rencana istirahat bareng dengan beberapa teman lelaki.
“Mau makan apa, nih?” tanya seorang teman.
“Terserah,” jawab seorang teman.
“Apa aja, gue ngikut,” jawab seorang teman lainnya.
“Gue sih yang deket ayok, jauh juga ayok,” teman yang lain menimpali.
“Apa aja dah, yang penting perut ketemu nasi” kata seorang teman lainnya yang sudah kelaparan.
Ujung-ujungnya kami semua makan di warteg tempat biasa kami makan siang pada jam istirahat dan memilih menu yang ada di sana. Kebiasaan ini sering terjadi pada jam makan siang.
Hampir dari kita semua bingung untuk menjawab seketika saat ditanya mau makan apa atau makan di mana. Sebab, kita dipaksa untuk berpikir secara cepat dan nggak jarang mesti sesuai ekspektasi. Terbukti ketika seorang teman mengusulkan sesuatu, teman yang lain kadang menolak dengan bilang, “Eh, jangan di situ, deh. Soalnya blablabla.” Sebab itu, dalam situasi yang secara tidak langsung mendesak dan berasa “ditodong”, orang yang ditanya selalu memberikan jawaban paling aman meskipun kita semua tahu terdengar klise, yakni “terserah”.
Kecuali nih ya, misal sebelumnya kepengin banget makan sesuatu, terus udah direncanakan, bahkan udah ngebayangin gimana enaknya sewaktu makan masakan tersebut. Paling nggak, udah ada tujuan gitu mau makan siang di mana. Misalnya mau ke rumah makan padang, udah kebayang dan bisa ditakar makan rendang enaknya gimana dan harganya berapa. Nah, pasti langsung ke tempat tujuan dan pesan masakan yang dipengin. Nggak pake bingung, nggak bakalan dibilang plin-plan juga.
Permasalahan lain, yang nanya mau makan di mana kadang nggak bisa ngasih keputusan juga. Jangankan keputusan, ngasih saran opsi tempat dan menu masakan aja malah sama bingungnya. Itu kenapa, biar kejadian seperti itu nggak terulang dan nggak saling bingung mau makan apa atau makan di mana ketika bareng-bareng, saya bisa kasih tiga saran yang bisa kalian ikuti, bisa juga nggak.
Tips nggak bingung ditanya mau makan apa atau makan di mana #1 Cek di aplikasi pencari tempat makan
Aplikasi seperti Zomato banyak ngebantu kita semua ketika bingung mau pilih makan apa atau makan di mana. Rating yang muncul pada setiap menu betul-betul memberi gambaran bagaimana kualitas restoran sekaligus rasa masakannya. Meskipun kita semua tahu rating itu subjektif bergantung selera setiap orang.
Tips nggak bingung ditanya mau makan apa atau makan di mana #2 kompakin mau makan apa dan di mana sejak sebelum jam makan siang
Nanya mau makan apa tuh sebaik dan seharusnya sebelum jam makan siang, dong. Kalau perlu H-1 gitu. Biar pas waktunya makan, ya tinggal menuju tempat makannya dan tinggal pesan. Komunikasiin aja via grup WhatsApp, “Besok mau makan siang apa, gaes?” Lebih memaksimalkan fungsi grup chat juga. Atau sekalian bikin list rencana makan seminggu di Google Spreadsheet sekalian.
Tips nggak bingung ditanya mau makan apa atau makan di mana #3 Makan di kantin atau foodcourt biar ada variasi menu
Ini lebih kepada win-win solution, sih. Sudah jelas, karena di kantin atau foodcourt ada banyak menu makanan yang tersedia. Jadi, kalau pun bingung milih menu, tinggal keliling aja, pasti setidaknya ada satu menu yang akan dipilih.
Seharusnya sih setelah ini nggak ada kata terserah lagi ketika bingung mau makan apa, ya. Tapi, kalau masih bingung ya, suka-suka, lah. Terserah.
BACA JUGA Mencari Penyebab Orang Baru Rajin Beres-beres kalau Lagi Sendirian dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.