Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

3 Sisi Gelap Menjadi Apoteker di Apotek Pinggiran Jogja

Nabial Chiekal Gibran oleh Nabial Chiekal Gibran
22 Juli 2025
A A
Aturan Tidak Tertulis Apotek, Sebaiknya Pelanggan Tahu supaya Tidak Merepotkan Apoteker Mojok.co jogja

Aturan Tidak Tertulis Apotek, Sebaiknya Pelanggan Tahu supaya Tidak Merepotkan Apoteker (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bekerja di apotek, apalagi di pinggiran Jogja, itu layaknya menjadi semua resimen tentara dari angkatan udara, laut, dan darat. Harus siap dengan semua medan pertempuran. Tidak hanya urusan orang yang mengeluhkan sakit ataupun obat-obatan saja yang kami urusi, banyak problematika yang kadang bikin mengelus dada. 

Saya tidak bekerja di apotek hijau kuning yang buka 24 jam itu ataupun apotek milik BUMN yang itu. Apotek saya ini cukup merakyat berlokasi di pinggir jalanan Yogyakarta yang dekat dengan rakyat Jogja.

Selama kuliah saya hanya dibekali untuk pelayanan resep obat ataupun memberikan rekomendasi obat mana yang baik untuk keluhan pasien yang datang tidak lebih tidak kurang. 

Ternyata dunia kerja dan dunia kuliah berbeda jauh. Ada banyak variabel yang harus saya rasakan dulu sehingga baru paham. Ibarat kata, kita dilatih berburu rusa ternyata hutannya sarang kancil yang kecil, lincah, nan cerdik itu. Mumet ndak koe kalau kayak gitu?!

Kerja di apotek itu memang ajaib

Saya juga pernah menulis di Terminal Mojok tentang pengalaman saya sebagai apoteker ketemu pasien mancanegara yang berjudul Penderitaan Apoteker yang Kerja di Jogja. Dalam tulisan tersebut saya membagikan keluh kesah seorang apoteker yang pelanggannya mas dan mbak berambut blonde itu.

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya pribadi selama melakukan pelayanan kefarmasian. Buat yang belum tau juga kegiatan transaksi jual beli obat, tanya jawab penyakit, dan minta rekomendasi obat yang teman-teman lihat atau temui di apotek bahasa kerennya pelayanan kefarmasian.

Jadi apa yang kami lakukan sebagai apoteker di apotek itu merupakan bentuk pelayanan, dan secara tidak langsung kami pun merangkap pelayan masyarakat tanpa seragam. Keren nga tu profesine inyong!

Tapi, tulisan ini bukan tentang betapa kerennya situasi yang saya hadapi. Ini rangkuman kejadian random dengan tokoh nonfiktif, yang  tidak dibuat-buat semata-mata untuk hiburan. Tulisan ini saya tujukan untuk adik-adik atau calon mahasiswa farmasi dunia apa yang hendak kalian cemplungi. Siapa tahu ada teman-teman sejawat ataupun mahasiswa farmasi bisa menjadikan tulisan ini sebagai pembelajaran. 

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Modus minta-minta yang diberi bumbu drama

Berjalan dengan tergopoh-gopoh, dan saat berbicara sedikit pelo. Pria yang mendatangi saya saat itu kurang lebih sudah 50 tahun-an. Dirinya meminta pertolongan bahwasanya anak dia pingsan, dan saat itu sedang dibawa ke rumah sakit swasta di Yogyakarta. Datang ke apotek meminta bantuan untuk meminta ongkos ke rumah sakit sekitar 20 ribuan. 

Hanyut ndak tuh kalau teman-teman mendapati orang yang seperti itu? Dan sebelumnya saya sudah kasih tau dengan rekan kerja saya yang notabene korban beliau ini bahwasanya beliau ini suka membuat ulah. Beliau rutin datang ke apotek untuk meminta uang atau beli obat tanpa bayar. Mau tak mau, rekan kerja saya yang menalangi. Dia tipikal orang yang tidak bisa bilang tidak.

Berbeda dengan saya, jadi aktor dadakan dan ikut dengan sandiwara beliau. Jika skenarionya untuk meminta ongkos ya saya tawarkan saja taxi online. Saya yang pesankan, dan saya yang membayar. Dan tahu jawabannya beliau “ndak usah mas 20 puluh ribu saja”. Udah ketebak kan arahnya ke mana?

Dari jawaban ini saya semakin yakin bahwa ini akal-akalannya saja. Benar kata rekan kerja saya, beliau ini individu yang problematik. 

Layaknya aktor watak saya tawarkan kembali hingga percakapan kami layaknya pertandingan sepak bola saling jual serangan. Dan berakhir dengan beliau kelelahan karena meyakinkan saya dengan cerita yang sampaikan sebelumnya.

Beginilah rasanya kerja di apotek pinggiran Jogja. Jelas, saya tidak bisa menolak tegas karena takut dicap nggak punya adab, apalagi pekerjaan saya ini itungannya hospitality. Makin nggak punya ruang untuk mengelak saya. Siapkah kalian menghadapi hal seperti itu?

Pengamen satu senar datang ke apotek

Berbeda dengan yang tadi, oknum yang satu ini datang tanpa diundang apalagi diharapkan kemunculannya tiba-tiba memecah suasana. Jraang, jreeennggg, jrrrooongg nada yang keluar dari ukulele rakitannya dengan satu senar.

Pengamen jenis ini sering membuka pintu apotek dengan kencang dan memetikkan senar nilonnya dengan kencang. Genjrengannya yang jelek saja belum itu hanya memberikan satu tanda: beri saya uang, atau Anda akan dihantui suara ini setidaknya dalam beberapa waktu ke depan.

 Mau tak mau, saya terpaksa beri. Yah, saya tak tahu itu nada minor, yang saya tahu, saya terpaksa nyetor.

Pelancong nyasar minta obat penambah nafsu berhubungan badan

Bekerja di apotek pinggiran Jogja, jelas tak membuatmu terhindar dari pelanggan yang unik dan tak bisa menahan syahwat. Soalnya saya pernah ketemu yang beginian.

Kalau tidak salah ingat mas-mas ini datang saat azan maghrib berkumandang. Datang dengan memakai topi yang kelewat miring, dan hodie buluk ala kadarnya. Terlihat dari jauh gelagatnya sedikit mencurigakan, bikin saya agak siaga.

Bagaimana tidak, sebelum masuk mas yang satu ini berbicara sendiri tanpa lawan bicara. Datang ke apotek, dengan nada yang sedikit menyeret, orang ini bertanya, “Mas ada obat untuk suami istri ndak?”

“Obat suami istri? maksudnya mas kontrasepsi?” 

“Oh bukan. Itu loh mas obat nambah nafsu berhubungan ada?”

“Oh, ndak ada, Mas.”

Pertanyaan dari masnya ini masih dalam kategori wajar, dan umum karena, berkaitan dengan kondisi medis. Hanya saja yang buat saya bingung dengan gelagat masnya ini tanya iseng atau sungguh-sungguh. Apalagi obat yang dicari masnya ini memerlukan resep khusus dari dokter spesialis tidak bisa dibeli tanpa resep. Ada aturan pakai yang perlu diketahui. Jika asal dipakai petaka bisa datang.

Ya inilah peristiwa yang pernah saya hadapi, dan mungkin peristiwa seperti ini akan menjadi masa depan untuk adik-adik mahasiswa farmasi. Tidak ada yang tahu toh, wong Indonesia ini isinya orang-orang yang unik.

Saran saya untuk teman-teman mahasiswa ya persiapkan diri saja untuk bertemu dengan tokoh-tokoh random seperti ini. Kadang menjadi cerita tersendiri.

Penulis: Nabial Chiekal Gibran
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Tipe Konsumen Apotek yang Menghiasi Hidup Apoteker

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Juli 2025 oleh

Tags: apotekapotekerJogja
Nabial Chiekal Gibran

Nabial Chiekal Gibran

Penjual obat yang legal| Penikmat film semua genre kecuali horor| Hanya menyediakan jasa tanya-tanya obat-obatan sisanya tanyakan saja pada rumput yang bergoyang

ArtikelTerkait

Embung Tambakboyo Sleman, Tempat Melepas Penat yang Kurang Terawat

Embung Tambakboyo Jogja Memang Nggak Cocok buat Jogging, Cocoknya buat Mancing!

6 Maret 2025
Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya

Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya: Salah Saya Apa kok Dipisuhi Cak Cuk Terus?

5 September 2023
Orang Wonogiri Layak Dinobatkan sebagai Orang Paling Bakoh Se-Jawa Tengah Mojok.co jogja

Wonogiri, Kota dengan Durasi Lampu Merah yang Singkat, Lalu Lintas Dijamin Lancar!

10 Juli 2024

Harga Parkir dan Makanan ‘Nuthuk’ di Jogja Adalah Warisan Feodal Paling Ra Mashok

2 Juni 2021
Dosa Pedagang Bubur Ayam Khas Jakarta yang Berjualan di Jogja Mojok.co

Dosa Pedagang Bubur Ayam Khas Jakarta yang Berjualan di Jogja

26 Februari 2025
Jogja Istimewa, Harga Kosnya Bikin Pusing Kepala harga kos di jogja

Jogja Itu Aslinya Murah, tapi Jadi Mahal Gara-gara (Gaya Hidup) Pendatang

13 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.