Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

3 Tipe Pelanggan Laundry, dari Manusia Normal hingga Manusia Kurang Ajar

Vivi Wasriani oleh Vivi Wasriani
29 Oktober 2020
A A
tipe pelanggan laundry mojok

tipe pelanggan laundry mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah dua tahun lamanya kakak saya mendirikan laundry yang terbilang masih sederhana. Di ruko yang tidak lebar juga tidak sempit itu sesekali saya datang untuk membantu. Walaupun masih terbilang usaha baru, pelayanan yang kami berikan sudah level profesional karena sudah menggunakan mesin cuci ala-ala orang kaya yang pintunya bulat itu dan juga menggunakan setrika uap yang nggak bakal bikin baju gosong.

Setiap usaha tentu ada momen pahit manisnya. Selama dua tahun ini, saya memperhatikan para pelanggan yang memiliki berbagai macam watak, dari yang baik hati hingga yang merugikan. Tentu hal ini biasa, lagi pula tidak semua orang itu sama kan. Tapi, menarik juga memperhatikan tipe-tipe manusia seperti ini.

Pertama, tipe yang nggak kenal waktu. Tipe orang yang begini itu ngeselin banget. Biasanya kalau laundry masih buka, dia nggak kunjung datang. Padahal kami sudah menanti dia mengambil pakaiannya. Tidak jarang kakak saya harus menunda setengah jam untuk tutup karena menanti kedatangan pelanggan ini.

Tapi, udah ditunggu lama pun tetap tak kunjung datang. Setelah laundry tutup kami pulang ke rumah dan beristirahat dengan nyamannya, tiba-tiba pelanggan ini menghubungi kami melalui Whatsapp menanyakan apakah laundry masih buka atau nggak. Ya lu pikir aja, Bambang. Laundry mana yang buka di tengah malam begini? Lagi pula kenapa nggak mengambil pakaian dari tadi, atau kalau nggak mau ribet, sekalian besok saja.

Nggak jarang juga saya atau kakak saya harus datang membuka laundry sebentar kalau pelanggannya ngeyel minta ambil pakaian detik itu juga. Ya Allah, berilah hamba kesabaran.

Kedua, tipe manusia normal. Saya bersyukur sekali kalau kebetulan saya sedang membantu di laundry dan mendapat pelanggan yang normal. Tipe begini itu nggak ribet, datang mengantar pakaian kotor, dengan tenang menunggu saya menimbang pakaian dan menuliskan nota, kemudian membayar sesuai biaya yang tertera. Hal sesederhana itu membuat saya lega saat bekerja karena nggak membuat saya mengeluarkan tenaga lebih untuk ngebatin.

Beda cerita kalau saya menghadapi tipe pelanggan pertama tadi, saya harus menahan diri supaya nggak ngomel di hadapan pelanggan. Bisa kabur para pelanggan kalau tahu saya itu sebenarnya judes, hahaha.

Ketiga, tipe yang pergi dan tak kembali. Inilah tipe kurang ajar yang pernah saya temui dan saya berdoa supaya nggak pernah bertemu dengan tipe yang begini lagi. Ceritanya begini, waktu itu hari Minggu, kebetulan kakak saya sedang arisan dan saya yang bertugas menjaga laundry. Datang seorang bapak paruh baya bersama anak laki-lakinya yang sepertinya masih SMP, membawa buntelan kain. Saya nggak bercanda, beliau benar-benar membawa buntelan.

Baca Juga:

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Sialannya, buntelan berisi baju kotor itu gueeede banget dan berat sampai saya nggak kuat untuk mengangkat buntelan tersebut untuk ditimbang. Setelah saya berusaha keras untuk menimbang, ternyata beratnya sekitar 12 kg. Saya pun mencatat data diri beliau beserta berat pakaian dan biaya di nota, seperti biasa. Dan seperti biasanya pula, bayar nanti setelah pakaian sudah bersih juga nggak apa-apa, dan beliau memilih cara pembayaran ini.

Setelah saya buka buntelan berisi baju kotor seberat 12 kg itu, baunya… bangsat, busuk banget. Sialan, ini baju sudah berapa hari dibiarkan membusuk begini. Dalam buntelan tersebut, kondisi baju dalam keadaan basah. Ini istri si bapak tadi tidak bisa mencuci atau bagaimana ya. Ya sudah, lagi pula saya dan kakak saya sudah terbiasa memegang baju kotor beserta baunya masing-masing.

Setelah kami cuci dan jemur seperti biasa, tentu kami lipat dan masukkan dalam plastik. Tidak lupa kami harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menghadapi bau yang saya bilang busuk tadi selama mencucinya. Waktu si bapak ini mengambil pakaiannya beberapa hari kemudian, posisi saya tidak sedang standby di laundry. Setelah beberapa hari kemudian saat saya datang ke laundry seperti biasa, kakak saya bilang bapak tersebut kabur dan tidak membayar.

Katanya, si bapak bernegosiasi dengan kakak saya untuk mengambil pakaiannya dulu, nanti sore beliau akan datang lagi untuk membayar karena saat itu beliau nggak punya uang karena uangnya baru saja dipakai untuk membeli susu anaknya. Entah kena angin apa, kakak saya mengiyakan saja permintaan beliau dan membiarkan beliau membawa 12 kg baju yang sudah bersih serta harum tanpa membayar. Sampai hari dimana saya datang, bapak tersebut nggak pernah datang lagi.

Oalah Pak, mbok yo ngerti, itu baju sampeyan baunya sampai membuat saya lemas tak berdaya, terus berat banget. Bapak pikir berapa banyak detergen dan parfum yang harus kami pakai demi menjadikan pakaian Bapak itu bersih dan harum? Kok tega benar Bapak kabur tanpa membayar. Silakan Anda, para jamaah Mojokiyah yang budiman, membayangkan bagaimana rasanya jadi saya yang harus menghadapi buntelan raksasa berbau busuk dan malah nggak dibayar.

Padahal, di nota yang saya tulis itu ada alamat dan nomor kontak beliau. Tapi, kakak saya menolak untuk menghubungi beliau. Ikhlaskan saja, kata kakak saya. Ya sudah, saya ikhlaskan saja dan berdoa supaya nggak pernah kedatangan pelanggan macam begitu lagi.

BACA JUGA Pengalaman Saya Bersahabat dengan Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri dan tulisan Vivi Wasriani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Oktober 2020 oleh

Tags: binatuLaundrypelanggan
Vivi Wasriani

Vivi Wasriani

Hobi bernapas dan suka makan.

ArtikelTerkait

Bau Kaki di Kedai Kopi, Akar Masalah Sosial Paling Serius

Bau Kaki di Kedai Kopi, Akar Masalah Sosial Paling Serius

20 September 2023
Laundry Adalah Kegiatan Rumah Tangga yang Paling Dihindari Ibu-ibu terminal mojok

Laundry Adalah Kegiatan Rumah Tangga yang Paling Dihindari Ibu-ibu

11 Mei 2021
Dear Pengguna Jasa Laundry Kiloan, Ini lho Hal-hal yang Harus Kalian Pahami sebelum Menggunakan Jasa Kami Terminal Mojok

Dear Pengguna Jasa Laundry Kiloan, Ini lho Hal-hal yang Harus Kalian Pahami sebelum Menggunakan Jasa Kami

4 Desember 2022
Mengenal 3 Macam Tipe Pelanggan Digital Printing terminal mojok.co

Mengenal 3 Macam Tipe Pelanggan Digital Printing

15 November 2020
5 Hal yang Selalu Ada di Warung Madura dan Tidak Disadari Pelanggan

5 Hal yang Selalu Ada di Warung Madura dan Tidak Disadari Pelanggan

16 Februari 2023
laundry pakaian dalam

Laundry Pakaian Dalam Itu Sebenarnya Boleh atau Nggak, sih?

14 November 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.