“Saya punya satu teman Komisi II, tiga hari lalu baru meninggal, saya sampai ngemis-ngemis saya punya Ketua Fraksi PAN, saya punya teman dari Wakil Ketua Komisi 9, saya punya Ketua Umum PAN, semua mengemis-ngemis ke Medistra untuk ada ruangan. Itu sampai segitunya,” tutur Bu Rosaline Rumaseuw Wasekjen DPP PAN soal RS khusus pejabat, dikutip oleh Detik.
Duh, sedih nian, pejabat sampai ngemis-ngemis. Cerita pejabat tak dapat kamar di RS ini lebih meyedihkan dari ribuan kasus rakyat jelata melata dengan persoalan yang serupa.
Kritik Bu Rosaline sangat tepat, Kemenkes seharusnya memang waspada sejak berita COVID-19 muncul di Wuhan, China. Tapi kenyataannya, di pertengahan Februari 2020, Pak Terawan malah melempar guyonan menyebut warga Indonesia bebas dari virus karena faktor imunitas dan doa, “Secara medis, doa. Semua karena doa saya yakin.”
Guyonan tersebut setipe joke bapack-bapack pengajian tiap kali diingatkan untuk taat prokes, masih lestari sejak awal pandemi sampai sekarang, “Tidak ada orang rajin shalat yang kena corona karena tubuhnya selalu bersih berkat air wudu.”
Ngadi-ngadi nih bapack-bapack. Di-sweeping Habib Rizieq baru tahu rasa nanti!
Jadi wajar dong Bu Rosaline resah, lah wong penyelenggara negara sampai rakyat jelata melata, sejak awal pandemi sampai sekarang, selow begitu. Kasihan loh nasib pejabat, khususnya anggota dewan dari PAN, yang tak dapat kamar karena ledakan kasus COVID-19 membuat faskes kewalahan dan terpaksa harus menolak pasien. Kalau PAN bubar karena politisinya habis nanti gimana? Eh.
Saya harap semua bisa segera sadar, jangan semaput berkepanjangan, pejabat itu harus selamat, tidak bisa tidak. Toh kalau rakyatnya punah akibat COVID-19 mereka (((para pejabat))) bisa saling memilih satu sama lain saat Pemilu.
Sebagai win-win solution, supaya semua pihak bisa terhindar dari malapetaka, saya ada usulan 3 lokasi yang cocok untuk membangun RS khusus pejabat.
Lokasi yang cocok #1 di Hambalang
Ada warganet yang menyarankan pondasi gedung RS khusus pejabat dari Play-Doh saja. Saya nggak setuju, sudah Play-Doh harganya mahal, hasilnya pasti meleyot pula.
Daripada keluar biaya lagi untuk peroleh bangunan yang sudah pasti meleyot, mending manfaatkan yang sudah ada di Hambalang. Sama-sama meleyot, kok, ngapain harus bikin anggaran baru?
Bu Rosaline Rumaseuw Wasekjen DPP PAN pasti setuju dengan usul saya ini karena saat Hambalang dibangun, PAN ada dalam barisan koalisi. Kalaupun perlu perbaikan di sana-sini ya wajar, wis tho pokok yaqueen bangunan setengah jadi di Hambalang itu bisa dipakai, atau kalau perlu minta nasehat ke Pak SBY.
Memang biaya yang diperlukan pasti sangat besar. Kalau terlalu sulit, apa cari bangunan yang sudah ada saja? Cus, lanjut ke lokasi ke-2.
Lokasi yang cocok #2 di Gedung MPR/DPR
Beberapa tahun lalu, saya mondar-mandir ke gedung yang wingit ini karena urusan pekerjaan, luas sekali. Kompleks gedung sebesar itu jika dibangun tenda darurat di parkiran untuk taruh bed pasien Covid-19 bahkan bisa menampung keluarga anggota dewan segala. Cocok buat jadi RS khusus pejabat sepertinya.
Dirawat sekaligus bekerja di tempat yang sama, wow banget, efisien. Saat rakyat diharuskan Work From Home untuk membatasi mobilitas, pejabat bisa Stay At Work (seperti para nakes selama pandemi ini) dan fokus memikirkan persoalan negara. Dengan begitu semoga semua pihak bisa “shelter in place”, seirama mengatasi pandemi.
Lagi pula karena fasilitas gedung sudah ada dan sudah rapi, biaya bisa ditekan. Tinggal menempatkan alat dan tenaga kesehatan.
Jika biaya masih menjadi masalah, terutama untuk pengadaan alat canggih yang sangat mahal seperti ECMO, mungkin bisa dibangun faskes yang biayanya lebih murah di gedung DPR/MPR. RSJ khusus pejabat misalnya?
Lokasi yang cocok #3 di dalam hati
Karena biaya memang persoalan pelik, terutama di masa pandemi, dan gedung DPR/MPR sepertinya memang lebih cocok menjadi RSJ khusus pejabat, mau tidak mau hanya 1 saja lokasi yang tersisa, yaitu di dalam hati.
Lokasi ini paling tepat urutan nomor satu. Dari segi biaya sangat ekonomis, dari sisi AMDAL bahkan tanpa cacat cela karena tidak ada dampak yang merugikan lingkungan. Jangankan rakyat yang saat ini sedang bersusah hati, saya rasa bahkan buzzerRp dari kubu mana pun dan SJW akan setuju.
Jangan remehkan kekuatan hati, banyak sekali persoalan negara seperti kasus pelanggaran HAM dan kerusakan lingkungan yang diatasi oleh Pak Jokowi di dalam hati, hambok diteladani~
Ditulis Pram dalam Arus Balik, “Biarlah hati ini patah karena sarat dengan beban, dan biarlah dia meledak karena ketegangan. Pada akhirnya perbuatan manusia menentukan, yang mengawali dan mengakhiri. Bagiku, kata-kata hiburan hanya sekadar membasuh kaki. Memang menyegarkan. Tapi tiada arti. Barangkali pada titik inilah kita berpisah…”
Dahlah~
BACA JUGA Tak Perlu Malu Jadi Buruh Pabrik, Malulah kalau Jadi Pejabat Korup dan tulisan Aminah Sri Prabasari lainnya.