3 Perlintasan Kereta di Bandung yang Sebaiknya Dihindari

3 Perlintasan Kereta di Bandung yang Sebaiknya Dihindari terminal mojok.co

3 Perlintasan Kereta di Bandung yang Sebaiknya Dihindari (Unplash.com)

Setelah membaca tulisan Mas Maulana yang menceritakan “3 Palang Kereta yang Sebaiknya Dihindari di Solo”, saya langsung kepikiran bikin versi serupa dengan lokasi yang berbeda. Lokasi tersebut adalah di kota tempat saya tinggal, yakni Kota Bandung.

Saya punya prinsip, kalau mau lihat kemajuan sebuah bangsa, lihat saja lalu lintasnya. Salah satunya adalah di perlintasan kereta apinya. Saya sering melihat perlintasan kereta di Jepang. Tentu saja ini lewat gambaran manga, anime, atau film Jepang. Kesannya indah dan tertib banget, beda banget sama di Indonesia. Pejalan kaki, pesepeda, pengendara sepeda motor, pengemudi mobil, hingga sopir bus atau truk antre tertib dengan latar belakang lonceng tanda kereta yang melintas.

Di Kota Bandung, ada sejumlah perlintasan kereta api yang sebaiknya kamu dihindari. Alih-alih estetik seperti gambaran manga, anime, atau film Jepang, kalian bisa sakit kepala kalau melewati palang kereta yang saya sebutkan di bawah ini.

#1 Perlintasan Kereta Kiacaracondong

Perlintasan kereta Kiaracondong adalah palang kereta paling chaos di Kota Bandung. Ia berbatasan langsung dengan Stasiun Kiaracondong dan terletak persis di bawah Flyover Kiaracondong. Inilah yang membuatnya sering dipadati pengendara kendaraan bermotor. Sudah begitu, letaknya tidak jauh dengan Pasar Kiaracondong dan Griya Kiaracondong. Bahkan, ada pertokoan di sisi kiri dan kanannya maupun permukiman warga yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.

Setiap melewati palang kereta ini, saya selalu dibikin geleng-geleng kepala. Pasalnya, banyak pengendara sepeda motor yang nekat melawan arah untuk berbelok ke kanan atau kiri jalan. Sudah begitu sebagian besar di antaranya tidak menggunakan helm, tidak memakai masker, boncengan bertiga, sampai banyak yang menerobos palang kereta yang sudah berbunyi. Betul-betul nggak sayang nyawa!

Puncaknya, 4 Desember yang lalu, Petugas Dishub sampai dikeroyok tiga orang tak dikenal. Ini terjadi ketika mereka diminta untuk tidak memaksakan diri melintasi perlintasan kereta api saat akan ditutup. Alih-alih malu dan mentaati arahan petugas, tiga orang tersebut malah memukuli Petugas Dishub yang sedang bertugas. Padahal beberapa meter dari situ terletak Kantor Polsek Kiaracondong. Memang nggak ada takut-takutnya! Untung kejadian tersebut viral karena sempat direkam dan diunggah di dunia maya. Dan Anda bisa tebak apa yang terjadi setelahnya.

Seperti yang disinggung di atas, perlintasan ini macet karena aktivitas Pasar Kiaracondong, aktivitas keluar masuk kereta di Stasiun Kiaracondong, dan banyak masyarakat yang ngeyel melanggar lalu lintas. Makanya, Kiaracondong sampai dijuluki sebagai “Gotham City” saking chaos-nya tempat ini.

#2 Perlintasan Kereta Abdul Rahman Saleh

Ia terletak di Jl. Abdul Rahman Saleh. Sama seperti palang kereta Kiaracondong, palang kereta ini chaos banget. Pasalnya, banyak pengendara sepeda motor yang nekat melawan arus untuk bisa melintas ke Jl. Maleber Utara. Padahal apa susahnya untuk memutar di tempat yang seharusnya? Toh, nggak bakalan sampai setengah jam, kok!

Beberapa faktor yang membuatnya macet, banyak angkot yang ngetem beberapa meter dari perlintasan keretanya. Di sekitaran situ juga banyak sekolahan, tiga minimarket yang berjejer, hingga pedagang yang berjualan di situ. Selain itu, letak perlintasan ini tidak jauh dari Bandara Internasional Husein Sastranegara. Bisa ditebak, jadinya ya macet banget!

#3 Perlintasan Kereta Cimindi

Perlintasan kereta ini terletak persis di garis perbatasan antara Kota Bandung dan Cimahi. Oleh karena itu, lalu lintas di sini padat banget.

Untuk pengendara sepeda motor yang belum pernah melewati perlintasan kereta Cimindi, saya sarankan ekstra hati-hati. Pasalnya, rel keretanya licin banget, apalagi kalau habis hujan. Musim kemarau aja licin banget. Saking licinnya, hampir setiap kali saya melewati perlintasan kereta ini, ada aja pengendara sepeda motor yang terjatuh. Nggak sakit sih, tapi malunya itu, lho! Sampai tulisan ini dibuat, untungnya saya belum pernah jatuh di sini. Tapi, semoga jangan sampe, deh!

Licinnya rel kereta api ini sudah dikenal oleh warga Kota Cimahi sejak lama. Bahkan saat Anthony Sinisuka Ginting meraih medali perunggu pada Olimpiade Tokyo yang lalu, warga Cimahi dengan bangganya berkata “Anthony Ginting sudah digembleng dengan sering jatuh di rel Cimindi! Makanya, ia tidak pantang menyerah dan selalu mampu bangkit setiap jatuh di lapangan!”

Itulah tiga perlintasan kereta di Bandung yang harus kamu hindari. Saat ini Dishub Kota Bandung dan sejumlah relawan Komunitas Edan Sepur rajin memberi edukasi pada masyarakat supaya nggak nekat menerobos perlintasan kereta. Cara yang mereka lakukan yakni dengan membentangkan spanduk dan pidato di perlintasan kereta yang sudah saya sebutkan tersebut. Mereka juga tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat supaya pakai helm, tidak melawan arus, dan selalu menggunakan masker setiap kali ke luar rumah. Yuk, kita tertib berlalu lintas biar generasi penerus bangsa bisa tertib berlalu lintas.

Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version