Kalimantan, atau yang biasa disebut orang luar dengan sebutan Borneo, merupakan pulau terbesar kedua di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia. Saking besarnya, nggak heran jika Kalimantan masih memiliki keanekaragaman hayati yang masih terjaga. Hutan-hutan di sana masih banyak yang belum terjamah manusia. Banyaknya sungai di Pulau Kalimantan juga menjadikannya layak dijuluki Pulau Seribu Sungai.
Pulau yang terbagi 2 oleh dua negara ini membuat pertukaran penduduk Indonesia ataupun Malaysia menjadi biasa karena dua negara ini bisa dilalui lewat jalur darat. Pulau yang terbagi atas 5 provinsi ini juga memiliki beragam etnis budaya seperti Dayak, Melayu, Banjar, Tionghoa, Bugis, dan masih banyak lainnya. Tak heran jika Kalimantan punya bahasa daerah yang cukup beragam.
Perpindahan penduduk ke pulau lainnya juga menjadi hal yang wajar, entah itu menempuh pendidikan, mencari kerja, bahkan mencari jodoh. Seperti saya yang sudah 4 tahun saya tinggal di Jogja menjadi mahasiswa perantau dari Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat.
Selama berada di Jogja, saya menemui teman-teman mahasiswa dari berbagai daerah lainnya yang punya pertanyaan untuk saya soal Kalimantan. Dan di antara beberapa pertanyaan tersebut, ada 3 pertanyaan nyeleneh yang sering mereka lontarkan pada saya seputar Pulau Kalimantan. Apa saja sih pertanyaannya?
#1 “Di sana hutan doang, ya?”
Hei, orang-orang yang suka tanya beginian, Kalimantan memang memiliki kawasan hutan hujan tropis terluas di Indonesia dan bahkan diakui oleh dunia, namun bukan berarti di sana isinya hutan doang. Dari zaman sekolah dulu kita sudah belajar tentang provinsi yang ada di Indonesia, dan tentu saja tiap provinsi punya ibu kota masing-masing. Belum lagi ibu kota kabupaten di tiap kabupaten. Ya masa cuma ada hutan?
Memang ada sebagian benarnya sih kalau di Kalimantan “hutan doang” lantaran infrastuktur di sana juga baru-baru ini saja digenjot kencang pembangunannya atas rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. Tapi ya bukan berarti di sana hanya ada hutan, hutan, dan hutan, dong. Ada bangunan dan kantor pemerintahan juga lah.
#2 “Ada mal nggak di sana?”
Dikira Kalimantan isinya kota kecil saja? Coba lihat kota maju kayak Balikpapan, tentu saja ada mal di sana. Masing-masing ibu kota provinsi ataupun kotamadya di Pulau Kalimantan biasanya punya tempat hiburan berupa mal. Mau mal kecil atau besar di sana juga ada.
Di kampung halaman saya saja, Pontianak, ada 3 mal, lho. Ada Mal Matahari, Ayani Megamall, dan yang terbaru Gaia Mall. Sebenarnya ada lagi mal yang sedang dalam proses pembangunan dan merupakan salah satu mal terbesar di Kalimantan, yaitu Mall of Borneo, tapi nggak tahu kapan rampungnya.
#3 “Kalian orang Malaysia, ya?”
Ini pertanyaan paling nyeleneh yang pernah dilontarkan kepada saya dan mungkin pembaca dari Kalbar, khususnya Pontianak dan sekitarnya, pernah mengalami hal serupa. Waktu itu saat ospek, saya bertemu dengan maba dari kota yang sama. Kami pun menggunakan bahasa daerah Pontianak, yakni bahasa Melayu. Bahasa kami ini memang mirip dengan Malaysia dan nggak jauh beda dengan bahasa Melayu Sarawak. Eh, dikiranya kami orang Malaysia, dong, waktu orang lain mendengar percakapan kami.
Duh, please, Indonesia itu memiliki beragam etnis dan ras, tentu saja hal ini mempengaruhi bahasanya. Bahasa Melayu yang kita kenal memang resmi bahasa Malaysia, tapi bukan berarti bahasa daerah Pontianak itu menunjukkan kalau saya orang Malaysia, dong. Perlu diketahui, sama seperti suku lainnya, orang-orang dari Suku Melayu juga menyebar ke daerah lain, dan karena di Pontianak mayoritas penduduknya adalah orang Melayu, makanya di sana bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa sehari-hari.
Itulah 3 pertanyaan nyeleneh yang sering dilontarkan soal Pulau Kalimantan pada saya. Apakah di antara kalian juga ada yang dari Kalimantan dan suka ditanyain aneh-aneh oleh orang lain saat tengah merantau? Yuk lah, kita curhat bersama di kolom komentar.
Sumber Gambar: Unsplash