Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

3 Salah Kaprah Paling Laris soal Komunisme

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
16 Juli 2020
A A
salah kaprah komunisme komunis di indonesia mojok.co

salah kaprah komunisme komunis di indonesia mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya mengenal kata komunis pertama kali tentu dari nama Partai Komunis Indonesia (PKI) di buku sejarah sekolah menengah. Gambaran tentang PKI di pelajaran sekolah adalah soal pemberontakan, yang disorot sudah pasti kejadian Prambanan 1926, Madiun 1948, dan Gestok.

Gara-gara gambaran melulu soal pemberontakan (dan lupa menggali mengapa PKI bisa sangat populer meraih simpati rakyat di masa itu), ada sejumlah kekeliruan luar biasa tentang Komunisme di Indonesia. Kalau emang berniat menghalau ideologi ini populer lagi di Indonesia, menurut saya kekeliruan standar tapi masif ini ya harus diperbaiki dulu. Biar nggak blunder debatnya, kan malah kayak orang goblok.

Komunisme tidak sama dengan ateisme

Yang banyak dipercaya orang: orang komunis pasti ateis, orang ateis pasti komunis. Kalau berkaca ke sejarah, Uni Soviet dan RRC di masa Mao Tse Tung memang punya tendensi tidak menyukai agama. Tapi, kamu juga bisa membaca soal Komunisme religius, dimulai dulu dari Wikipedia. Komunis di Indonesia juga bukan komunis ateis, wong dua tokoh komunis terkenal, Tan Malaka dan Haji Misbach, mereka itu muslim yang saleh kok. Jadi tolong jangan kacaukan kedua terma ini ya, gaes.

Juga tidak sama dengan Liberalisme

Sering tuh kejadian, di aksi demonstrasi menentang kebangkitan PKI, ada gitu poster bertuliskan “USIR SEMUA ANTEK KOMUNIS YANG LIBERAL, ORANG-ORANG KOMUNIS LIBERAL TIDAK BOLEH ADA DI NKRI!”

Kalimat di atas nyeleneh abis!

Mencampurkan Komunisme dan Liberalisme jelas ngawur banget. Liberalisme tuh ideologi yang pengin ada kebebasan seluas-luasnya untuk individu, sedangkan Komunisme bercita-cita akhir melahirkan masyarakat komunis tanpa kelas. Udah kelihatan kan perbedaan penekanan subjeknya, yang satu individu, yang satu masyarakat.

Yang lebih parah, saya pernah nemu ujaran Komunisme sama dengan Syiah. Kan makin aneh. Tadi dibilang Komunisme tuh ateis, sekarang malah dikaitkan sama Islam Syiah. Jadi ateis apa nggak nih?

Baca buku Komunisme otomatis jadi komunis

Para pembaca yang budiman, jika seorang pak haji membaca Alkitab (kompilasi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, mohon bedakan dengan Injil yang isinya Perjanjian Baru), terus dia khatam, apakah ia otomatis menjadi Kristen yang taat? Tidak dong. Begitu pula dengan orang-orang yang membaca buku tentang Komunisme, bukan berarti ia otomatis menjadi seorang komunis.

Baca Juga:

Di Toko Buku, Syiah-Sunni dan Komunis-Fasis Tak Pernah Saling Bertengkar

Lho iya kan. Bisa jadi dia mahasiswa atau akademisi. Bisa jadi dia orang kayak Tengku Zulkarnain yang mempelajari Komunisme untuk menyerangnya. Membaca untuk mengetahui kelemahan, kan adalah salah satu strategi juga. Biar apa? Tentu biar nggak salah kaprah. Salah-salah nanti malah nggak tahu komunis itu apa, dan malah diperalat sama orang yang lebih pintar.

Saya pernah mengalami hal serupa, tapi bukan soal Komunisme sih. Saya membaca buku tentang paham wahabi, dan jelas dari judulnya saja tentang bahaya wahabi serta radikalisme. Si anjir, saya malah dituduh dan dipanggil wahabi oleh sekumpulan orang. Untung sudah selesai, saya mah maklum saja waktu itu, sebab namanya juga orang yang belum punya pengetahuan dibandingkan saya. Eh.

Intinya, jangan sampai salah kaprah lagi soal Komunisme. Ada beberapa stigma yang keliru soal Komunisme, dan tentu saja kita perlu mengkaji dan memberitahukan beberapa kekeliruan ini. Semata-mata bukan untuk menyebarkan Komunisme, tapi tentu saja biar nggak bodoh. Lagian, Komunisme itu sudah jadi hantu, sudah usang dan tak laku. Negara komunis sebesar RRC saja sudah sangat kapitalis gitu.

BACA JUGA 5 Definisi Komunisme Menurut Orang Antikomunis di Indonesia dan tulisan Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Juli 2020 oleh

Tags: komunismeliberalisme
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

di toko buku

Di Toko Buku, Syiah-Sunni dan Komunis-Fasis Tak Pernah Saling Bertengkar

3 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.